Bodi Ditemukan, Prioritaskan Evakuasi Korban

Bodi Ditemukan, Prioritaskan Evakuasi Korban

JAKARTA- Meski perangkat black box berhasil didapat, namun pencarian bangkai pesawat AirAsia QZ8501 masih dilakukan tim gabungan Basarnas. Kapal Singapura RSS Swift akhirnya berhasil mendeteksi bagian bodi pesawat setelah diizinkan masuk area pencarian IV. Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI F. Bambang Henry Soelistyo dalam keterangan persnya di Gedung Basarnas mengatakan bodi berhasil dideteksi salah satunya dengan temuan tulisan Now Everyone. Tulisan itu merujuk pada tagline AirAsia, Now Everyone Can Fly. “Namun kondisinya saat ini sudah penuh dengan lumpur,” ujar Soelistyo, kemarin ( 14/1). Dalam hasil side scan itu juga tampak masih ada satu sayap yang melekat di bagian bodi. Bodi pesawat itu ditemukan di 3000 meter dari lokasi ekor ditemukan dan 800 meter dari ditemukannya FDR. Atau lebih tepatnya di sekitar perairan Kalimantan Selatan. Soelistyo mengungkapkan, awalnya kapal Geo Survey yang menggunakan side scan Sonar menangkap objek besar di bawah laut. Dari informasi yang disampaikan pilot ROV Geo Survey, Sari Darmarani pada Jawa Pos (Radar Cirebon Group) sebenarnya sejak dua hari lalu Geo Survey berhasil menangkap obyek yang dicurigai bagian bodi pesawat. Namun hasil side scan belum jelas apakah itu bodi pesawat atau kapal tangker. Nah, hasil observasi Geo Survey itu langsung ditindaklanjuti oleh kapal RSS Swift. Kapal itu sebenarnya selama ini sudah terlibat operasi namun tak boleh mendekat ke area IV oleh KRI Banda Aceh. Ketika KRI Banda Aceh bekal ulang di Semarang, Basarnas mengizinkan RSS Swift masuk untuk menurunkan perangkat Remotely Operated Vehicle (ROV). Informasi yang dihimpun koran ini menyebutkan kalau saja sejak awal RSS Swift boleh masuk oleh KRI Banda Aceh, kemungkinan bodi pesawat sudah terdeteksi sejak lama. Pasalnya ROV kapal itu memiliki kemampuan luar biasa, bisa beroperasi hingga kedalaman 3000 meter. Bodi pesawat sendiri ditemukan di kedalaman 28 meter. “Hasil dari gambar yang didapat ROV. Menunjukkan gambar badan besar pesawat. Sekitar 10x30 meter,” jelasnya. Meskipun telah menemukan badan pesawat, namun Basarnas tidak seketika memutuskan mengambil. Soelistyo mengatakan, hari ini, penyelam basarnas akan memeriksa dulu bodi pesawat tersebut. Sebab kemungkinan besar masih ada jenazah yang ada di dalamnya. “Besok kami akan cek dulu dengan target bisa mengevakuasi jenazah yang masih tertinggal,” ujarnya. Dirops Basarnas Marsma SB Supriyadi di Pangkalan Bun mengungkapkan penyelam perlu mengobservasi bodi pesawat itu untuk mengetahui seberapa besar bagian yang bisa diangkat. “Termasuk mengecek apakah bisa dengan floating bag atau perangkat lain,” ujarnya. Menurut Supriyadi tak mudah mengangkat bagian terbesar dari pesawat itu. Tim penyelam akan kesulitan memasang tali seling yang akan digunakan untuk menarik dengan floating bag. “Harus cari cara tali selingnya ditempatkan dimana, sebab posisi bodi itu juga sudah penuh lumpur,” jelasnya. Mengenai skenario evakuasi korban, Supriyadi mengaku masih menunggu laporan dari para penyelam hari ini. Menurut dia untuk mempercepat bisa saja jenazah dimasukan kantong dan ditarik dari atas kapal. “Kalau tidak memungkinkan ya satu penyelam mengevakuasi satu jenazah. Tapi itu prosesnya lama karena penyelam yang naik harus berhenti menyelam dulu,” paparnya. Selain berhasil mendapatkan bodi pesawat, tim juga mendapatkan dua tambahan jenazah. Jenazah yang belum diketahui jenis kelaminya itu ditemukan di perairan Pulau Sembilan Kabupaten Kota Baru Kalimantan Selatan. Tepatnya di 70 mil sebelah barat daya kota baru. Soelistyo mengaku, penemuan dua jenazah itu tidak lepas dari bantuan nelayan setempat. Ketika melihat kjenazah yang mengapung, nelayan langsung menginformasikan pada polsek Marapadan Kabupaten Tanah Bambu Kalimantan Selatan. “Hari ini dua jenazah akan kami evakuasi dan kami terbangkan ke Surabaya,” terangnya. Dengan penemuan dua jenazah itu, total pada hari ke 18 operasi penemuan AirAsia ini, tim Basarnas sudah menemukan 50 jenazah. Artinya kurang 112 jenazah lagi yang belum ditemukan. Pasalnya saat terbang total penumpang yang ada di pesawat mencapai 162 penumpang beserta crew pesawat dan pilot. Selain jenazah, nelayan juga menemukan obyek yang menyerupai kursi pesawat. Danlantamal Banjarmasin Kolonel Haris Bima mengatakan ditemukannya jenazah di wilayahnya itu kemungkinan karena terbawa arus laut. “Kalau angin dan arus laut bergerak ke timur laut, serpihan atau jenazah memang bisa terbawa ke Kalsel,” ujarnya. Hingga hari ke-18 ini jenazah korban dan serpihan pesawat AirAsia QZ8501 memang kemana-mana. Dua hari lalu Basarnas mendapatkan informasi temuan barang pesawat di perairan Tanjung Emas, Semarang. Dengan adanya temuan itu berarti pergerakan angina dan arus saat itu mengarah ke Selatan atau Tenggara. Sementara itu, Soelistyo mengatakan operasi masih terus berlanjut. Dia tidak memberikan batas waktu sampai kapan operasi ini akan berakhir. Namun, untuk jumlah personil serta kapal akan dikurangi. “Ke depannya kami akan menggunakan kapal dan penyelam basarnas,” jelasnya. (aph/gun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: