Anggaran KIP 2015 Kurang Rp6,85 T

Anggaran KIP 2015 Kurang Rp6,85 T

JAKARTA - Rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggenjot sasaran penyaluran Kartu Indonesia Pintar (KIP) 2015 terancam macet. Penyebabnya untuk peningkatan jumlah sasaran itu, Kemendikbud masih kekurangan anggaran Rp6,8 triliun. Kebutuhan tambahan anggaran KIP yang sangat besar itu, dibeber Mendikbud Anies Baswedan saat rapat bersama Komisi X DPR, kemarin. Anggaran KIP tahun ini membengkak karena ada penambahan jumlah sasaran penerima KIP. Dalam penyusunan APBN 2015 ditentukan bahwa penerima KIP sebanyak 9,19 juta siswa sekolah. Anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp5,32 triliun. Namun setelah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bercokol, jumlah sasaran KIP tadi ditambah. Anies mengatakan, jumlah sasaran KIP terbaru adalah 19,22 juta anak. Rinciannya adalah 14,32 juta siswa sekolah dan 4,9 juta anak usia sekolah tapi tidak sekolah. Dengan penambahan jumlah penerima yang signifikan itu, anggaran KIP membengkak menjadi Rp12,17 triliun. \"Sehingga ada kebutuhan tambahan anggaran untuk KIP sebesar Rp6,85 triliun,\" terang Anies. Irjen Kemendikbud Haryono Umar menuturkan, sudah disiapkan skema pemenuhan kebutuhan anggaran baru itu. \"Kemendikbud mengajukan penambahan anggaran dalam rapat pembahasan APBN Perubahan 2015,\" kata mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu. Haryono mengatakan, sampai saat ini rapat-rapat pembahasan APBN-P 2015 masih berjalan. Dia memperkirakan APBN-P 2015 akan diputuskan sekitar akhir Februari atau awal Maret nanti. Dengan demikian, masyarakat tidak perlu khawatir dengan kepastian penyaluran KIP. Sebab KIP 2015 rencananya dicairkan saat tahun ajaran baru sekitar Juni-Juli nanti. Anggota Komisi X DPR Zulfadli mengatakan, Kemendikbud harus memilih timing atau waktu yang tepat dalam pencairan KIP. Misalnya ketika masa penerimaan siswa baru. Pada masa ini, banyak biaya yang dibutuhkan orangtua siswa kurang mampu. Seperti membeli buku dan perlengkapan sekolah lainnya. \"Jangan dicairkan menjelang lebaran. Karena bisa jadi konsumtif,\" paparnya. (wan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: