Tradisi Sulit Terhenti

Tradisi Sulit Terhenti

BELO HORIZONTE – Chile harus menerima konsekuensi atas statusnya sebagai runner-up Grup B. Mereka harus bentrok melawan tuan rumah sekaligus favorit juara Brasil di babak 16 besar yang berlangsung di Estadio Mineirao malam nanti (tayangan langsung Antv/TV One pukul 23.00 WIB). Brasil memang lebih diunggulkan pada laga ini. Selain materi pemain yang lebih gemerlap, Selecao -julukan Timnas Brasil- juga punya tradisi bagus melawan Chile. Brasil belum pernah kalah dari Chile sejak 14 tahun silam. Kali terakhir Chile mempermalukan Brasil adalah, saat mereka menang 3-0 di babak kualifikasi Piala Dunia 2002. Chile juga tak pernah mengalahkan Selecao saat laga berlangsung di Brasil. Total, dalam 26 kali pertemuan di Brasil, Chile sudah menelan 20 kekalahan dan enam kali seri. Catatan pertemuan mereka di Piala Dunia juga lebih berpihak kepada tim Samba, julukan lain Timnas Brasil. Dimana, dalam tiga kali pertemuan di Piala Dunia, Brasil selalu sukses menaklukkan Chile. Masing-masing di semifinal 1962, babak 16 besar 1998 dan babak 16 besar 2010. Nah, handicap itulah yang membuat Chile diyakini sulit mematahkan tradisi selalu keok setiap bertemu Brasil. Namun, Fred mengingatkan rekan-rekannya agar tidak terlena dengan rekor pertemuan. Bomber Brasil itu menilai, Chile sekarang lebih solid ketimbang saat terakhir mereka bertemu di laga uji coba tahun lalu. “Di Piala Dunia ini, Chile bermain dengan taktik yang kuat. Mereka bermain dengan penuh komitmen. Mereka juga mempunyai pemain-pemain yang mampu membuat pembeda di lini depannya. Saya rasa mereka akan langsung melakukan strategi menyerang. Kami pun juga demikian,” kata Fred kepada AFP. Pelatih Brasil Luiz Felipe Scolari juga tak berani sesumbar. Baginya, Chile tetap punya potensi untuk menyulitkan pasukannya. “Jika saya bicara soal Chile, banyak yang bilang Chile bukan tim yang bagus. Tapi, saya sudah mengenal bagaimana kinerja yang ditunjukkan pelatih (Jorge) Sampaoli dan para pemainnya. Kami benar-benar tahu bagaimana cara bermain mereka,” ujar Scolari kepada Associated Press. Namun, Scolari mengaku sudah mengantongi kelebihan permainan Claudio Bravo dkk. Mulai dari bagaimana kecepatan para pemainnya, hingga organisasi serangan mereka yang mematikan. Kelebihan itu harus diwaspadai Brasil yang baru kelihatan sempurna pada laga terakhir fase Grup A saat menggilas Kamerun 4-1. “Dari laga terakhir itu kami sudah dapat menemukan alur permainan terbaik kami. Faktanya, kami sudah mampu menggenjot kemampuan passing dan marking,” beber pelatih berusia 65 tahun tersebut. Sebaliknya, ada satu hal yang masih harus ditingkatkan oleh Scolari. Lapangan tengah akan menjadi fokus utamanya dalam pertandingan kali ini. Buruknya performa Paulinho akan segera diatasi dengan mencoba memainkan Fernandinho sebagai starter. Apalagi, pada sesi latihan terakhir di Teresopolis, Rio de Janeiro, Kamis lalu (26/6), Fernandinho sudah menunjukkan dirinya layak menggantikan Paulinho. Sebaliknya, nyaris tak ada perubahan komposisi di kubu Chile. Sampaoli tetap mempertahankan formasi pemainnya ketika Chile dihentikan pemuncak klasemen Grup B, Belanda dalam laga pemungkas, pekan lalu. La Roja -julukan Timnas Chile- juga enggan dipandang sebelah mata. “Kami datang ke Brasil untuk membuat sejarah,” koar Alexis Sanchez, bomber Chile kepada Reuters. Pemain berusia 25 tahun tersebut menganggap, pertarungan melawan Brasil tidak sama seperti ketika mereka mempermalukan Spanyol. “Pertandingan berikutnya adalah tentang siapa yang lebih unggul dari sisi ketahanan fisik, dan siapa yang lebih punya mental besar. Di antara kami mungkin masih berteman, tetapi di lapangan, kami siap bermain lebih ganas, kami akan bermain layaknya anjing pitbull,” klaimnya. Kubu Chile juga meyakini bahwa tekanan yang dirasakan Brasil lebih besar. Karena itu, Claudio Bravo selaku kiper sekaligus kapten tim mengisyaratkan bahwa dia dan rekan-rekannya akan bermain lebih lepas. “Kami hanya berpikir bagaimana memainkan pertandingan kami selanjutnya, dan bermain solid seperti yang kami lakukan saat melawan Spanyol dan Belanda,” tutur Bravo yang sudah resmi menjadi penggawa Barcelona itu. (ren/bas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: