Tepis Isu Adu Jotos dengan Bupati

Tepis Isu Adu Jotos dengan Bupati

SUMBER– Akhir pekan lalu, kalangan elit politik di Kabupaten Cirebon dihebohkan dengan kabar Bupati Cirebon Drs H Sunjaya Purwadisastra MM MSi dan Wakil Bupati Cirebon H Tasiya Soemadi berselisih paham, sampai-sampai berujung pada adu fisik. Kabar tersebut secara cepat langsung menyebar ke sejumlah politikus dan beberapa kalangan masyarakat lainnya. Bahkan, ada beberapa politisi yang mencoba konfirmasi kepada wartawan koran ini mengenai kebenaran kabar tersebut. Kabarnya, keributan terjadi di ruangan kerja bupati, Jumat (31/10) sore. Wabup yang biasa disapa Gotas ini, sekitar pukul 16.00 mendatangi ruangan bupati dengan tujuan mengklarifikasi sejumlah informasi mengenai proses pelaksanaan roda pemerintahan, termasuk mengenai sejumlah berita yang dimuat oleh beberapa media massa lokal. Di sela-sela obrolan, dua-duanya tersulut emosinya hingga adu fisik pun terjadi. Menanggapi informasi yang sudah beredar luas ini, Radar mencoba menelusuri kebenarannya. Dari beberapa keterangan staf yang bekerja di lingkungan kantor bupati dan wakil bupati, mengaku tidak mengetahui apa-apa terkait informasi tersebut. Menurut mereka, sampai dengan pukul 16.00 Jumat (31/10) lalu, tidak ada aktivitas yang mencurigakan di kedua ruangan pimpinan daerah tersebut. Bahkan, di hari tersebut, wakil bupati hadir di kantor sampai setelah selesai salat Jumat. “Sampai sore, saya tidak melihat wakil bupati kembali ke ruangannya,” ujar Aep, salah satu staf di lingkungan kantor bupati. Konfirmasi langsung kepada pihak yang bersangkutan, juga dilakukan. Kepada Radar, Wakil Bupati H Tasiya Soemadi membantah dengan tegas kabar tersebut. Menurut dia, Jumat (31/10) lalu, dirinya sudah meninggalkan kantor lantaran ada beberapa tugas yang harus diselesaikan. “Tidak benar, itu hanya isu yang mencoba memecah belah keharmonisan pimpinan daerah,” tegasnya. Diakui, pada Kamis (30/10) pagi, ia mampir ke ruangan bupati untuk berdiskusi sekaligus koordinasi mengenai tata kelola pemerintah daerah, durasinya memang cukup lama, yakni sekitar tiga jam. “Kami hanya berdua saja dan saya berani jamin tidak ada apa-apa, karena memang tujuannya untuk berdiskusi dan koordinasi,” ucapnya sebelum menyambut kedatangan MBC Indonesia, Sabtu (1/11) lalu. Dikatakan, harmonisasi antara pimpinan daerah harus senantiasa dilakukan. Sebab, hal ini sangat penting guna mengeliminir isu-isu yang bersifat desduktrif, sehingga bisa mengganggu jalannya roda pemerintahan di Kabupaten Cirebon. Tidak hanya itu, hubungan yang baik dengan sejumlah pimpinan lembaga vertikal pun harus tetap dijalin erat, agar ada sinergitas dalam upaya membangun Kabupaten Cirebon yang kundusif, aman dan terkendali. “Saat ini kami masih harmonis, tapi jangan lantas puas diri, harmonisasi harus terus ditingkatkan, sehingga pemerintah ini kuat,” katanya. Pihaknya menghimbau kepada masyarakat agar jangan telan mentah-mentah isu yang beredar, sebab di setiap level pemerintahan, baik pusat, provinsi maupun daerah, dinamika politik tidak bisa dihindari. Tarik menarik antar kepentingan menjadi bumbu demokrasi yang tengah berlangsung saat ini. Artinya, selagi pemerintah ini masih berdiri untuk melayani kepentingan masyarakat, masyarakat tidak perlu risau akan gelombang politik yang tengah terjadi. “Kami akan terus focus membenahi pemerintahan ini, kalau didalamnya ada riak-riak itu hal yang wajar. Riak ini bisa menjadi motivasi kami agar senantiasa melahirkan kebijakan yang positif bagi perkembangan daerah,” pungkasnya. (jun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: