Jalan Baru Cikalahang Rusak Lagi

Jalan Baru Cikalahang Rusak Lagi

DUKUPUNTANG- Jalan penghubung antara Desa Cikalahang-Mandala di Kecamatan Dukupuntang yang baru saja diperbaiki, ternyata kembali mengalami kerusakan. Pantauan Radar Selasa (11/11), jalan dengan lebar empat meter itu nambah sudah berlubang di beberapa tempat. Padahal, perbaikan baru saja selesai sekitar satu bulan lalu. “Lubangnya bukan satu dua, ada beberapa lubang. Malah ada yang aspalnya sudah terkupas, padahal jalan ini baru diperbaiki,” ujar tokoh masyarakat setempat, H Muiz (33), kepada Radar. Muiz mengaku prihatin dengan kondisi ini. Sebab, ruas jalan itu sangat penting bagi warga. Selain menghubungkan dua desa, jalur ini menjadi jalan alternatif Cirebon-Majalengka. Saking kesalnya, warga memasang batu seukuran semangka untuk menutup salah satu lubang jalan. “Waktu perbaikan banyak alat berat yang turun, kita sih menyangka hasilnya akan bagus. Tapi ternyata ini nggak bertahan lama, paling baru sebulan sudah rusak lagi,” katanya. Pemerintah Kabupaten Cirebon, kata dia, seharusnya memberikan perhatian kepada ruas jalan ini. Jalan Cisaat-Dukupuntang terbilang ramai kendaraan. Selain banyak permukiman, Desa Cisaat memiliki sejumlah mata air. Beberapa perusahaan air bersih membuka usahanya di desa di selatan Kabupaten Cirebon ini. Beban jalan pun tinggi karena banyaknya truk pengangkut air berukuran 3.000 liter yang melintas. “Setiap satu menit, ada tiga sampai lima mobil tangki melintas. Belum lagi kendaraan pribadi serta truk pengangkut bahan bangunan yang kerap menggunakan jalur tersebut. Di akhir pekan, lalu lintas meningkat dengan banyaknya wisatawan berkunjung ke Telaga Remis,” bebernya. Muiz yang juga pemilik toko bangunan ini menambahkan, kerusakan jalan disebabkan kontur tanah yang labil. Sayangnya, saat perbaikan konstruksi jalan tidak sepenuhnya diperbaiki. Di bagian kanan dan kiri jalan tidak dipasang fondasi. Sehingga, ketika ada pergerakan tanah, aspal retak dan pada akhirnya menimbulkan lubang berukuran cukup besar. Warga lainnya, Mamat (27 tahun) menyayangkan tipisnya aspal yang digunakan untuk melapisi jalan. Lantaran terlalu tipis, banyak aspal yang sudah mengelupas dan menyisakan bebatuan. “Harusnya sih lebih tebal dari ini. Ini saja ada batu nonjol karena enggak ketutup aspal. (kri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: