Tinggi, Endapan Sungai di Kota Cirebon

Tinggi, Endapan Sungai di Kota Cirebon

KEJAKSAN- Endapan sungai di Kota Cirebon tinggi. Bahkan di salah satu sungai di kawasan Kasepuhan, endapan hampir menutup seluruh sungai. Dari lebar sungai 10 meter, kini hanya sekitar 1,5 meter yang bisa dialiri air. Kabid Sumber Daya Air DPUPESDM Kota Cirebon, Syarif Arifin mengatakan kondisi tersebut terjadi di kawasan sungai Cipadu dari kawasan Keraton Kasepuhan hingga pantai. Untuk kawasan Jagasatru hingga Kasepuhan, DPUPESDM sudah melakukan normalisasi. Hanya saja, untuk jalur Kasepuhan hingga pantai, normalisasi sulit dilakukan. “Karena itu harus dilakukan dengan menggunakan alat berat. Karena endapannya sudah sangat parah. Dari 10 meter lebar sungai yang ada, hanya bisa dialiri 1,5 meter,” tuturnya. Selain harus menggunakan alat berat, kendala lainnya adalah banyaknya bangunan-bangunan di sekitar sungai. Sehingga normalisasi yang dilakukan sulit berjalan dengan baik. “Kami akan coba, karena memang endapannya tinggi dan harus segera dinormalkan,” ujarnya. Syarif mengatakan, berbagai upaya untuk meminimalisir banjir sudah dilakukan DPUPESDM. Dia mengatakan, untuk kawasan Perumnas, pihaknya sudah melakukan normalisasi saluran Cikenis hingga saluran sekunder di kawasan By Pass. Selain itu, di samping RS Putra Bahagia, normalisasi pun sudah dilakukan bersama dengan BBWS. “Bahkan sudah dua hari ini Cikalong tanah endapannya sudah mulai diangkat. Itu kerja bersama dengan BBWS, karena untuk sungai besar kita koordinasikan dengan BBWS,” lanjutnya. Selain itu, di kawasan Sukasari, DPUPESDM juga sedang melaksanakan pembenahan saluran. Saluran yang ada, diperlebar, sehingga nanti volume air yang masuk bisa lebih banyak. Sungai Sigujeg di samping Eks Kharisma pun, kata Syarif tidak luput dari normalisasi. “Kita coba lakukan secara menyeluruh, agar setidaknya kondisi saluran siap saat musim penghujan mendatang,” lanjutnya. Bagaimana dengan kawasan Cipto? Syarif juga mengatakan, sungai yang ada tepat di depan eks Bappeda sudah coba mulai dinormalisasi. Di kawasan lainnya, seperti Cangkring, DPUPESDM juga membuatkan senderan dan pelebaran saluran. “Untuk Kalijaga dan Kriyan kita konsultasikan ke BBWS. Karena itu masih ranahnya BBWS,” lanjutnya. Setidaknya, Syarif berharap upaya normalisasi yang dilakukan bisa menekan kemungkinan banjir. Mengingat, setiap hujan deras, beberapa titik di wilayah Kota Cirebon terendam banjir. “Termasuk juga kita memplester pintu air yang bocor. Sehingga kami harap musibah banjir bisa ditekan,” tukasnya. Sementara itu, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung melakukan normalisasi atau pengerukan sungai yang membelah wilayah Kota Cirebon. Sungai Cikalong dan Cikenis yang berada di Kelurahan Larangan dan Kelurahan Kecapi Kecamatan Harjamukti, dikeruk hingga ratusan meter. Pengerukan ini diperkirakan memakan waktu hingga setengah bulan kedepan. Pengerukan dilakukan dengan cara manual dan alat berat. PPK Operasional dan Pemeli­haraan Sumber Daya Alam II BBWS Uki Ardija mengatakan penge­rukan sungai Cikenis dan Cikalong tersebut dalam rangka kegiatan operasional pem­e­liharaan. Termasuk dida­lamnya pemeliharaan air bersih. Untuk sungai Cikalong, BBWS menggunakan alat berat. Sedangkan pengerukan sungai Cikenis menggunakan tenaga manusia. “Alat berat tidak bisa masuk ke sungai Cikenis. Jadi menggunakan tenaga manusia. Banyak warga yang turut berpartisipasi membantu,” terangnya kepada Radar, Jumat (10/10). Sungai Cikalong terjadi pendangkalan dengan sedimentasi lumpur mencapai sekitar tiga meter. Meskipun tahun 2010 sudah pernah dilakukan pengerukan, namun, kata Uki Ardija, penumpukan lumpur terjadi sangat cepat. Karena itu, kedepan pengerukan normalisasi sungai akan dilakukan maksimal dua tahun sekali. Untuk sungai Cikalong, panjang pengerukan mencapai 750 meter. Sedangkan sungai Cikenis panjangnya mencapai 200 meter. Setidaknya, ada lima ribu kubik lumpur sungai dibuat tanggul. “Ini sebagai langkah antisipasi banjir. Kalau lumpurnya dikeruk, air mengalir lebih dalam dan jauh. InsyAllah mampu me­minimalisir genangan air saat musim hujan,” terangnya. Uki Ardija menjelaskan, selain sungai Cikalong dan Cikenis, ada beberapa sungai lain yang membelah Kota Cirebon dan akan dilakukan normalisasi secara rutin. Yakni sungai Kedung Pane, Sukalila, Kesunean, dan Kalijaga. Lumpur terbawa dari aliran air dan sungai dari wilayah Kabupaten/Kota Cirebon. Mengingat, secara teori sedimentasi disebabkan dua hal. Pertama karena di hulu bermasalah dan membawa lumpur, kedua karena terjadi secara alami. BBWS menar­getkan, pengerukan sungai Cikalong selesai pada 15 hari kedepan. Sedangkan norma­lisasi sungai Cikenis selesai 10 hari kedepan. (kmg/ysf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: