FIFA Harus Meniru NBA

FIFA Harus Meniru NBA

JADWAL sepak bola Internasional yang sangat padat mulai menuai kritik dari sejumlah pemain. Gelandang Timnas Jerman, Toni Kroos adalah salah satu pemain yang berani bersuara lantang atas jadwal sepak bola yang sangat padat dan tekesan “menyiksa” para pemain dalam lapangan itu. “Pendapat saya adalah, jadwal pertandingan yang terlalu tinggi sangat membebani pemain. Terutama untuk pemain yang membela tim nasional tetapi juga harus aktif bermain bersama klub,” ujar Kroos kepada Welt am Sonntag, sebuah media olahraga terbesar di Jerman. Kroos lantas menyebutkan bahwa jadwal yang padat tersebut tidak hanya terjadi saat dia harus memperkuat Real Madrid di Primera Division Spannyol. Namun, lebih dari itu, jadwal pertandingan di level Internasional, seperti kualifikasi Euro 2016 juga tidak kalah padat dan menyengsarakan pemain. “Sepanjang musim, tim bermain setiap tiga hari sekali. Bagi saya, itu adalah beban kerja yang besar untuk menjalani musim yang sangat panjang. Saya pikir, dalam sepak bola, kita perlu lebih banyak waktu untuk beristirahat untuk memulihkan stamina,” lanjut mantan pemain Bayern Muenchen itu. Pemain berusia 24 tahun itu juga menambahkan bahwa FIFA (Federasi Sepak Bola Dunia) seharusnya lebih jeli untuk melihat masalah yang sedang dialami oleh banyak pemain profesional. Apalagi, saat ini “Virus FIFA” atau sebutan bagi pemain yang cedera setelah membela negaranya dalam tugas Internasional kian merebak. “Begitu banyak pemain yang bertumbangan karena cedera dalam dua bulan terakhir, bagi saya itu bukan secara kebetulan terjadi begitu saja. Tapi, ada yang melatarbe­lakanginya. Apa yang saya sampaikan ini tidak hanya berbicara tentang sakit yang menyiksa, tetapi masalah serius seperti air mata dan otot,” timpalnya. Dengan begitu, Kroos mendesak FIFA yang tidak lain sebagai otoritas sepak bola dunia untuk mempertimbangkan kembali jadwal sepak bola secara Internasional. Bagi dia, FIFA sudah saatnya harus belajar dari cabang olahraga lain, seperti NBA (National Basketball Association) yang cukup bijak dalam mengatur jadwal kompetisi. “Contoh terbaik bagi saya adalah NBA, dengan intensitas tinggi dan kemudian istirahat lebih lama, sangat menguntungkan pemain, terutama kesehatan mereka. Itu berbeda dengan kami yang harus bermain setiap tiga hari. Itu beban kerja yang besar,” lanjutnya. (dik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: