Dua Menteri Perempuan Jepang Mundur

Dua Menteri Perempuan Jepang Mundur

Tersandung Skandal Kosmetik dan Kipas Politis TOKYO - Kabinet Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe tidak lagi genap. Kemarin (20/10) Menteri Perekonomian, Perdagangan, dan Industri Yuko Obuchi akhirnya mengundurkan diri setelah terguncang skandal dana politik pekan lalu. Beberapa jam kemudian, Menteri Kehakiman Midori Matsushima mengikuti jejak rekannya. Dua menteri perempuan dalam kabinet Abe itu sama-sama mundur karena kasus penyelewengan dana politik. Selama sekitar sepekan, media terus memberitakan belanja tidak biasa Obuchi demi mempertahankan karir politiknya. Putri mantan PM Keizo Obuchi tersebut menggunakan dana politik 10 juta yen, setara dengan Rp 1,16 miliar, untuk membeli kosmetik, aksesoris, dan baju-baju desainer ternama. Selain itu, politikus 40 tahun tersebut menggunakan dana politik untuk membayar tiket bioskop para pendukungnya. Konon, pemborongan tiket bioskop itu menghabiskan dana 26 juta yen atau sekitar Rp 3 miliar. Penyelewengan dana politik tersebut, kabarnya, berlangsung lima tahun sampai 2012. Sebagian publik dan oposisi pun menuding Obuchi sengaja melakukan semua itu untuk membeli suara. \"Sebagai menteri perekonomian, perdagangan, dan industri, saya tidak boleh menghambat lahirnya kebijakan-kebijakan untuk sektor ekonomi dan energi karena sibuk mengurusi masalah saya,\" kata Obuchi dalam siaran langsung. Sebelumnya, media Jepang santer memberitakan rumor pengunduran diri ibu dua anak itu. Tetapi, Obuchi buru-buru membantah kabar tersebut. Kemarin dia menjilat ludahnya. \"Saya akan mengundurkan diri dan fokus pada penyelidikan yang sedang berlangsung,\" ungkap tokoh Partai Demokratik Liberal (LDP) tersebut. Sebelum mengumumkan pengunduran dirinya, Obuchi bertemu dengan Abe. Pertemuan tertutup itu berlangsung sekitar 30 menit dan berakhir dengan keputusan mundurnya sang menteri. Selang beberapa jam, Matsushima juga mengumumkan pengunduran dirinya. Dia menjadi menteri perempuan kedua dalam kabinet Abe yang mundur gara-gara skandal dana politik. Sama seperti Obuchi, menteri 58 tahun itu dituding melakukan praktik pembelian suara. Alumnus University of Tokyo tersebut membagikan kipas kertas (uchiwa) murahan lengkap dengan gambar dan nama dirinya kepada publik. Kehilangan dua menteri perempuan sekaligus dalam sehari membuat Abe harus memutar otak. Apalagi, selama ini, dua menteri perempuan itu selalu menjadi andalan pemimpin 60 tahun tersebut. \"Saya yang memilih mereka berdua. Sebagai PM, saya bertanggung jawab atas semua yang terjadi. Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya,\" papar Abe. Kemarin Abe langsung menunjuk dua menteri baru untuk menggantikan Obuchi dan Matsushima, yakni Yoichi Miyazawa dan Yoko Kamikawa. Miyazawa yang saat ini duduk di parlemen bakal menggantikan posisi Obuchi sebagai menteri perekonomian, perdagangan, dan industri. Sementara itu, Kamikawa yang selama ini bertanggung jawab menaikkan angka kelahiran Jepang akan menjabat Menteri Kehakiman. \"Ini pukulan telak pertama bagi Abe,\" kata Tomoaki Iwai, pengamat politik dari Nihon University di Kota Tokyo. Menurut dia, pengunduran diri dua menteri perempuan itu bakal membuat popularitas Abe menurun. Publik pun terus menyorot kabinet Jepang hingga masa jabatan sang PM berakhir. Itu merupakan cara masyarakat untuk mencegah terulangnya kesalahan yang sama. Upaya Abe untuk menghapus perbedaan gender dalam pemerintahannya, tampaknya, tidak akan lancar. Saat menjabat PM pada akhir Desember lalu, dia menuai pujian dari banyak pihak karena berani menempatkan lima perempuan dalam kabinetnya. Tetapi, dua di antara lima perempuan andalan Abe itu tersandung skandal dan harus mengundurkan diri. (AP/AFP/hep/c23/ami)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: