Pencalonan Istri Bupati Menuai Protes

Pencalonan Istri Bupati Menuai Protes

POBSI Menolak, IMI Ajukan Syarat Jadi Ketua Umum KONI CIREBON – Kesiapan Hj Wahyu Tjiptaningsih menjadi ketua umum KONI Kabupaten Cirebon menuai penolakan dari sejumlah cabang olahraga (cabor). Untuk mendapatkan dukungan penuh, Ayu –sapaan akrab Wahyu Tjiptaningsih– harus berusaha keras untuk meyakinkan para pengurus cabor itu sendiri. Ketua Korwil Ikatan Motor Indonesia (IMI) Kabupaten Cirebon, Otong Mulyono menjawab diplomatis ketika dimintai pendapatnya mengenai wacana mengusung istri Bupati Cirebon H Sunjaya Purwadi Sastra itu sebagai ketua umum KONI periode empat tahun mendatang. Menurut Mulyono, sepanjang memiliki komitmen mengem­bangkan dunia olahraga dan membuat KONI lebih kuat secara organisasi, siapapun yang mencalonkan diri pantas untuk didukung. “Harus dilihat tujuannya. Jika murni demi kebaikan olahraga dan mau berkomitmen dengan kami, maka siapapun layak mendapat dukungan. Termasuk Ibu Bupati,” katanya, kemarin. Mulyono tidak menampik, faktor kedekatan dengan pimpinan daerah sangat penting sebagai power untuk dapat mengendalikan KONI. Sebagai istri bupati, kata Mulyono, Ayu memiliki power tersebut. Namun demikian, lanjutnya, mengandalkan faktor kedekatan dengan bupati saja tidak cukup untuk memimpin KONI. “Syaratnya, harus memiliki totalitas dan niat yang tulus. Selain itu, ketua umum KONI harus memiliki kepedulian sosial yang tinggi,” ujarnya. Berbeda dengan Mulyono, Ketua Umum POBSI Kabupaten Cirebon, Yundi Rosa Waspada dengan tegas menolak pencalonan Ayu sebagai ketua umum KONI periode 2015-2019. Menurut Yundi, jika KONI dipimpin oleh istri bupati, maka dunia olahraga sangat rentan dipengaruhi unsur politik. “Kepentingan politik membuat KONI tidak sehat. Pembinaan atlet terbengkalai, karena semua orang merasa ingin cari muka,” tandasnya. Pengalaman pada periode sebelumnya membuat Yundi khawatir. Yakni saat KONI dipimpin Hj Sri Heviayana Supardi yang merupakan istri dari bupati Cirebon saat itu, Drs H Dedi Supardi MM. “KONI harus dipimpin oleh orang yang memiliki latar belakang olahraga. Di Kabupaten Cirebon, masih banyak orang yang mampu memimpin KONI. Namun, mereka tidak dapat berbuat banyak karena dihadapkan dengan Ibu Bupati,” pungkasnya. (ttr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: