Dede Ismail Buka-bukaan

Dede Ismail Buka-bukaan

KUNINGAN – Menyikapi berbagai statemen yang menyudutkan dirinya, Ketua DPC Partai Gerindra H Dede Ismail SIP akhirnya buka-bukaan. Dia menyebutkan, ada beberapa partai dari KMP yang lebih dulu membelot sebelum alat kelengkapan dewan (AKD) terbentuk. Partai tersebut di antaranya PAN dan Demokrat. Dede mengatakan, pimpinan kedua parpol tersebut telah menggelar pertemuan dengan pimpinan PDIP tanpa sepengetahuan anggota KMP lainnya. Perkiraan waktunya sekitar tiga pekan sebelum AKD terbentuk. “Ketua dari kedua partai tersebut tiga minggu sebelum AKD malah melakukan pertemuan dengan ketua PDIP di Hotel Purnama Cigugur. Jadi kalau mau buka-bukaan, sebenarnya siapa sih yang berkhianat?,” ketus politisi asal Bandorasa itu, kemarin (3/11). Ketimbang nanti Gerindra yang jadi korban pengkhianatan, Dede mengaku lebih baik nyebrang dari KMP. Sebab ia mencium gelagat yang tidak baik. Ini diawali dengan adanya salah seorang ketua partai dari KMP yang menghubungi politisi PDIP untuk meminta jatah pimpinan AKD. Hingga akhirnya terjadi perubahan pada susunan pansus Tatib DPRD. “Pansus tatib itu ketuanya dijabat oleh saya, sedangkan sekretarisnya Maman Wijaya dari PAN. Nah, untuk posisi wakil seharusnya diduduki dari Demokrat. Tapi enggak tahu kenapa malah dari PKB,” ungkapnya. Jika mau konsisten untuk tidak memberi ruang di unsur pimpinan pansus tatib, maka seharusnya posisi wakil diduduki Demokrat. Sebab kalkulasi dari 13 anggota pansus itu, 8 anggotanya berasal dari kubu KMP. Namun pada akhirnya justru jatah tersebut diberikan kepada PKB. “Jadi sebenarnya ada apa di balik semua ini?,” tegas Dede. Melirik konstelasi politik di Kabupaten dan Kota Cirebon, Dede menemukan, situasi yang tidak ada kubu-kubuan. Semuanya mengedepankan asas musyawarah mufakat dengan lebih menitikberatkan pada kebersamaan untuk kepentingan masyarakat. “Nah, komunikasi politik yang kami bangun dengan PDIP dan Nasdem dalam rangka mengedepankan kebersamaan itu. Dan ternyata yang kami rasakan, komunikasi dengan mereka tidak ada dikotomi antara partai besar dan kecil seperti yang berlaku di KMP,” ungkapnya. Dirinya pun mengaku sikapnya tersebut dilakukan hanya untuk menjaga kondusivitas di parlemen dan juga untuk kepentingan masyarakat Kuningan. Sebelumnya sudah dikomunikasikan terlebih dulu dengan petinggi Gerindra baik pusat maupun provinsi. Dede juga mengaku bangga karena saat ini Gerindra dengan empat kursi di parlemen, namun bisa menempatkan posisi secara politik dengan nyaman. “Alhamdulillah kita di Fraksi Gerindra Persatuan dapat unsur ketua dan sekretaris. Dengan posisi ini, Insya Allah kami akan membangun komunikasi yang lebih berpihak untuk kepentingan masyarakat, bukan untuk koalisi lagi,” tandasnya. Menanggapi ancaman Ketua Golkar H Yudi Budiana SH untuk melaporkan sikap politiknya ke Prabowo dan para pimpinan parpol KMP, bagi Dede itu hanya emosi sesaat. Dia meyakini jika Yudi tahu kejadian sebenarnya, maka akan membuatnya mengerti. “Akan tetapi saya tidak pernah gentar dengan ancaman pelaporan itu, apalagi banyak sms masuk ke HP saya yang bernada ancaman pedas. Yang jelas saya sebagai pimpinan parpol menyatakan tidak akan pernah partai saya ini ada dalam kendali parpol lain,” tegas politisi berdarah Sumatera itu. (ded)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: