Zulkifli Dapat Dukungan Kader Muda

Zulkifli Dapat Dukungan Kader Muda

JAKARTA - Dua kandidat Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Hatta Rajasa dan Zulkifli Hasan, saat ini masih memiliki posisi yang sama-sama kuat. Namun, munculnya suara-suara untuk dilakukan regenerasi pucuk pimpinan partai berlambang matahari itu bisa menentukan hasil akhir Kongres PAN nanti. Ketua Umum Barisan Muda PAN Yandri Susanto menyatakan, tradisi yang berlangsung dalam Kongres PAN selama ini adalah mengutamakan musyawarah untuk mufakat. Dari dua kandidat yang saat ini memiliki peluang kuat untuk maju, Yandri menilai sosok Zulkifli yang berusia lebih muda daripada Hatta layak diberi kesempatan memimpin PAN. “Kalau anak muda, pasti pro regenerasi. Tradisi satu periode itu baik untuk dipertahankan,” ujar Yandri. Menurut Yandri, proses aklamasi dalam menetapkan Ketum bukan sesuatu yang haram. Karena itu, arah untuk menuju ke sana tengah dirajut melalui komunikasi dengan para pemegang suara dan tokoh senior. Selain Amien Rais, tokoh senior seperti A M Fatwa terlibat untuk mewujudkan hal tersebut. “Mereka berupaya supaya tidak ada gesekan. Usaha itu sedang dilakukan secara intensif,” ujar anggota Fraksi PAN di DPR RI tersebut. Sebagai catatan, hasil Rakernas PAN pada Rabu tengah malam (7/1) menetapkan pelaksanaan Kongres PAN pada 28 Februari-2 Maret di Bali. Secara terpisah, terbatasnya pilihan sosok kandidat ketua umum PAN dinilai bisa membebani masa depan partai. Pengamat politik dari Universitas Indonesia Muhammad Budyatna berharap Hatta dan Zulkifli sebaiknya legawa dan mengundurkan diri dari proses pencalonan sebelum kongres dilaksanakan. “Menurut saya, lebih baik PAN memilih nama-nama lain dari kader-kader terbaiknya di luar dua nama itu. Saya yakin masih banyak kader yang mampu membawa PAN lebih besar ke depan,” katanya. Budyatna menilai, sudah saatnya Hatta memberikan tongkat estafet kepemimpinan kepada kader PAN lainnya. Sebagai kader, Hatta sudah banyak menikmati apa yang bisa diraih seorang politikus, seperti menjabat menteri sejak reformasi, menjadi ketua umum, dan puncaknya menjadi cawapres. “Itu sudah raihan luar biasa. Maka, sebaiknya Hatta lengser untuk memberikan kesempatan kepada kader lainnya,” ujarnya. Namun, pengganti Hatta sebaiknya bukan Zulkifli. Menurut Budyatna, Zulkifli saat ini memiliki rekam jejak yang kurang bagus. Meski menjabat sebagai ketua MPR, dia sangat rentan terseret kasus dugaan penyalahgunaan wewenang saat menjadi menteri kehutanan. “Tanpa mengesampingkan asas praduga tidak bersalah, akan lebih aman bagi PAN memilih pemimpin yang tidak memiliki celah bagi lawan politik untuk menjatuhkan mereka,” tandasnya. (bay/c6/fat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: