Basarnas Ubah Cara Pencarian

Basarnas Ubah Cara Pencarian

KEPALA Badan SAR Nasional (Basarnas) FHB Soelistyo melakukan perubahan strategi dalam upaya pencarian pesawat Air Asia QZ8501. Jika sebelumnya, pusat pencarian difokuskan pada sektor prioritas satu. Maka, pada hari kesepuluh kemarin (6/01), titik fokus pencarian ditambah. Soelistyo menyebutnya sebagai sektor prioritas kedua. Sektor ini masih berada dalam area sektor satu, di arah barat laut dari sektor prioritas pertama. Luasnya diperkirakan mencapai 10x10 nautical milles square. “Karena perkembangan evaluasi teknis dan taktis hasil dari kemarin, maka hari ini akan dilakukan tambahan area pencarian prioritas,” ujar Kepala Basarnas) FHB Soelistyo di Jakarta, kemarin. Untuk diketahui, Basarnas telah melakukan penyempitan sektor pencarian. Dari 11 sektor menjadi empat sektor. Di dalam sektor tersebut, terdapat area seluas 1.575 square nautical miles yang disebut red area. Nah, di dalam red area itu, ada satu titik fokus pencarian yang disebut dengan sektor prioritas. Yang sekarang disebut sebagai sektor prioritas pertama. Dari dugaan awal Basarnas, terdapat main badan dan black box pesawat AirAsia di sana. Namun sayangnya, hingga kini masih belum dideteksi adanya sinyal keberadaan keduanya. Kondisi tersebut yang akhirnya membuat pria kelahiran Jogjakarta itu menam­bah sektor prioritas ini. Lalu, mengapa baru dilakukan sekarang?. Soelistyo menjelaskan, bahwa pihaknya sengaja menyisir bagian timur terlebih dahulu ketimbang menambah sektor prioritas baru. Pertimbangannya, akan banyak jenazah yang terapung dan terbawa arus menuju ke arah timur. Meski diakuinya, perhitungan itu agak meleset karena saat ini frekuensi temuan jenazah di luar area telah menurun. “Ada pertimbangan, kalau pada awal operasi kita langsung menuju sektor prioritas tambahan maka saya akan kehilangan 37 korban yang sekarang sudah ditemukan,” tuturnya. Ia menduga, menurunan frekuensi ini disebabkan banyak jenazah yang masih ada di dalam badan pesawat. Karenanya, ia akan bahu membahu untuk melakukan pencarian di sektor prioritas kedua yang disebut-sebut juga berpotensi terdapat badan pesawat dan black box. “Meski demikian, pencarian di empat sektor utama tentu akan terus dilakukan. armada kita kan banyak dan sudah di bagi-bagi,” katanya. Soelistyo mengatakan, operasi di sektor ini akan dilakukan oleh kapal-kapal yang memiliki alat pencarian bawah air. Ada lima kapal yang telah ditugaskan merapat ke sana. Yakni, KRI Hasanuddin, KRI Usman Harun, kapal Geosurvey, kapal Baruna Jaya I, serta kapal Crees Onix milik Rusia. Selain penambahan sektor prioritas, hari ini (7/01) Basarnas juga akan memperluas lagi wilayah pencarian di luar red area. Perluasan akan dilakukan ke arah kanan. “Perluasan dilakukan dengan pertimbangan telah ditemukannya dua jenazah di area sebelah kanan dari red area hari ini (kemarin),” tuturnya. Dua jenazah tersebut ditemu­kan oleh kapal kasturi milik Malaysia dan kapal Onami milik pemerintah Jepang. Satu jenazah dikatakannya telah dibawa ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Sementara, jenazah lainnya masih berada di KRI SSTS. “Jenazah akan dipindahkan dengan menggunakan boat me­nuju teluk Kumai. Untuk kemu­dian dibawa melalui jalur darat ke sana Pangkalan Bun,” urainya. Dengan ditemukannya dua jenazah ini, maka hingga hari kesepuluh ini sudah 39 jenazah yang ditemukan. Berarti, masih ada 121 jenazah yang belum diketahui keberadaannya. Selain temuan jenazah, tim SAR juga berhasil mendeteksi adanya dua objek metal. Dua temuan tersebut berhasil dideteksi oleh kapal milik Amerika Serikat, USS Fort Wort. Objek pertama, tercatat berukuran 17 m x 14 m. Sedangkan objek kedua berukuran 14 m x 4,6 m. Keduanya ditemukan di kedalaman 93 feet. “Ini berarti temuan objek ke enam dan tujuh. Keduanya ditemukan di wilayah prioritas satu. Meski demikian, kita masih belum bisa pastikan itu bagian dari pesawat. Masih kita teliti,” jelasnya. (mia)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: