Air Normal 2 Minggu Lagi

Air Normal 2 Minggu Lagi

CIREBON - Sehari pasca ledakan pipa PDAM di Jalan Raya Plangon Kelurahan Babakan Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, suasana di lokasi kejadian masih dijaga aparat kepolisian. Ruas jalur yang menghubungkan ke Kabupaten Kuningan pun hingga kemarin (2/7) masih diblokade dan dilarang dilalui kendaraan roda empat. Sejumlah pekerja juga terlihat sibuk melakukan penggalian lebih dalam untuk memudahkan proses pengangkatan pipa yang hancur. Pekerja yang lain sibuk menimbun tanah di pinggir-pinggir jalan yang berlubang akibat guncangan ledakan tersebut. Beberapa staf jajaran direksi PDAM Kota Cirebon juga tampak serius memperhatikan bekas ledakan yang menyerupai sumur raksasa itu. Direktur Utama PDAM Kota Cirebon, Wiem Wilantara yang ikut meninjau lokasi kejadian, kemarin (2/8) menuturkan butuh waktu sekitar dua atau tiga hari untuk melakukan penggantian pipa yang jebol akibat tingginya tekanan air tersebut. PDAM Kota Cirebon tidak perlu membeli pipa yang baru untuk menggantinya. Sebab PDAM masih mempunyai stok pipa yang tersedia di gudang PDAM Kota Cirebon. Pantauan Radar hingga pukul 11.30 siang kemarin, para pekerja masih menunggu mobilisasi alat berat yang datang untuk mengangkat pipa yang diperkirakan berbobot belasan ton tersebut. Namun Wiem memastikan dalam dua hari ini proses pengangkatan dan penggantian pipa sudah bisa selesai. “Dengan adanya penggantian pipa ini, otomatis distribusi air ke permukiman penduduk akan tersendat,” kata pria berpenampilan nyentrik itu. Jika proses penggantian pipa sudah selesai dilakukan, gangguan suplai air tambahnya masih akan berlangsung selama dua pekan kedepan. “Yang paling lama justru proses normalisasi. Suplai air baru akan normal kembali secara keseluruhan sekitar dua minggu kedepan,” bebernya. Akibat ledakan pipa berusia 28 tahun itu, seluruh distribusi air di Kota Cirebon terhenti. Termasuk suplai air bagi warga perumahan Cempaka Arum Kabupaten Cirebon. Kalau ada pelanggan yang masih mendapatkan aliran air, persentasenya hanya sekitar 10 persen saja. Karena sebetulnya aliran air tersebut merupakan sisa yang terdapat di sepanjang pipa. Dikatakan Wiem, jumlah pelanggan PDAM kota di kompleks Cempaka Arum dan sekitarnya mencapai 10 ribu pelanggan. Namun hampir seluruhnya merupakan pelanggan malam. Artinya mereka dapat menikmati distribusi air dari PDAM kota hanya pada malam hari saja. Meski ribuan pelanggan merasa dirugikan akibat peristiwa itu, managemen PDAM Kota Cirebon kata Wiem tidak akan memberikan ganti rugi atas kesulitan air yang dirasakan masyarakat. Alasannya, kasus ledakan pipa merupakan musibah dengan mengeluarkan biaya yang tak terduga. Sementara itu, salah seorang warga Cempaka Arum, Dintansyah mengaku hingga Minggu malam, distribusi air masih normal. Namun, tidak menutup kemungkinan kalau nanti malam atau besok malam suplai air akan terputus akibat insiden yang menewaskan seorang pekerja di Paniis tersebut. “Ada dua pipa PDAM yang mengaliri air di kompleks perumahan Cempaka Arum. Satu pipa dari PDAM kota yang mengalir di malam hari, dan satu pipa lainnya milik PDAM kabupaten yang mengalir di siang hari, “ ungkapnya. LANGKAH-LANGKAH DARURAT Pasca ledakan pipa air berukuran 600 mm di ruas Jalan Plangon Kabupaten Cirebon, kondisi aliran air ke Kota Cirebon diperkirakan baru pulih dua pekan mendatang. Asumsi ini, berdasarkan kemungkinan uji coba aliran air yang baru akan dilaksanakan 4 Agustus mendatang, setelah proses penggantian pipa yang mengalami robek karena efek watter hamer. \"Kami sudah menyusun tiga langkah untuk penanganan masalah ini,\" ucap Direktur Teknik PDAM, Sri Supanti saat konfrensi pers di ruang kerjanya, Senin (2/8). Tiga langkah yang dimaksud adalah penyelesaian masalah korban yang meninggal akibat terjepit gatevalve di mata air Cipaniis, pengurusan administrasi kepegawaian untuk karyawan tersebut dan langkah ketiga adalah pekerjaan fisik untuk pemulihan pipa distribusi air minum. Proses perbaikan pipa distribusi sudah dimulai sejak Senin kemarin. Proses pengerjaan dimulai dengan penggalian yang dilanjutkan dengan pengangkatan pipa yang robek karena efek watter hamer. Proses penyambungan pipa baru sendiri, kemungkinan baru akan dilaksanakan  hari ini. Tetapi, ada satu peralatan yang sifatnya aksesori yang mesti didatangkan dari Jakarta. \"Alatnya namanya polar, di gudang tidak ada stoknya jadi harus didatangkan dari Jakarta. Dengan sistem 24 jam kerja, kita berharap besok (hari ini) sudah bisa tersambung pipanya,\" tutur perempuan berjilbab itu. Sedangkan proses uji coba aliran air, akan dilakukan secara bertahap. Volume air yang dialirkan melalui pipa berdiameter 600 mm itu tidak akan langsung pada debit 750 liter per detik. Prosesnya bertahap, karena pipa yang kosong tidak teraliri air sudah terisi udara yang terjebak didalam pipa. \"Mudah-mudahan bisa berjalan mulus. Untuk mempercepat proses pembuangan udara, kami mengimbau masyarakat tetap membuka kran-nya meski memang ada resiko putaran meteran air tetapi itu tidak signifikan,\" katanya. Namun Sri menjamin selama proses pemulihan, air sudah bisa mengalir ke rumah-rumah warga. Hanya saja alirannya belum sampai pada titik normal dan daerah-daerah terjauh belum bisa mendapatkan suplai air misalnya kawasan Klayan Kabupaten Cirebon dan sekitar Jl Kalijaga Kota Cirebon. Lalu, bagaimana solusi sementara penanganan krisis air? Direktur Umum PDAM, Sofyan Satari menjelaskan, sampai kemarin mobil tangki PDAM yang biasanya bisa digunakan untuk mendistribusikan air ke masyarakat masih belum bisa digunakan. Pasalnya, mobil-mobil tersebut mengambil air dari pipa 600 mm yang lokasinya berada di kantor PDAM. \"Kalau mengambil dari pipa kecil yang 250 mm tidak mungkin karena aliran airnya saja terbatas dan selama ini pipa kecil itu dibantuk disuntik dari pipa besar,\" terangnya. Oleh sebab itu, pria yang akrab disapa Opang tersebut mengaku sudah menyiapkan sejumlah rencana darurat termasuk meminta bantuan PDAM Kabupaten Kuningan dan PDAM Kabupaten Cirebon untuk memperbantukan mobil-mobil tangki miliknya. Masing-masing dari PDAM terdekat itu memiliki 2 mobil berkapasitas 3 ribu liter dan diharapkan bisa segera terealisasi untuk mengirimkan air ke perumahan warga. \"Tadi sih sudah kontak dengan Pak Kamdan (Dirut PDAM Kab Kuningan) beliau sepertinya mau membantu, kepastiannya sih besok,\" tuturnya. Namun, kata Opang, bantuan distribusi air dari PDAM Kab Kuningan dan Kab Cirebon terkendala dengan masalah jarak yang cukup jauh dari Kota Cirebon. Tapi, solusi-solusi alternatif pendistribusian air lewat mobil tangki akan terus dipikirkan sehingga mendapatkan solusi yang paling efektif. 20 % Pelanggan Aman PDAM Kota Cirebon mengklamim 20 persen dari 54.379 pelanggan aman dari krisis air. Setidaknya, jumlah 20 persen pelanggan itu tetap mendapatkan aliran air meski debitnya menurun dari debit normal. 20 persen pelanggan yang tidak terkena dampak kerusakan pipa distribusi air ini disebabkan penggunaan pipa lama yang dibuat oleh Pemerintahan Kolonial Belanda yang pada 1937 membuat saluran distribusi air minum dari Mata Air Cipaniis ke Kota Cirebon. \"Pipanya cuma 250 mm, debitnya 110 liter per detik. Tapi, pelanggan yang distribusi airnya lewat pipa ini tetap mendapatkan air meskipun kecil. Tapi yang menggunakan pipa 600 mm mati total,\" ujar Sri. Dia menambahkan, lokasi-lokasi yang menggunakan pipa 250 mm zaman Belanda ini diantaranya adalah kawasan Penggung, Cileres, Majasem dan perumahan Griya Sunyaragi Permai. Di lokasi-lokasi ini, air tetap mengalir meskipun debitnya menurun dari keadaan normal, sebab pipa 250 mm itu biasanya dibantu dengan disuntik dari pipa 600 mm. \"Tetep kena dampak, cuma tidak mati total. Airnya masih mengalir meskipun kecil,\" tuturnya. (dik/yud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: