Uje Disambut Hangat
MAJALENGKA - Polres Majalengka kedatangan tamu istimewa, kemarin (2/11). Penceramah kondang, Ustad Jefri Al Buchori datang untuk mengisi taushiyah di Kota Angin. Kedatangan ustad yang akrab disapa Uje itu rupanya sudah ditunggu-tunggu oleh masyarakat Kabupaten Majalengka. Hal itu terlihat dari membeludaknya jamaah dari berbagai kecamatan yang datang ke halaman Polres Majalengka, tempat digelarnya acara syukuran. Pantauan Radar, sejak pukul 13.00 WIB, halaman Polres Majalengka menjadi lautan manusia. Laki-laki, wanita, anak-anak, tua, dan muda, berbondong-bondong untuk melihat dari dekat serta isi ceramah Uje. Tepat pukul 14.00 WIB, Kabupaten Majalengka diguyur hujan sangat lebat. Sambil menggigil kedinginan, masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok pengajian tetap bertahan menunggu kedatangan Uje. Karena merasa kesal Uje tidak juga kunjung tiba, sebagian masyarakat yang berdomisili dekat dengan Polres lebih memilih pulang karena kondisi halaman Polres Majalengka tergenang air. Karpet yang disediakan basah oleh genangan air hujan. Akibatnya, banyak yang berdiri menunggu kedatangan Uje di Polres Majalengka. Meski sebagian masyarakat memilih pulang, tak sedikit juga yang tetap bertahan hingga Uje muncul di Polres Majalengka. Sekitar pukul 16.30, akhirnya Uje tiba di Polres Majalengka. Uje langsung menemui Kapolres Majalengka, AKBP Lena Suhayati SIK MSi, Wakil Bupati Majalengka, Dr H Karna Sobahi MMPd, Sekda Kabupaten Majalengka, Drs H Ade Rachmat Ali MSi, Kajari Kabupaten Majalengka, Ketua PN Kabupaten Majalengka, sejumlah ulama dan tokoh masyarakat, serta undangan kehormatan yang sudah menunggu di lantai dua Polres Majalengka. Sebelum menyampaikan ceramah, Uje berfoto bersama dengan Muspida dan ibu-ibu Bhayangkari Polres Majalengka. Tanpa pengawalan ketat, Uje akhirnya duduk di atas mimbar kehormatan bersama undangan kehormatan lainnya di panggung. Dalam sambutannya, Kapolres Majalengka, AKBP Lena Suhayati SIK MSi, mengatakan, didatangkannya Uje ke Majalengka sebagai ungkapan syukur diresmikannya Gedung Polres Majalengka beberapa waktu lalu. Selain syukuran, didatangkannya Uje juga sebagai ajang untuk mendoakan TKW asal Majalengka yang terancam hukuman pancung di Arab Saudi. Mereka adalah Eti Rohaeti asal Kecamatan Cingambul dan Tuti Tursilawati asal Kecamatan Sukahaji. ”Tuti dan Eti adalah warga Majalengka yang baik. Mudah-mudahan, dengan doa bersama Uje ini, bisa membukakan hati majikan Eti dan Tuti di Arab Saudi untuk mengampuni mereka berdua. Bisa membawa berkah. Bisa mendatangkan mukjizat. Sehingga hukuman pancung tidak bisa dilaksanakan,” ujarnya. Sementara, sebelum berceramah Uje memohon maaf kepada masyarakat Majalengka karena kedatangannya tidak tepat waktu. Sedangkan isi ceramah, Uje menjelaskan tentang pentingnya rasa syukur dalam kehidupan. Uje mencontohkan pengalamannya terhadap orang cacat yang bisa bertahan hidup. Tak hanya itu, Uje memberikan wejangan soal hikmah dari sebuah musibah yang menimpa manusia. Dikatakannya, sebuah musibah merupakan pelajaran berharga yang diberikan Allah SWT. Terkait hasil dari ikhtiarnya seseorang, itu tergantung dari keputusan Sang Pencipta. ”Jangan berburuk sangka dengan adanya musibah. Kita sebagai manusia hanya bisa pasrah dan bersikap husnudzan atau berbaik sangka dengan Allah SWT,” kata dia. Soal musibah ini, Uje mengaitkannya dengan kasus hukuman pancung TKW asal Majalengka, Tuti dan Eti. Menurutnya, ketentuan Allah SWT sebetulnya memiliki hikmah luar biasa. Ketika hukuman pancung Tuti-Eti dilaksanakan, tentu ada dampak bagi bangsa Indonesia. ”Jangan sampai Eti dan Tuti mengalami hukuman pancung. Kalaupun dilaksanakan, hal itu sudah menjadi takdir Allah SWT. Manusia hanya bisa berusaha dan ikhtiar. Bagi bangsa Indonesia, hal tersebut menjadi pelajaran. Siapa tahu ada kebijakan-kebijakan baru yang lebih berharga soal pengiriman TKW ke luar negeri,” jelasnya. Tak hanya serius menyampaikan taushiyah. Uje juga memberikan penyampaian dakwah secara lugas dan humoris. Sambil mencontohkan hal-hal yang bisa ditemui di kehidupan sehari-hari, Uje tak segan untuk menyindir beberapa kelemahan pasangan suami-istri. Seperti soal rasa syukur rizki suami yang digunakan untuk hidup berumah tangga. Atau soal kedatangan ke Polres Majalengka bersama suami dan istri dengan amarah cemburu. ”Tujuan ke sini untuk apa ibu-ibu? Untuk lihat saya atau untuk denger ceramah saya? Bapak-bapak jangan cemburu dulu nih,” canda Uje. Sekitar 70 menit Uje memberikan ceramah. Selanjutnya, dilangsungkan doa bersama dipimpin oleh salah satu Habib terkemuka yang datang bersama Uje. Doa yang berisi permohonan keselamatan seluruh masyarakat Majalengka, khususnya anggota Polres Majalengka, juga memohon perlindungan bagi Eti dan Tuti di Arab Saudi. Pukul 18.45, masyarakat pun akhirnya membubarkan diri dengan tertib. (mid)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: