Delapan Kecamatan Waspadai Longsor

Delapan Kecamatan Waspadai Longsor

Tim Reaksi Cepat Percepat Proses Penanganan MAJALENGKA – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka Tatang Rahmat SH mengungkapkan, musibah longsor yang terjadi beberapa hari ke belakang di wilayah selatan sudah ditangani tim yang meliputi Tagana, TNI serta masyarakat. Meski intensitas longsor terbilang kecil, pihaknya tetap mewaspadai kemungkinan terjadinya longsor susulan. Pasalnya, sejumlah wilayah dataran tinggi seperti Lemahsugih, Banjaran, Maja, Talaga dan lainnya masuk dalam kategori daerah rawan longsor di Kabupaten Majalengka. “Memasuki musim hujan dengan intensitas yang cukup besar ini, potensi bencana alam tentu harus diwaspadai. Mulai dari longsor, angin puting beliung hingga banjir. Kami (BPBD) telah melakukan beberapa upaya penanganan untuk menanggulangi kondisi pasca terjadinya bencana yang dikhawatirkan,” ungkapnya. Dijelaskan, BPBD telah membentuk tim reaksi cepat yang berasal dari 26 kecamatan se-Kabupaten Majalengka. Dengan adanya tim tersebut, nantinya diharapkan proses penanganan terhadap bencana bisa dilakukan lebih cepat tanpa harus menunggu tim dari BPBD, maupun tim penanggulangan bencana lintas sektoral lainnya. “Tim tersebut tentunya sudah mengikuti pelatihan baik teori maupun praktek, dalam hal ini simulasi,” katanya. Pihaknya mencatat terdapat delapan dari 26 kecamatan di Kabupaten Majalengka masuk dalam zona rawan longsor. Kedelapan wilayah tersebut lokasinya berada di kawasan dataran tinggi dan pegunungan. Di antaranya, Kecamatan Maja, Talaga, Cingambul, Argapura, Rajagaluh, Bantarujeg dan Malausma serta Banjaran. Sedangkan, sisa kecamatan lainnya juga punya potensi bencana seperti angin puting beliung. Serta beberapa kecamatan di kawasan utara Kabupaten Majalengka, cukup berpotensi menderita bencana banjir. Terutama yang berada di sepanjang aliran sungai besar. “Untuk mengantisipasi kondisi terburuk manakala terjadi bencana kami sudah siapkan dapur umum, tenda pengungsi, alas tidur dan selimut, serta logistik dan kebutuhan lainya bagi korban bencana. Selain itu, kordinasi lintas sektoral bersama instansi lain, termasuk TNI dan Tagana, juga terus diintenskan,” paparnya. Sementara itu, longsoran tebing bukit di Kecamatan Banjaran dan Lemahsugih juga menimpa wilayah Kecamatan Maja, tepatnya di Desa Cipicung Blok Gunung Windu. Longsoran dari bukit Gunung Windu yang terjadi pada Sabtu (27/12) lalu sekitar pukul 15.30 WIB menyebabkan sejumlah rumah milik warga terancam tertimbun. Hujan deras yang terjadi sepanjang hari diduga menjadi penyebab longsornya sebagian tebing bukit yang hanya berjarak puluhan meter dari pemukiman penduduk. Salah seorang warga setempat, Adi menyebutkan hujan deras juga menyebabkan longsornya beberapa tebing di kawasan tersebut. Akibatnya akses jalan dari Gunung Windu-Cinangka terputus. Perkembangan kondisi terakhir jalan sudah dapat dilalui setelah warga bergotong rorong membersihkan bekas longsoran. Kepala Desa Cipicung Asep menyebutkan, bencana yang menimpa Dusun Gunung Windu akhir pekan kemarin bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya longsor juga terjadi di daerah tersebut sehingga menyebabkan warga mengalami kerugian materi hingga ratusan juta rupiah. Namun beruntung tidak sampai menyebabkan jatuhnya korban jiwa. “Kejadian musibah longsor untuk ke sekian kalinya ini menambah daftar rumah rusak yang menjadi korban yakni tujuh rumah serta satu di antaranya sekarang sudah roboh,” katanya. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: