Solusi Kepadatan di Jalur Pantura
Menanti Realisasi Jalur Lingkar Luar Cirebon Padatnya arus lalu lintas akibat pertumbuhan jumlah kendaraan baik roda dua maupun roda empat harus diikuti dengan penambahan ruas jalan. Tanpa adanya akses jalan baru yang dapat menjadi alternatif pemecah kepadatan, lalu lintas di jalur pantura diprediksi mengalami kemacetan semakin parah dalam dua tiga tahun mendatang. SEPERTI diketahui, Dinas Bina Marga Pemerintah Provinsi Jawa Barat saat ini tengah merencanakan pembangunan jalur lingar yang menghubungkan Kecamatan Sumber–Tegalwangi–Gunung Jati. Jalur lingar ini diharapkan dapat mengurai kepadatan di jalur utama pantura. Kepala Bidang Bina Teknik Dinas Bina Marga, Teti Meirawati mengatakan, dari hasil rapat dengan pemerintah provinsi, sampai ini yang dibahas masih seputar rute yang akan dilintasi jalan baru tersebut. Meski secara garis besar ada tiga kecamatan yang dilintasi. Dari hasil pembahasan, ada tiga alternatif yang akan diambil untuk pembangunan jalan lingkar. Alnternatif yang pertama rutenya dari Jalan Syekh Magelung Sakti Desa Suranenggala, Jalan Lemahtamba Desa Bakung, Desa Orimalang, Desa Wangun Harja, Jalan Moh Ramdan Desa Sitiwinangun, Jalan Raya Jamblang Kecamatan Plumbon, Desa Kenanga dan Jalan Dewi Sartika Kecamatan Sumber. Ruas ini akan diteruskan hingga Jalan Sultan Agung, Jalan Pangeran Cakrabuana sampai ke perbatasan dengan Kota Cirebon. Alternatif kedua, rute jalannya sama, hanya saja di simpang empat lampu merah Talun belok kanan arah Jl Ciperna. Sedangkan alternatif ketiga, masuk dari Jl Syekh Magelung Sakti masuk ke Klagenan dan Panguragan, diteruskan ke Jalan Ki Ageng Tepak Kecamatan Jamblang, Jalan Dewi Sartika Kecamatan Sumber, Jalan Pengeran Cakrabuana Kecamatan Talun yang diteruskan hingga Jl Kalitanjung Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon. “Itu tiga alternatif jalan lingkar yang akan dibangun oleh pemerintah provinsi. Sampai saat ini masih dilakukan studi kelayakan. Setelah dilakukan kajian, baru kita mengurus amdal (analisa dampak lingkungan) yang bisa memakan waktu sampai tiga tahun,” beber Teti, didampingi Kepala Bidang Peningkatan Jalan dan Jembatan, Ir Gatot Rachmanto. Melihat time line yang ada, direncanakan pembangunan fisik baru bisa dilakukan 2018 dan 2019. Dia mengaku, untuk teknis pelaksanaanya sendiri tidak tahu persis karena ini program pemerintah provinsi. Bahkan untuk anggaran sendiri sampai saat ini belum dapat diputuskan apakah ada sharing dari pemerintah daerah, provinsi maupun pusat. “Belum ada keputusan karena masih dilakukan kajian,” ucapnya. Hanya saja, dalam perencanaan untuk rute alternatif pertama yang panjangnya sekitar 27,1 km diperkirakan menelan anggaran Rp1,5 triliun. Untuk alternatif kedua yang panjangnya 27,9 km diprediksi menghabiskan anggaran Rp1,44 triliun. Dan yang terakhir adalah jalur alternatif tiga dengan panjang 29 km menelan biaya Rp1,2 triliun. “Jumlah anggaran yang bervariatif dari tiga alternantif tadi, sudah include dengan biaya pembebasan lahan. Tapi, pembangunan jalan lingkar luar ini tidak menggunakan beton, semuanya hot mix. Ya bisa dikatakan ini pembangunan mega proyek,” tukasnya. Di samping itu, Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon ditahun 2015 mendatang, pihaknya memiliki rencana besar dalam hal infrastruktur berupa penambahan ruas jalan di berbagai titik, seperti pembuatan jalur lingkar Cirebon dan pelebaran jalan. “Di tahun 2015 ini kita sudah menyiapkan beberapa progam seperti jalan baru, Jalan Lingkar Gebang dengan panjang 1.640 meter, jalan baru di sekitar Sport Center Watubelah untuk memecah keramaian ke arah Pejambon dengan panjang 725 meter,” katanya. Selain dari arah pejambon, pihaknya juga akan mencoba meneruskan jalan tersebut ke Jalan Pangeran Cakrabuna. Bina Marga juga memprogramkan pelebaran Jl Sultan Ageng Tirtayasa Kecamatan Kedawung dengan lebar 5,7 km. Sebab, jalur tersebut sudah sangat padat. “Laju harian kendaraan di wilayah itu cukup tinggi sehingga perlu ada pelebaran,” kata Teti. Rencananya, di tahun 2015 mendatang juga pihaknya akan ada pembahasan detail engineering design (DED) dan tahapan lain yang berkelanjutan. Selain itu, di wilayah perbatasan dengan Kota Cirebon di Jl Tuparev , rencananya ada penataan mengingat status jalan itu sudah menjadi kolektoran. Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), H Sono Soeprapto SSos MSi mengatakan, perencanaan pembangunan jalan lingkar itu merupakan program pemerintah provinsi. Artinya pemerintah daerah menyerahkan sepenuhnya ke sana, baik teknis maupun pelaksanaanya. “Itu masih perencanaan dan masih di bahas di pemerintah provinsi, bahkan untuk pelaksanannya sendiri kami tidak tahu kapan waktunya. Yang jelas semua konsepan dan rancangan itu ada di pemerintah provinsi,” kata dia. Meski di kalangan eksekutif sedang melakukan tahapan studi kelayakan, wakil rakyat justru belum tahu ada rencana pembanguna mega proyek tersebut. Ketua Komisi III DPRD, Suherman Anger mengaku belum tahu terkait pembangunan jalan lingkar luar. Sebab, selama ini dari dinas terkait belum ada obrolan maupun komunikasi dengan DPRD terutama Komisi III yang membidangi infrastruktur termasuk jalan. “Saya belum tau,” ucap dia, singkat. (sam) ALTERNATIF RUTE JALAN LINGKAR GUNUNG JATI-SUMBER RENCANA RUTE RUTE PERTAMA Jalan Syekh Magelung Sakti Desa Suranenggala, Jalan Lemahtamba Desa Bakung, Desa Orimalang, Desa Wangun Harja, Jalan Moh Ramdan Desa Sitiwinangun, Jalan Raya Jamblang Kecamatan Plumbon, Desa Kenanga dan Jalan Dewi Sartika Kecamatan Sumber. Ruas ini akan diteruskan hingga Jalan Sultan Agung, Jalan Pangeran Cakrabuana sampai ke perbatasan dengan Kota Cirebon. RUTE KEDUA Sama dengan rute pertama, hanya saja di simpang empat lampu merah Talun belok kanan arah Jl Ciperna. RUTE KETIGA Masuk dari Jl Syekh Magelung Sakti masuk ke Klagenan dan Panguragan, diteruskan ke Jalan Ki Ageng Tepak Kecamatan Jamblang, Jalan Dewi Sartika Kecamatan Sumber, Jalan Pengeran Cakrabuana Kecamatan Talun yang diteruskan hingga Jl Kalitanjung Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon. PANJANG JALAN RUTE 1 27,1 KM RUTE 2 27,9 KM RUTE 3 29 KM PREDIKSI ANGGARAN RUTE 1 Rp1,5 triliun RUTE 2 Rp1,44 triliun RUTE 3 Rp1,2 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: