Gignac Langsung Meledak
0 Armenia v Prancis 3 YEREVAN - Kekuatan Timnas Prancis kian solid setelah kegagalan mereka membawa pulang gelar dari Piala Dunia Brasil 2014. Itu bisa dilihat dari torehan hasil positif yang selalu mereka petik setiap kali menjalani pertandingan Internasional jelang tampil di Euro Prancis 2016 mendatang. Ya, dari total empat pertandinga, Les Bleus -julukan Timnas Prancis- sukses memborong tiga kemenangan. Semantara satu laga berakhir imbang 1-1 ketika Hugo Lloris dan kawan-kawan bertandang ke Serbia awal September lalu. Namun, saat berhadapan dengan Spanyol dan Portugal, Prancis menang. Terakhir, tim besutan Didier Deschamps ini pesta tiga gol ketika bertandang ke markas Armenia di Dinamo Stadium, Yerevan, Armenia, dini hari kemarin (15/10). Melawan tim peringkat 52 Dunia itu, Prancis tidak begitu kesulitan untuk menunjukkan permainan terbaik mereka. Itu terlihat dari aksi Loic Remy yang hanya membutuhkan waktu tujuh menit untuk membuka kemenangan Les Bleus. Kemenangan juara Piala Dunia 1998 ini semakin tak terkejar setelah striker pengganti Andre-Pierre Gignac menggandakan kemenangan lewat eksekusi tendangan penalti (55’) serta gol Antoine Griezmann saat laga menyisahkan tujuh menit. Meski begitu, Deschamps menyebutkan bahwa seharusnya tim besutannya bisa menang dengan skor yang lebih banyak. \"Karena kami memiliki banyak peluang yang seharusnya berbuah gol. Tapi, menang dengan tiga gol bukan hasil yang buruk. Apalagi, lawan bermain juga sangat bagus,\" ujarnya kepada Sky Sports. Menurut dia, tampil di kandang sendiri seperti memacu semangat Armenia untuk berambisi memenangkan laga tersebut. Kondisi tersebut, lanjut Deschamps, itu yang membuat mereka bermain ngotot dan sukses membuat Prancis berada dalam tekanan sepanjang babak pertama. \"Tapi, setelah babak kedua, kami mampu bermain lebih baik. Saya tidak bisa pungkiri kalau Armenia bermain sangat dinamis dan mampu memberikan tekanan yabg sangat kuat. Itu yang membuat kami sedikit kekurangan mobilitas dan serangan yang berkualitas,\" timpalnya. Sementara itu, kemenangan Prancis tersebut sekaligus menjadi momentum terindah bagi Andre-Pierre Gignac. Pasalnya, satu gol yang dia sumbangkan ke gawang Collective Team -julukan Armenia- itu sekaligus menyudahi puasa gol yang telah berlangsung selama lima tahun. Dia terakhir kali mencetak gol dalam kemenangan 3-1 atas Austria pada tanggal 14 Oktober 2009. \"Secara pribadi, satu gol ini dan dua assist adalah statistik yang sangat bagus untuk seorang striker,\" ungkap pemain berusia 28 tahun itu. \"Sebelum bermain, saya memang khawatir akan melewatinya tanpa mencetak gol. Tapi, ternyata itu tidak terbukti, saya mampu mencetak gol, saya sangat senang,\" timpal striker Marseille itu. Di sisi lain, Pelatih Armenia, Bernard Challande mengakui kekalahan tim besutannya. Menurut dia, sang tamu memiliki keunggulan di semua lini. Apalagi, skuad Les Bleus juga dihuni oleh para pemain yang yang rata-rata adalah bintang di tim-tim besar Eropa. \"Saya sudah tahu bahwa ini akan menjadi pertandingan yang sangat sulit. Karena Perancis adalah salah satu tim terbaik di dunia,\" tegasnya. (dik)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: