Belasan Tahun Hidup di Rumah Tidak Layak Huni

Belasan Tahun Hidup di Rumah Tidak Layak Huni

Rumah adalah tempat keluarga berkumpul. Memiliki rumah yang nyaman merupakan idaman semua orang. Namun Nendi (50) harus menerima kenyataan hidupnya. Hidup di rumah yang hanya berukuran 6x5 meter di Blok Karang Wetan, RT 02, RW 04, Desa Gesik, Kecamatan Tengah Tani, Nendi harus tinggal bersama dengan seorang istri dan tujuh orang anaknya. AIR mata Nendi tak terbendung saat koran ini menanyakan kondisi rumahnya. Rumah kecilnya itu harus mampu menjadi tempat beristirahat, berteduh dan berkumpul bersama sang istri, Munah (45) dan tujuh orang anaknya. Tidak hanya kecil, kamar mandi cuci kakus (MCK) pun berada di luar dan beratapkan langit. Selain itu, kondisi rumah Nendi bisa sangat memprihatinkan. Hanya bermodalkan dinding bilik dan atap tanpa plafon, Nendi dan keluarga bertahan hidup di rumah sederhananya itu. Belasan tahun lalu, rumah tersebut memang masih layak untuk Nendi dan keluarga kecilnya. Namun kini, kondisi rumah tersebut sudah termakan usia. Bahkan kala hujan, Nendi dan keluarga harus rela ikut “kehujanan” dalam rumah. Air hujan selalu masuk ke dalam rumahnya. Untuk menahan air masuk, Nendi hanya mengandalkan triplek-triplek bekas dan ditaruhnya di rangka atap. “Sudah beberapa tahun seperti ini. Saya mau memperbaiki juga bagaimana,” ujarnya sambil menahan air matanya, kemarin (21/1). Pasalnya, Nendi hanya bekerja sebagai buruh serabutan. Sementara sang istri, Munah (45), hanya seorang pembantu rumah tangga. Penghasilannya sehari-hari hanya mencukupi kebutuhan hidup anggota keluarganya. Kondisi ekonomilah yang akhirnya membuat Nendi harus mengubur dalam-dalam keinginannya memiliki rumah yang layak. “Kepingin banget ngeberesin rumah. Setidaknya jangan sampai bocor kalau hujan. Tapi tidak ada uangnya,” ujarnya. Tahun 2010 lalu, pihaknya dibantu dengan petugas desa sudah mengajukan bantuan pemerintah. Namun hingga saat ini, tidak ada bantuan yang diterima oleh Nendi. Nendi harus berjuang sendiri untuk bisa memperbaiki rumahnya. “Sama orang desanya sudah difoto-foto. Tahun 2010 sudah coba, 2012 juga. Tapi sampai sekarang tidak ada realisasi, malah ada dari blok lain dapat,” kata dia. Dirinya pun berharap, pemerin­tah ataupun pihak lainnya bisa membantu mewujudkan mim­pinya untuk memiliki rumah yang layak bagi keluarga. Mengingat bilik-bilik yang menyangga rumah kecilnya itu sudah tidak lagi sang­gup menahan air dan menjadi tempat istirahat yang layak. “Saya harap bisa ada bantuan dari pemerintah,” harapnya. (Ida Ayu Komang Triyani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: