Subsidi Tetap BBM Hemat Rp226,1 T

Subsidi Tetap BBM Hemat Rp226,1 T

Diumumkan Hari Ini, Berlaku 1 Januari 2015 JAKARTA - Pada pengujung tahun ini, Pemerintah memastikan rencana penggunaan fixed subsidy atau subsidi tetap bahan bakar minyak (BBM). Rabu (31/12) pagi hari ini, Pemerintah bakal mengumumkan kebijakan baru tersebut di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian. Upaya reformasi struktural di bidang energi ini berhasil memangkas anggaran subsidi hingga lebih dari 80 persen. “Ya, besok (hari ini, red) diumumkan,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil di kantornya kemarin (30/12). Sayang, Sofyan masih enggan memaparkan secara rinci pilihan skema subsidi tetap yang bakal ditetapkan Pemerintah. Yang jelas, menurut Sofyan, policy anyar yang bakal diimplementasikan per 1 Januari 2015 itu bisa mendorong penghematan anggaran secara ekstra. Ruang fiskal pun akan semakin lebar. Sehingga, dana yang selama ini menguap untuk konsumsi BBM bisa disalurkan ke pos yang lebih produktif. “Subsidi (BBM) bisa ditekan di bawah Rp 50 triliun,” tuturnya. Angka subsidi tersebut turun drastis di atas 80 persen dari patokan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2015 untuk BBM mencapai Rp 276,1 triliun. Artinya, Pemerintah telah menghemat anggaran hingga lebih dari Rp 226,1 triliun. “Kami berupaya terus mengubah sistem, sehingga subsidi bisa tepat ke sasaran,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada A. Tony Prasetiantono mengatakan, subsidi BBM lebih baik dihapus jika harga keenomiannya mencapai level tertentu. Misalnya harga keekonomian BBM sebesar Rp 8 ribu per liter. Namun, jika harga BBM melebihi angka tersebut barulah Pemerintah memberi subsidi, misalnya sebanyak Rp 500 per liter. Menurutnya, dengan skema tersebut, Pemerintah bakal memiliki ruang fiskal yang lebih luas untuk menstimulus perekonomian hingga Rp 270 triliun. “Ini angka yang sangat besar, dan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi tahun depan ke arah 5,5 persen,” terangnya. Dengan kebijakan tetsebut menurutnya inflasi akan dapat dikendalikan di level 5 persen. Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk David Sumual menambahkan, kebijakan subsidi tetap akan membawa beberapa pengaruh. Pertama di sisi anggaran risiko fiskal akan lebih rendah. Kedua, tidak perlu ada lagi biaya politisasi seperti yang selama ini terjadi ketika Pemerintah akan menaikkan harga BBM. Ketiga, di sisi inflasi bisa ditekan rendah di bawah 5 persen untuk 2015. Selama ini inflasi mengalami volatilitas yang tinggi jika harga BBM dinaikkan. Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo siap mengendalikan inflasi apabila pemerintah memutuskan untuk menerapkan”fixed subsidy”tahun depan. “Kami sambut baik pemerintah mengeluarkan kebijakan struktural terkait BBM bersubsidi. Tentu saja ada dampak dan masa transisinya. Tapi jangka menengah akan baik untuk ruang fiskal. Jadi kami dukung kebijakan ini,” paparnya. (gal/kim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: