Dikabarkan Ditangkap, Saif Menuju Niger

Dikabarkan Ditangkap, Saif Menuju Niger

\"\"TRIPOLI- Dari delapan anak mendiang pemimpin Libya Muammar Kadhafi, Saif al-Islam barangkali yang paling membuat malu kalangan pemberontak negeri di tepi Laut Mediterania itu. Bayangkan, dua kali dia dikabarkan tertangkap, dua kali pula kabar itu terbukti tak benar. Saif malah balik menantang musuh-musuh bapaknya itu lewat media. Agustus lalu, saat Tripoli jatuh ke tangan kubu anti-Kadhafi, pria 39 tahun yang digadang-gadang sang bapak sebagai calon pengganti itu juga diumumkan telah dibekuk. Tapi, sehari setelah pengumuman itu, Saif menemui sejumlah wartawan asing yang bermarkas di sebuah hotel di Tripoli. Dua hari setelah ayah dan adiknya, Mutassim, tertangkap dan kemudian dieksekusi di Sirte pada 20 Oktober lalu, dia juga dilaporkan tertangkap di Zeltin, kota yang terletak 160 kilometer sebelah timur Tripoli, bersama kakaknya, Mohammed. Tapi, apa yang terjadi? Sehari berselang, dia kembali mengejek kubu anti-Kadhafi lewat pidatonya yang ditayangkan sebuah televisi Syria. “Kami akan menyerukan perjuangan. Saya orang Libya, hidup, merdeka, dan berniat membalas dendam,” ujarnya, seperti dikutip Al Arabiya.net. “Pergi kalian ke neraka, para pengkhianat (pemberontak) dan NATO yang ada di belakang kalian.” Yang terbaru, seperti dilansir AFP kemarin, pria lulusan kampus ternama di Inggris, London School of Economics, itu kini bergerak menuju Niger untuk meminta perlindungan di negeri tetangga Libya tersebut. Dia diperkirakan melintasi perbatasan Aljazair sebelum masuk ke Niger. Rute itu pula yang dilalui adiknya, Saadi, bersama sekitar 30 loyalis Kadhafi pada September lalu. “Dia berada di kawasan segitiga antara Libya, Niger, dan Aljazair. Tepatnya di sebelah selatan Ghat (kota oasis di selatan Libya, red). Dia menggunakan paspor Libya palsu,” kata seorang pejabat intelijen Libya kepada Reuters. Beberapa hari lalu, setelah dia dikabarkan tertangkap, pasukan pemberontak sempat mengurung Bani Walid. Itu setelah beredar kabar bahwa Saif berada di kota berpenduduk mayoritas etnis Tuareg yang setia kepada Kadhafi. Tapi, jejak pria yang semasa ayahnya berkuasa dikenal sebagai playboy itu tak tercium. Seperti dilansir Daily Mail, pasukan khusus Inggris pun turut terlibat dalam perburuan buron Pengadilan Kriminal Internasional. Mereka didukung penuh pesawat-pesawat NATO yang dilengkapi peralatan canggih. Salah satunya untuk mendeteksi suara Saif dan semua telepon yang masuk dari Niger dan Aljazair. Di dua negara itulah keluarga Kadhafi dan mantan kepala intelijen di era kepemimpinan sang kolonel, Abdullah al-Senussi, bersembunyi. Seperti Saif, al-Senussi juga merupakan buron Pengadilan Kriminal Internasional. Bagaimana kondisi sebenarnya Saif juga masih simpang siur. Ada yang menyebut putra pertama Kadhafi dari pernikahan keduanya dengan Safia Farkash itu tertembak saat meloloskan diri dari konvoi mobil yang juga dinaiki ayahnya pada 20 Oktober lalu. Tapi, ada pula yang mengatakan Saif tak terluka. Niger menjadi sasaran utama keluarga dan loyalis Kadhafi karena nama diktator Libya selama 42 tahun itu masih harum di sana. Itu karena dia dikenal dermawan dan banyak menyumbang, terutama untuk pembangunan hotel dan masjid. Libya di era Kadhafi memang merupakan negara paling makmur di kawasan Afrika Utara. Sang kolonel pun dikenal royal membagi-bagi kekayaan kepada sesama negara Afrika. Dengan demikian, secara umum dia sangat dihormati di Benua Hitam itu. Pemerintah Niger sudah menyatakan tidak akan mengembalikan rombongan pengungsi dari Libya. Ini kecuali ada jaminan keamanan kepada mereka. Negeri yang mayoritas warganya muslim itu menegaskan, seluruh pengungsi dari Libya kini dikumpulkan di satu tempat di ibu Kota Niamey. Khusus Saif yang berstatus buron Pengadilan Kriminal Internasional, Rissa ag Boula, penasihat pemerintah Niger, memastikan bahwa pihaknya akan menerima dengan tangan terbuka. Namun, dia menambahkana Niger juga akan menghormati kewajiban internasional. “Jadi, semuanya terserah dia (Saif),” kata Boula. Akan sangat menarik kalau Saif akhirnya tertangkap dan diadili. Sebab, itu berarti dia bisa membongkar kedekatan hubungan sejumlah orang penting di Inggris seperti mantan Perdana Menteri Tony Blair dan Pangeran Andrew dengan Tripoli. Diduga kuat, dibebaskannya terpidana kasus Lockerbie, Abdelbaset al-Megrahi, tahun lalu juga berkat kedekatan berbau konsesi minyak tersebut. (c2/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: