Pelaku Vandalisme Bisa Dipidanakan
KUNINGAN – Jika pelaku vandalisme bergambar mirip Bupati Hj Utje Ch Suganda di tembok Jalan Kepuh ketahuan, Pemkab Kuningan tidak segan-segan untuk memidanakan. Ini ditegaskan Wabup H Acep Purnama MH usai mengikuti halalbilhalal di DPRD Kuningan kemarin (7/8). Acep menegaskan, perilaku vandalisme di tempat-tempat umum jelas dilarang. Untuk itu pihaknya mengimbau masyarakat, khususnya kaum generasi muda agar jangan melakukannya di sembarang tempat. Pihaknya mempersilakan aktivitas corat-coret, namun di tempat yang sudah disediakan. Selain itu, orang kedua di kota kuda itu pun meminta agar masyarakat menjaga sopan santun. Pemasangan foto bergambar mirip bupati dengan kumis baplang, menurutnya tidak beretika. “Karena siapa pun di antara kita adalah sesama warga Kuningan. Jangan sampai memasang foto-foto orang atau nyobek baliho orang,” pintanya. Dia meminta agar jangan menyebar fitnah atau menimbulkan syak wasangka. Menurutnya, ini berlaku pada gambar siapa pun baik bupati, wabup, alim ulama maupun tokoh masyarakat lainnya. Dia tidak setuju jika mereka diperlakukan seperti itu. “Kalau ketahuan siapa pelakunya maka saya akan pidanakan. Sayang kita tidak tahu siapa orang yang berani melakukan perbuatan tidak sopan tersebut,” tandasnya. Kepada Satpol PP, pihaknya selalu menegaskan untuk memantau setiap jengkal wilayah Kabupaten Kuningan agar suasana aman dan nyaman terjaga. Dia juga yakin aparat kepolisian pun demikian. “Kalau ada lagi yang corat-coret sembarangan Satpol PP akan langsung menghapusnya. Dan saya juga mengimbau kepada siapa pun untuk tidak melakukan vandalisme di sembarang tempat, apalagi tidak beretika,” tegas Acep. Apakah ada kelompok orang yang benci kepada kepala daerah? Ia menggeleng-gelengkan kepala. Kalaupun ada ketidaksukaan, Acep meminta agar bicara langsung secara sportif. Sebab bupati bersama dirinya pun siap untuk dikritisi apabila terdapat kebijakan yang dianggap tidak berpihak pada rakyat. “Intinya jangan iseng saja, karena nanti kalau ketahuan bisa dipidanakan,” tukas ketua DPC PDIP Kuningan itu. AKTIVIS PEREMPUAN KECAM PELAKU VANDALISME Aksi vandalisme bergambar mirip Bupati Hj Utje Ch Suganda, memicu reaksi dari kalangan aktivis perempuan. Dengan memasang kumis tebal pada sosok yang ditenggarai perempuan, dinilai sebagai bentuk pelecehan terhadap perempuan. “Saya kira tidak wajar kalau ada aksi vandalisme dengan memuat gambar sosok berseragam mirip Bupati ditambahi sebuah kumis. Saya sebagai perempuan tidak terima jika fisik perempuan dilecehkan,” kata Meli Puspita yang juga menjabat ketua GMNI Kuningan itu, kemarin (7/8). Sebagai warga negara yang baik, seharusnya bisa lebih menghargai sosok pemimpin yang telah menjadi pilihan rakyatnya. Kalaupun ingin mengkritisi kinerja bisa dilakukan secara baik-baik dan sopan, serta bisa disampaikan langsung agar lebih solutif. “Saya juga tanda tanya besar apa maksud dan tujuan pelaku mengilustrasikan gambar tersebut di tempat umum. Saya yakin di dalam setiap tindakan pasti ada sebab dan alasannya,” duga Meli. Kalau diterjemahkan, penambahan kumis pada gambar mengingatkannya pada sosok yang pernah menjadi orang nomor satu selama dua periode yakni H Aang Hamid Suganda. Ditambah lagi tulisan ‘istri solehah’. Ia menduga, maksud pelaku menganggap bupati saat ini hanyalah sebagai simbol belaka. “Karena mungkin eksistensi Pak Aang masih berpengaruh besar di Kuningan. Ditambah lagi prestasi Pak Aang sebelumnya yang melangit, yang selalu mendapatkan penghargaan dalam setiap bidang yang diikutsertakan. Akhirnya beliau dinobatkan sebagai Bapak Pembangunan,” paparnya. Namun setelah tahta berpindah ke istrinya, justru gagal mempertahankan prestasi yang telah ditorehkan. Piala adipura contohnya atau penghargaan kalpataru yang pernah disabet Aang. Padahal Kuningan telah dicanangkan sebagai kabupaten konservasi yang seharusnya lebih memerhatikan keadaan alam dan pelestarian lingkungan. “Jika pemerintah cermat dan kita semua sebagai masyarakat cermat dalam menanggapi permasalahan ini, hal ini seharusnya dijadikan sebagai bahan kajian bagi pihak pemerintah khususnya bagi Bupati Kuningan. Mengingat sudah memasuki tahun pertama menjabat,” kata Meli. Hal ini juga bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk kepemimpinan Utje-Acep yang membawa visi misi MAS (mandiri, agamis, dan sejahtera). “Hal apa saja yang telah keduanya persiapkan dan lakukan beserta jajarannya untuk mewujudkan Kuningan yang MAS? Sudah sejauh mana? sebagai masyarakat Kuningan kita berhak untuk mengingatkan akan program-program yang pernah mereka lontarkan di masa kampanye dulu,” ucapnya. Sudahkah Kuningan menuju mandiri, sambung Meli, ketika untuk berwirausaha saja masih tersendat modal. Selain itu, ketika mencari pekerjaan saja masih sangat sulit dan masih banyak pemuda yang menganggur. “Kemudian terwujudnya Kabupaten Kuningan yang agamis, apakah hanya dengan sebagai tuan rumah lomba MTQ se-Jabar saja Kuningan sudah dikatakan sebagai kabupaten yang agamis? terlebih sering kita jumpai di beberapa tempat wisata pemuda-pemudi yang berperilaku tak sepantasnya sebagai pemuda yang berpendidkan,” tambahnya. Pergaulan yang melampaui batas, kata Meli, seakan melupakan kepribadian budaya Indonesia, melupakan budaya \'urang sunda\'. Berbicara soal kesejahteraan sudah barang tentu akan didapat ketika upaya kedua misi diawal terpenuhi terlebih dulu. “Jadi saya sebagai aktivis perempuan mengecam keras vandalisme yang meremehkan perempuan. Sehingga harus diusut tuntas agar tidak terulang. Saya juga meminta agar dijadikan hikmah dan dijadikan bahan evaluasi bagi kepemimpinan Utje-Acep selama setahun ini,” pungkasnya. (ded)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: