Besok Malam, Cirebon Berdoa untuk Wali Kota

Besok Malam, Cirebon Berdoa untuk Wali Kota

CIREBON – Banyak doa dan harapan agar Wali Kota Cirebon Ano Sutrisno segera sembuh, termasuk akan diadakan acara Cirebon Berdoa Rabu malam (4/2). Acara yang dimulai pukul 20.00 WIB itu akan dipusatkan di Keraton Kanoman Cirebon. Cirebon Berdoa diprakarsai Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Cirebon, Kesultanan Kanoman, dan Masyarakat Pro Perubahan. “Sebagai umat muslim dan masyarakat Cirebon, berkewajiban mendoakan kesembuhan Wali Kota Cirebon Ano Sutrisno, serta keselamatan dan kebaikan seluruh warga Kota Cirebon. Kita tidak mau terlibat pada persoalan hiruk pikuk politik,” ujar Ustadz Yusuf, pengurus MUI yang juga Khatib Syuriah NU Kota Cirebon, baru-baru ini. Menurut Yusuf, yang tengah dihadapi Ano Sutrisno tentunya berpengaruh pada keberlangsungan pemerintahan Kota Cirebon. Oleh karenanya, seluruh masyarakat Cirebon diajak untuk berdoa agar pemimpinnya diberi kesehatan, sehingga bisa bekerja dan mengemban amanah dengan baik. “Selama Pak Wali sakit, jalannya pemerintahan tentunya sudah diatur sesuai undang-undang,” lanjutnya. Sultan Raja Mochamad Emirudin, Sultan Kanoman ke-XII, melalui Pangeran Patih Qodiron, mengundang kepada seluruh masyarakat Cirebon untuk dapat menghadiri Cirebon Berdoa. Kegiatan ini merupakan bentuk ikhtiar sebagai masyarakat Cirebon, yang menginginkan pemimpin dan masyarakatnya hidup dengan baik. Patih Qodiron mengaku prihatin dengan adanya pihak-pihak yang memanfaatkan sakitnya Wali Kota Cirebon Ano Sutrisno untuk kepentingan politik. Karenanya, Qodiron berharap seluruh pejabat dan perangkat pemerintahan diminta tetap bekerja dengan baik, sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. “Semoga doa yang dipanjatkan diijabah oleh Allah SWT. Walikota Cirebon Ano Sutrisno kembali pulih dan kembali bekerja dengan baik,” harapnya. Keprihatinan juga disampai­kan Rudi Nurrohman, tokoh Mayarakat Pro Perubahan. Rudi mengajak semua elemen untuk tidak terjebak pada kepentingan politik, dengan membuat opini publik yang menyesatkan dan membuat masyarakat Cirebon resah. “Dalam kondisi seperti ini, semua pihak diharapkan mena­han diri untuk tidak mem­buat pernyataan dan tindakan yang bisa memi­cu kere­sahan di tengah mas­yarakat. Kami mene­gaskan, di era pemerin­tahan Ano-Azis, tidak ada isti­­lah loyalis Ano atau loya­lis Azis. Karena Ano-Azis su­dah milik mas­yarakat Kota Cire­bon, sehi­ngga masyarakat tidak ingin dikotak-kotakkan dengan istilah tersebut,” kata Rudi Nurrohman, Manajer Mas­ya­rakat Pro Perubahan. (mik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: