Jam Kerja di Ciperna
TAK banyak yang tahu hobi Walikota, Subardi SPd yang satu ini. Selain catur, walikota memang gandrung pada olahraga golf. Namun, apa jadinya kalau hobi tersebut justru dilakukan saat jam kerja. Beberapa kali wartawan koran ini melakukan pemantauan di Lapangan Golf Ciperna. INFORMASI awal didapat dari salahsatu cady yang bertugas di Lapangan Golf Ciperna. Dalam sebuah perbincangan, Cady tersebut mengungkapkan kalau walikota memang sering datang ke lapangan golf yang lokasinya berada di selatan wilayah Kota Cirebon. Menurut cady yang enggan diungkapkan identitasnya itu, walikota sering datang bersama sejumlah pengusaha. Sayangnya, kedatangan orang nomor 1 di kota udang ini seringkali justru saat jam kerja. Misalnya Jumat (30/7) lalu, saat itu terpantau walikota datang ke lapangan golf sekitar pukul 14.00 menggunakan kendaraan dinas berplat nomor E 1047 AH. Sedan keluaran terbaru dari pabrikan Honda itu terparkir di area latihan yang lokasinya berada paling depan dari keseluruhan area lapangan golf. Namun, kehadiran walikota tidak didampingi oleh ajudannya. Walikota terlihat hadir sendiri dan plat nomor mobilnya pun tidak menggunakan plat dinas yang mestinya berwarna merah. Awalnya, kehadiran walikota tidak terpantau karena lapangan golf itu memiliki 18 hole. Namun, menjelang pukul 17.00 kehadiran walikota di lapangan golf mulai terpantau. Bersama sejumlah rekannya, walikota mengenakan kaus merah tertangkap kamera wartawan koran ini dari jarak sekitar 70 meter. Kehadiran wartawan koran ini memang tidak diketahui karena memang sembunyi-sembunyi. “Sering sekali Mas, hampir setiap hari. Biasanya jam 14.00 sudah datang, tapi nggak langsung main. Ya turun ke lapangan sih jam 15.00,” kata dia dalam sebuah perbincangan santai dengan wartawan koran ini. Selain walikota, sambung sumber tersebut, beberapa pejabat juga seringkali terpantau di Lapangan Golf Ciperna. Namun, frekuensi kehadirannya tidak sesering walikota. Sebut saja Wakil Walikota, Sunaryo HW SIP MM, yang juga sering bermain golf, tetapi hanya pada waktu tertentu dan lebih sering pada akhir pekan. Pejabat lain yang juga sering terlihat di Lapangan Golf Ciperna adalah Kepala Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan, Drs H Ano Sutrisno MM, tetapi kehadiran Ano biasanya hanya pada akhir pekan. Bagaimana dengan pejabat lainnya? Sekda misalnya? “Kalau Pak Sekda, malah saya nggak pernah lihat. Mungkin nggak bisa main golf kali,” katanya. Kehadiran sejumlah pejabat di Lapangan Golf, masih menurut sumber tersebut, pernah membuat resah istri-istri mereka. Bahkan, istri-istri pejabat mendesak pengelola Lapangan Golf Ciperna untuk tidak mempekerjakan cady perempuan. “Sekarang cady perempuan sudah dipindah, ada yang ke restoran ada yang jadi waitress. Sekarang cady-nya laki-laki semua,” ungkapnya. Pria bertopi ini mengaku prihatin dengan tindakan walikota yang seringkali nyanggong di lapangan golf, apalagi saat hadir di lapangan justru masih jam kerja. “Kalau bubaran pemkot itu kan jam 15.00, nah walikota sering sudah ada di sini jam 14.00, kadang juga jam 13.00 sudah nongkrong. Kapan ngurus rakyatnya?” tuturnya. Dikonfirmasi mengenai hobi main golf-nya, walikota membantah tudingan miring itu. Saat berkunjung ke Graha Pena Radar Cirebon, Jumat malam (30/7), walikota menyatakan dirinya hanya sewaktu-waktu saja datang ke lapangan golf. “Sewaktu-waktu aja. Nggak sering,” ucapnya di ruang tunggu belakang Graha Pena. Lalu, apakah benar walikota sering datang saat jam kerja? Lagi-lagi, walikota dua periode ini membantah tudingan tersebut. Dia mengaku datang paling cepat pukul 15.00, itu pun bila segala urusan sudah selesai. “Paling-paling jam 15.00, itu juga kalau tandatangan surat-surat sudah selesai,” akunya. Bagaimana soal kabar yang menyebut kalau nyaris setiap akhir pekan walikota sering bermain golf di luar kota? Untuk pertanyaan yang satu ini, walikota mengaku jarang bermain di luar kota. Tidak seperti yang dituduhkan, walikota menuturkan dirinya hanya sesekali bermain golf di luar kota. “Sekali-kali saja,” kata dia. Terpisah, pemerhati pengembangan kepribadian, Rini Hastuti menilai, sepintas arti sebuah hobi adalah hasrat atau keinginan kuat seseorang. Setiap orang memiliki itu, dan belum tentu pekerjaan yang ditekuni sesuai dengan hasratnya. Karena itu, banyak orang yang menekuni hobi berbeda dengan pekerjaan rutinnya atau sehari-hari. Tapi ada juga yang hobinya sama dengan pekerjaan sehari-hari. Hanya semua itu dikembalikan pada tipe masing-masing orang. Bisa jadi sebenarnya awalnya tidak berbakat, tapi karena hasrat di bidang itu akhirnya dia bisa melakukan. Dan dia menjadi bahagia saat hasratnya merasa terpenuhi. ”Hobi juga bisa ditinggalkan karena sebuah keharusan. Misal karena tidak punya waktu, atau hobi yang terlalu mahal, dukungan keluarga kurang, sehingga membuatnya kesulitan menekuni hobinya,” paparnya. Lalu bagaimana jika hobi ditekuni oleh pejabat publik? Menurut Rini, sepanjang tidak menyalahi aturan dan melanggar norma, lingkup pekerjaannya, maka bukan persoalan. Karena di dalam hobi itu juga ada unsur ketekunan, kepuasan, dan kecermatan. Tapi berbeda saat itu membawa dampak tidak baik. ”Misal, kalau sudah sampai taraf mengganggu pekerjaan utama, maka ya itu hobi yang ditekuninya perlu ditinjau,” ungkapnya. (yuda sanjaya/suhendrik)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: