Hj Nur Magnet Baru Kuliner Khas Cirebon
GUNUNG JATI– Sebagai salah satu daerah destinasi para pelancong, Kabupaten Cirebon kian lama kian berbenah diri. Sejumlah potensi senantiasa berkembang mengkuti zaman, salah satunya kuliner. Kuliner menjadi magnet tersendiri bagi pehobi wisata icip-icip untuk datang ke Kabupaten Cirebon. Sudah tidak asing lagi, jika Kabupaten Cirebon memiliki kuliner khas, salah satunya empal gentong. Masakan yang mirip dengan gulai berbahan dasar jeroan sapi ini sangat digandrungi para pelancong, karena rasa gurih dan nikmat. Salah satu tempat makan yang mencoba menawarkan kuliner tersebut adalah rumah makan Hj Nur yang terlekat di Desa Mertasinga, Kecamatan Gunung Jati atau 200 meter setelah Sungai Bondet menuju arah Indramayu. Rumah makan yang baru berdiri selama empat bulan ini menyajikan sejumlah menu yang membuat lidah bergoyang dan ingin kembali mencicipi lagi. Owner Hj Nur, H Ebo Sobari mengatakan, rumah makan yang didirikannya ini sengaja untuk memanjakan para pelancong dan masyarakat setempat yang gandrung akan kuliner khas Cirebon. “Tidak harus ke Tengah Tani. Kalau hanya ingin mencicipi empal gentong, di Gunung Jati pun ada. Jadi, kalau para peziarah makam Gunung Jati ingin mencoba kuliner khas Cirebon tinggal datang saja ke Hj Nur yang lokasinya tak jauh dari komplek makam,” katanya. Pengunjung, tidak hanya disuguhkan menu empal gentong, bagi mereka yang suka dengan sate, dirumah makannya menyediakan menu sate kambing. Sementara, yang tidak suka daging kambing, sate sapi pun disediakan. “Kita juga punya menu lain, yakni sop dada walang sapi atau biasa kita kenal sop iga sapi,” terangnya. Soal harga, Ebo menjelaskan bahwa rumah makannya membandrol harga tidak terlalu mahal. Untuk satu porsi empal gentong plus nasi putih, dihargai sebesar Rp20 ribu. Sementara, menu lain tidak kalah murah dan tidak mempengaruhi rasa. “Harga saya kira dibawah standar dengan kualitas makanan dan rasa diatas standar,” jelasnya. Walau baru empat bulan berdiri, pelanggan yang sudah mencicipi empal gentongnya sudah lumayan banyak. “Biasanya hari Jumat, Sabtu dan Minggu ramai,” ungkapnya. Tujuan mendirikan rumah makan, tidak melulu untuk kepentingan bisnis. Tapi, ada tujuan lain yang hendak Ebo capai, yakni melestarikan budaya Cirebon, salah satunya kuliner. “Kita akan terus mempertahankan cirikhas kuliner Cirebon ini, sebagai bentuk kepedulian saya terhadap warisan budaya leluhur,” punkas pensiunan PNS Kabupaten Cirebon ini. (jun/adv)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: