Korban Chikungunya Bertambah

Korban Chikungunya Bertambah

Kadinkes Langsung Turun ke Lokasi Agar Warga Tenang MAJALENGKA – Jumlah penderita chikungunya di Blok Kirapandak Desa Karyamukti Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka terus bertambah. Dari semula hanya 20 orang, hingga Senin (22/12) bertambah menjadi 22 orang. Penyakit tersebut umumnya menyerang warga berbagai usia mulai 4 tahun sampai dengan 73 tahun. Kepala Desa Karyamukti Muhiban SIP menyebutkan, puluhan korban yang terserang chikungunya semuanya di Blok Kirapandak dari tiga RT masing-masing RT 01, RT 04 dan RT 06 RW 04. Notabene korban yang paling banyak berada di RT 06 RW 04. “Kami sudah lakukan upaya melaporkan kejadian ini kepada puskesmas terdekat. Alhamdulillah hari ini (kemarin, red) sudah ada tindakan melalui penanganan awal kepada para korban,” tuturnya. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Majalengka Drs H Rieswan Graha MPd didampingi Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) H Tris Suseno MKes menyebutkan, musibah yang meresahkan masyarakat Karyamukti ini hanya suspect chikungunya dan peristiwa ini bukan kategori wabah. Pasalnya, ketika warga positif chikungunya itu berarti benar-benar lumpuh total dalam waktu yang cukup lama. Namun demikian, pihaknya tetap menangani puluhan masyarakat dengan upaya semaksimal mungkin. Kedatangan pihaknya minimalnya bisa menenangkan kondisi warga mengingat sangat meresahkan masyarakat. Chikungunya merupakan virus yang disebabkan akibat dari gigitan nyamuk ‘culek” atau nyamuk kebun. Virus itu sampai sekarang belum ada obatnya. Di samping itu, chikungunya bisa diatasi manakala kekebalan tubuh manusia itu sendiri cukup baik. Selain itu juga pola kebersihan lingkungan tempat tinggal dan sekitarnya harus benar-benar dijaga. “Kita survei dengan melaku­kan penyuluhan kepada masyarakat khususnya para korban. Seluruh korban juga kami berikan abate. Kami sudah lakukan penanganan secara preventif melalui pemberian vitamin dan lain sebagainya,” imbuhnya. Menurut Rieswan, gejala penyakit yang menyerupai chikungunya ini bisa diatasi karena dengan membaiknya kondisi kesehatan korban dalam tiga sampai lima hari ke depan akan membaik. Hanya memang akibat gejalanya menyerang persendian ini membuat masyarakat setempat cemas. Pihaknya menegaskan, peristiwa ini bukan masuk dalam kategori kejadian luar biasa (KLB). Ini merupakan kejadian bersamaan dengan kondisi cuaca yang memasuki musim penghujan. Chikungunya merupakan jenis penyakit yang tidak mematikan berbeda dengan Demam Berdarah Dengue (DBD). “Tiga sampai lima hari kemudian bisa sembuh dengan sendirinya. Virus sih memang belum ada obatnya. Melihat kondisi lingkungan memang kurang terjaga kebersihannya. Karena nyamuk jenis ini biasanya disebabkan karena air yang memungkinkan menggenangi di potongan bambu dan sejumlah tempat di kebun. Apalagi kondisi lingkungan persis dekat dengan kebun,” lanjutnya. Pihaknya mengimbau kepada masyarakat setempat untuk menjaga lingkungan dengan pola hidup bersih dan sehat. Terutama intensifkan gerakan 3M yang bisa mencegah penyebaran jentik-jentik nyamuk mengingat lokasi Desa Karyamukti merupakan daerah endemis DBD. Sementara, salah seorang korban Dadang yang tergolek masih tidur saat dikunjungi rombongan dinas kesehatan mengaku nyeri sendi-sendi. Namun dalam beberapa hari ini kondisi tubuhnya sudah bisa digerakkan. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: