Penunjang Usaha Perikanan

Penunjang Usaha Perikanan

UNTUK mewujudkan pembangunan Jalan Lingkar Gebang ini, Pemerintah Kabupaten Cirebon akan melibatkan banyak organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, di bawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Tahapan demi tahapan telah dan akan dilakukan oleh dinas-dinas terkait sesuai dengan fungsinya masing-masing. Kepala Dinas Bina Marga Ir Aviv Suherdian MT melalui Kepala Bidang Bina Teknik Ir Teti Meirawati mengungkapkan, Jalan Lingkar Gebang akan dirasahakan manfaatnya oleh masyarakat di kawasan tersebut. Sebab, kendaraan umum dan pengangkut hasil perikanan yang biasanya melintasi permukiman warga, nantinya akan dialihkan ke akses jalan baru tersebut. “Pembangunan Jalan Lingkar Gebang ini sebenarnya sudah direncanakan beberapa tahun yang lalu. Namun baru bisa dilaksanakan tahapan yaitu pada tahun 2014 ini. Karena ada banyak tahapan yang akan dilaksanakan untuk membangun,” ujar Teti didampingi Kepala Bidang Peningkatan Jalan, Ir Gatot Rachmanto. Dinas Bina Marga akan mengambil peranan dalam pembangunan fisiknya, Dinas Cipta Karya akan menangani pembebasan lahan, Dinas Perhubungan menangani rekayasa lalu lintas, Dinas Kelautan dan Perikanan menangani pengaturan kawasan bahari dan pemanfaatan jalan, sedangkan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) akan menangani analisa dampak lingkungan (amdal). Jalan Lingkar Gebang, kata Teti, nantinya akan menjadi penunjang adanya pelabuhan ikan di Gebang. Pembangunan ini merunut pada master plan yang dibuat Bappeda. Akses jalan ini juga akan mendukung wisata bahari yang ada di Gebang. Jalan lingkar ini rencananya akan dibangun sepanjang 1,6 kilometer dengan lebar 18 meter. Jalan ini akan dimulai dari turunan Fly Over Gebang ke arah Losari dan titik akhirnya ada di PPI Gebang. Bila dilihat dari udara, jalan ini akan menyerupai bentuk huruf L. “Kita akan buat jalan ada dua lajur yang ditengahnya akan dikasih median. Nah lebar secara keseluruhan jalan itu 18 meter. Untuk keperluan jalan lingkar diperlukan tanah sekitar 3,6 hektare,” bebernya. Untuk biaya pembangunan fisiknya diperlukan anggaran sekiatr Rp46 miliar. Anggaran ini baru sebatas perkiraan, sebab dalam kajian lanjutan bisa saja berkurang atau bahkan melebihi. Rencananya, pembangunan jalan lingkar dimulai 2016 mendatang. Tahun ini proses yang dilakukan baru sebatas pengukuran lahan. Tahun depan, proses pembebasan lahan sudah dimulai oleh Dinas Cipta Karya. Begitu pembebasan selesai, jalan lingkar ini langsung digarap. Proses pengukuran dan kajian memang memakan waktu, sebab banyak hal yang dipertimbangkan. Selain desain, tim harus memperhatikan ketersediaan lahan yang kebanyakan masih berupa tambak. Belum lagi pengujian sampel tanah untuk menentukan konstruksi yang akan dipakai. Di tempat terpisah, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, DR Ir Ali Efendi berharap, keberadaan jalan lingkar dapat memaksimalkan potensi perikanan di Gebang. Sebab, dari hasil studi DKP, potensi perikanan di Gebang bisa melebihi Pelabuhan Muara Angke. “Kita sangat sambut positif adanya jalan lingkar yang akan menjadi penunjang pelabuhan ikan di gebang. Potensi perikanan di Gebang itu sangatlah tinggi, dibandingkan dengan Muara Angke. Sehingga langkah Pemkab Cirebon yang akan memajukan perikanan di Gebang sangat tepat,” tuturnya. Ali yakin, ke depan Kecamatan Gebang akan menjadi sentra perikanan di kawasan pantura. Dengan berkembangnya pelabuhan perikanan di Gebang, diharapkan perahu nelayan, kapal-kapal besar dapat mendaratkan ikannya di Gebang. “Kalau pelabuhan hidup, tidak mungkin lagi mengandalkan jalan yang ada sekarang. Jalan lingkar ini adalah jawabannya. Kami DKP juga akan melakukan beberapa langkah untuk mengaktifkan kembali PPI (Pelabuhan Pendaratan Ikan) Gebang Mekar, yang selama ini belun beroperasi dengan baik. Termasuk dengan melakukan pengerukkan aliran sungai yang dangkal,” ungkap Ali. Berbeda dengan optimism kalangan birokrat, para nelayan di Kecamatan Gebang justru belum melihat manfaat pembangunan jalan lingkar. Salah seorang nelayan di Kecamatan Gebang, Waskad mengaku, sudah mengetahui rencana pemerintah memba­ngun jalan lingkar. Tapi, dirinya tak paham seberapa penting jalan itu untuk nelayan. “Di sana katanya mau dibuat jalan. Manfaat untuk kita ya kita nggak tahu ya, karena kita aktivitasnya nggak di PPI Gebang Mekar,” ucapnya. Menurut dia, akan lain ceritanya bila PPI Gebang Mekar juga dihidupkan sehingga pembangunan jalan dan pemanfaatannya oleh nelayan akan lebih sinkron. Tokoh masyarakat Kecamatan Gebang, H Dade Mustofa mengakui, Jalan Lingkar Gebang manfaatnya mungkin tidak lamgsung dirasakan nelayan dan masyarakat di Kecamatan Gebang. Apalagi, lokasi jalan lingkar jauh dari aktivitas dan permukiman warga. Hanya saja, melihat perencanaan sekilas, jalan lingkar ini akan mampu mengurangi kendaraan berat yang saat ini melintas di kawasan permukiman warga dan jalannya terlalu sempit. “Warga sudah lama terganggu karena adanya lalu lintas kendaraan berat itu. Dengan adanya jalan lingkar, tentu saja kendaraan besar tidak lagi melintas di permukiman warga. Mungkin itu yang baru bisa saya tangkap dari fungsi jalan ini,” katanya. Kaitannya dengan PPI Gebang Mekar, Dade menilai, pemanfaatan jalan lingkar akan lebih optimal bila pelabuhan perikanan diaktifkan. Tanpa operasional PPI Gebang Mekar, jalan lingkar tidak terlalu terasa manfaatnya karena akses jalan itu berakhir di PPI Gebang Mekar. (deny hamdani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: