Sindir Statement Rana soal Moratorium CPNS
“Semua juga kan tahu, Rana itu dulu sampai mengantar para tenaga honorer ke Jakarta. Tapi kok sekarang jadi begitu.” KUNINGAN - Pernyataan Rana Suparman SSos dari PDIP soal moratorium CPNS menuai kritikan. Ketua DPC Partai Demokrat Kuningan, H Toto Hartono tidak sepakat dengan kebijakan pusat yang akan menghentikan rekruitmen CPNS selama 5 tahun. “Perasaan dulu Rana yang berjuang mati-matian membela honorer K2 sampai mengantarnya ke Jakarta segala,” sindir ketua Fraksi Demokrat DPRD itu kepada Radar, kemarin (2/11). Toto justru lebih sependapat jika rekruitmen CPNS tetap dilakukan sesuai dengan jumlah pegawai yang pensiun tiap tahunnya. Hanya saja ia menegaskan agar dinas instansi berdisiplin untuk tidak lagi mengangkat tenaga sukwan atau honorer. “Mestinya tetap merekrut CPNS sesuai dengan kebutuhan. Kalau BKD beralasan belum ada analisis beban kerja (ABK), justru saya pertanyakan, masa sampai sekarang gak selesai-selesai melaksanakannya? Perasaan ABK itu dilakukan sejak lama,” ketus pensiunan birokrat itu. Sebagai instansi yang mengurusi kepegawaian, imbuh Toto, mestinya BKD tahu posisi pegawai sekarang seperti apa. Sudah barang tentu BKD pun harus tahu kebutuhan pegawai yang perlu dipenuhi. “Kalau beralasan belum ada ABK, masa dari dulu belum beres-beres,” tegasnya. Terkait persentase belanja pegawai di APBD yang mencapai 70 persen, jika angka tersebut benar Toto lebih sepakat apabila pengangkatan CPNS disesuaikan dengan jumlah pegawai yang pensiun. Sehingga persentasenya nanti tidak akan melebihi 70 persen. “Rana Suparman (ketua DPRD, red) menyebutkan overload pegawai hingga persentase belanja pegawai mencapai 70 persen. Saya pikir yang penting itu tidak melebihi angka itu. Pengangkatan CPNS disesuaikan dengan pegawai yang pensiun,” ucapnya. Sambil menutupi kebutuhan pegawai akibat ditinggal pensiun, kedepan pemkab jangan lagi berani-berani merekrut tenaga honorer. Justru honorer kategori dua (K2) yang sampai saat ini belum terangkat, segera selesaikan secara bertahap sesuai kebutuhan. “Selesaikan saja dulu K2 sesuai kebutuhan secara bertahap, bukan malah merekrut honorer lagi secara diam-diam. Nanti tambah bengkak,” sarannya. Justru pihaknya merasa heran kepada Rana Suparman. Beberapa waktu lalu dirinya sangat menggebu-gebu mengakomodasi kepentingan honorer K2. Bahkan, waktu itu Rana sampai mengantar mereka ke Jakarta. Justru sekarang malah mengeluarkan pernyataan yang berlainan. “Semua juga kan tahu, Rana itu dulu sampai mengantar para tenaga honorer ke Jakarta. Tapi kok sekarang jadi begitu,” tukasnya. (ded)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: