Gedung Putih Terbelah?

Gedung Putih Terbelah?

Utje-Acep Diisukan Tidak Harmonis KUNINGAN – Belum setahun berjalan, pasangan Bupati Hj Utje Ch Suganda MAP dan Wabup H Acep Purnama MH dilanda isu tak sedap. Kedua orang kuat tersebut dinilai banyak kalangan tidak harmonis. Bahkan, ketidakharmonisan kedua tokoh sentral itu membuat birokrasi di Kuningan pun ikut terbelah. Praktisi hukum sekaligus pengamat politik, Abdul Haris SH berpendapat, ketidakharmonisan itu berdampak buruk pada roda pemerintahan. Hal ini sangat dirasakan masyarakat, termasuk dirinya. Meski sudah satu tahun berjalan, kepemimpinan Utje-Acep dianggapnya jalan di tempat. “Mana coba hasil kerjanya? Hanya sekadar rutinitas. Bahkan, begitu banyak persoalan yang ternyata tidak bisa terselesaikan. Beberapa contoh yang pernah dimuat di media antara lain, galian C, kesemrawutan jalan Sudirman, Siliwangi dan Langlangbuana, pendirian pabrik garmen tanpa izin, kualitas bangunan pendidikan dan lain-lainnya,” beber Haris. Persentase APBD yang alokasinya lebih besar untuk belanja pegawai pun, menurut dia, menjadi persoalan yang tak bisa terpecahkan. Termasuk predikat WDP (wajar dengan pengecualian) dari BPK RI yang menjadi langganan tiap tahun. Bukan hanya itu, persoalan geothermal oleh Chevron pun malah membuat resah masyarakat. “Saya kira banyak persoalan yang tidak bisa diselesaikan oleh kepemimpinan sekarang. Akses masyarakat ke TNGC dan masalah kompensasi air dengan Pemkot Cirebon pun selalu menjadi PR yang tak kunjung melahirkan solusi,” sebutnya. Menurut Haris, ketidakharmonisan pemimpin daerah berpengaruh besar terhadap SKPD (satuan kerja perangkat daerah). Birokrat lingkup pemda menjadi bingung dalam menjalankan tupoksinya. Sehingga masyarakat yang paling dirugikan atas kenyataan pahit tersebut. “Masyarakat paling dirugikan oleh kubu-kubuan yang sudah menjadi rahasia umum. Karena penyelenggaraan pemerintahan malah jalan di tempat. Visi Mandiri, Agamis dan Sejahteranya mana? Menurut saya, kepemimpinan sekarang ini jauh kalau dibandingkan dengan Pak Aang Hamid Suganda,” ketus Haris. Dia berpendapat, pemicu ketidakharmonisan tersebut terletak pada Uhas Center yang dulu berkapasitas sebagai timses pemenangan saat pilkada. Dengan adanya Uhas Center, lanjut Haris, membuat pihak lain membentuk kubunya sendiri. Akhirnya, terjadilan kubu-kubuan yang dianggap menghambat jalannya roda pemerintahan. “Jadi, lebih baik Uhas Center itu bubarkan saja, daripada menghambat pembangunan. Saya yakin dengan bubarnya Uhas Center, tidak akan ada lagi kubu-kubuan di kalangan birokrat. Yang sudah mah sudahlah. Pilkada sudah, pileg sudah, pilpres juga sudah. Mau apa lagi?,” pungkas Haris. Ketika dikonfirmasikan, Wabup H Acep Purnama MH membantah adanya ketidakharmonisan antara dirinya dengan Bupati Hj Utje Ch Suganda. “Ah gak benar itu, tolong kalau ada isu-isu seperti itu tidak ditanggapi. Abaikan saja. Saya dan bupati baik-baik saja, tetap komunikasi dalam merumuskan kebijakan-kebijakan,” jelas Acep. Sementara itu, Sekda Drs H Yosep Setiawan MSi tidak mau merespons konfirmasi Radar. (ded)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: