Berduka Ditinggal Sang Bunda

Berduka Ditinggal Sang Bunda

DUA musisi senior, Ahmad Albar dan Camelia Malik tengah berduka. Pasalnya, ibunda tercinta, Syarifah Farida tutup usia. Farida meninggal di usia 87 tahun setelah mendapat perawatan di ICU RSPAD, Jakarta Pusat, kemarin (18/1). “Sempat dirawat karena stroke, tapi yang menyebabkan gagal pernapasan dan asma,” ujar Ahmad Albar di rumah duka, kawasan Cilandak KKO, Ragunan, Jakarta Selatan. Pria yang akrap disapa Iyek memang tidak menyangka ibunya meninggal secepat ini. Ia pun tidak memiliki firasat apapun saat kepergian perempuan yang selalu merawat dan mendukung karirnya itu. Bahkan, setelah sempat menjalani perawatan intensif dari rumah sakit (RS), ayah dari Fachri Albar mengaku kondisi ibunya sempat membaik. “Nggak ada firasat apapun. Malahan sempat membaik jam tiga pagi,” ceritanya. Pria kelahiran Surabaya, 16 Juli 1946 inipun sempat tersenyum, apalagi semua keluarga berkumpul dan ikut mendoakan kesembuhan perempuan paruh baya itu. “Semua anak kumpul waktu itu,” ceritanya. Sayangnya, Tuhan menentukan jalan lain. Setelah semua berkumpul, ibunya langsung menutup mata untuk selama-lamanya. Iyek yang tidak berada di samping ibunya itu tidak bisa berucap banyak selain meratapi kepergian sang bunda. “Kemudian, saya lihat keadaan drop. Jam tujuh dapat kabar kondisinya semakin melemah, jantung lemas, dan prosesnya cepat,” katanya. Hal serupa pun dikemukakan Camelia Malik, selama tiga bulan kurang lebih 10 hari ibunya memang mendapat perawatan intensif dari pihak RS. “Sudah sepuh. Ada asma, dia sesek, akhirnya dia bleeding. Terakhir tadi malam. Doa sama-sama. Ibu saya lihat semakin letih. Kita bergiliran doa. Kemudian ibu saya pukul 07.20 WIB tadi pagi dinyatakan meninggal,” ujarnya serasa menteskan air mata. Biduan senior ini pun terlihat ikhlas atas kepergian ibunya. Ia pun mengaku berterima kasih kepada pihak RS yang telah memberikan perawatan yang maksimal atas kesehatan ibunya. “Selama dirawat di ICU, kita berterima kasih sama dokter dan suster yang selama ini merawat dan kepada semua yang memberikan dukungan,” paparnya. Selama berada di rumah sakit, sang bunda, terang Camelia, memang tidak banyak bicara. Ia pun hanya tersenyum saat melihat semua keluarganya berkumpul di detik-detik kematiannya. “Ibu saya begitu kena stroke sulit utk berkomunikasi juga dan nggak bisa bicara lagi. Kita bicara pakai hati saja. Ibu tahu apa hati kita. Kami juga tahu apa hatinya,” tegas dia. Camelia pun ikhlas dengan kepergian ibunya. Apalagi ia berada di sampingnya. “Kalau pijat kakinya kita tahu mau ibu dipijat di bagian mananya. Jadi nggak ada pesan apa-apa,” tutur Camelia. (ash)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: