Kejutan Memalukan
REYKJAVIK - Ada apa dengan Timnas Belanda? Kejutan memalukan terjadi ketika juara ketiga Piala Dunia 2014 itu menyerah 0-2 di tangan Islandia, pada lanjutan matchday ketiga babak kualifikasi Euro 2016. Akibat kekalahan di Stadion Laugardalsvollur tersebut, De Oranje mesti kerja keras di tujuh laga tersisa Grup A agar dapat tiket otomatis ke Prancis. Lalu, perubahan apa yang mesti dilakukan? Ya, raut wajah seluruh punggawa Timnas Belanda tertunduk lesu pasca wasit asal Spanyol, Carlos Velasco meniup peluit panjang duel kontra Islandia, di Reykjavik, Selasa (14/10) dini hari WIB. Itu karena skor akhir adalah 2-0 bagi keunggulan tuan rumah. Untuk pertama kalinya di sepanjang sejarah pertemuan kedua kubu, Tim Oranye merasakan kekalahan dari Strakarnir Okkar –julukan Timnas Islandia- yang kini diasuh duet pelatih, Lars Lagerback-Heimir Hallgrimsson. Dua gol dari Gylfi Sigurdsson ke gawang Jasper Cillessen (salah satunya melalui penalti) jadi penghancur muka Belanda di Islandia. Padahal di laga ini, De Oranje menguasai 68 persen aliran bola dengan tujuh tembakan (2 tepat sasaran). Sedang tuan rumah yang mengandalkan pertahanan parkir bus plus serangan balik, cuma melepaskan dua tendangan. Cuma, salah satu yang on target berbuah gol. ”(Penampilan) memalukan, tidak bernilai dan tidak layak. Kami perlu memenangkan laga ini dan cara kami menyia-nyiakannya membuat frustrasi. Setelah itu mereka bertahan dan kami kesulitan. Tapi kami harus mengkritik diri kami sendiri, karena kami memberikan dua gol itu sebagai hadiah. Nilai kami di laga ini 2 dari 10,” sembur winger tim tamu, Arjen Robben. ”Mungkin ini skuad Islandia yang terbaik. Mereka sudah saling paham satu sama lain,” kata pelatih Belanda, Guus Hiddink. Tidak hanya itu, ini adalah kekalahan kedua Belanda dari tiga laga awal kualifikasi Euro 2016 setelah pada 9 September silam ditekuk 1-2 oleh Republik Ceko di Praha. Ini juga merupakan kekalahan ketiga dari empat laga pada era kedua Guus Hiddink. Hasil tersebut disebut media massa di Negeri Kincir Angin membuat posisi pelatih berusia 67 tahun itu kian terpojok. Kekhawatiran itu bukan asal ucap. Pasalnya, penampilan Belanda di bawah Hiddink tampak masih turun naik dan belum menunjukkan kapasitas mereka yang sesungguhnya sebagai salah satu tim papan atas Eropa dan dunia. Satu kemenangan atas Kazakhstan boleh dibilang beruntung karena tim tamu bermain dengan 10 orang sejak menit ke-64 dalam keadaan 1-1. Robben sendiri tidak menyalahkan peralihan sistem dari 5-3-2 (alih-alih 3-5-2) andalan Louis van Gaal pada Piala Dunia 2014 ke 4-3-3 favorit Hiddink. ”Formasi 4-3-3 sudah mengakar sejak kami kecil. Kami tidak boleh mundur ke masa lalu. Penampilan kami tidak bagus seperti negara besar lainnya,” tandas winger Bayern Munchen itu. Pekerjaan berat tengah menanti Hiddink apakah dia mampu menjawab keraguan publik pada tujuh laga tersisa Belanda di kualifikasi Euro 2016. Bukti yang harus segera hadir dalam waktu terdekat adalah perbaikan penampilan dalam uji coba kontra Meksiko, 12 November mendatang. Dan ujian hebatnya lima hari kemudian saat menjamu Latvia pada matchday keempat. (sbn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: