PAD Galian C Bisa Overload

PAD Galian C Bisa Overload

KUNINGAN – Galian C di wilayah Kuningan Timur patut didalami. Pasalnya, diperoleh informasi bahwa sebenarnya sehari bisa mencapai kisaran 700 sampai 1.000 unit truk yang beroperasi. Per unitnya bisa mengangkut pasir minimal 3 rit. Ini sejalan dengan lontaran pada awal Januari lalu yang menyebutkan, per hari bisa mencapai 3.000 rit. Berdasarkan keterangan yang diperoleh Radar, truk yang mengangkut pasir dari seluruh titik lokasi galian bisa mencapai 700 sampai 1.000 unit. Per unit truk tersebut mampu mengangkut pasir minimal 3 rit, bahkan bisa melebihinya. Namun kenyataannya, PAD yang diperoleh dari sektor tersebut masih jauh. “Seharinya antara 700 sampai 1.000 unit. Ini bukan hitungan rit karena kalau hitungan rit, per unitnya bisa 3 rit,” ujar sumber Radar yang enggan disebutkan namanya, kemarin (2/2). Dalam menyikapi hal itu, seorang pengamat kebijakan daerah, Hamdan meminta agar para pihak terkait mendalami masalah ini. Sebab jika data tersebut benar-benar terjadi, PAD yang akan dihasilkan dari sektor tersebut begitu besar. “Kita hitung minimal saja 700 unit kali 3 rit, berarti 2.100 rit. Retribusi per ritnya sesuai dengan aturan Rp20 ribu. Dikalikan 2.100 maka menjadi Rp42 juta per hari. Dikalikan lagi 30 hari, menjadi Rp1,26 miliar. Dikalikan 12 menjadi Rp15,1 miliar setahun. Sedangkan target PAD hanya Rp5,8 miliar,” ungkapnya. Jika mengacu pada hitungan tersebut, maka terdapat sisa yang cukup fantastis dengan selisih sekitar Rp10 miliar. Pihaknya meminta hal ini dikaji serius oleh para pihak terkait. Terutama komisi yang membidanginya, Komisi III DPRD. Ketika dikonfirmasi, Ketua Komisi III H Ujang Kosasih MSi mengeluarkan jawaban seperti pada awal Januari silam. “Masih terus melakukan pengumpulan data dan kajian,” jawab politisi PKB tersebut singkat. Seperti yang diberitakan Radar sebelumnya, Kamis (9/1) lalu terlontar pengakuan dari salah seorang warga Desa Cibulan Kecamatan Cidahu. Dia berteriak soal jumlah rit pasir yang diangkut tiap harinya. Pria tersebut menyebutkan angka 3.000 rit pasir sehari dari seluruh lokasi yang ada di wilayah timur di hadapan para wakil rakyat yang tergabung dalam Komisi III. Ujang sendiri waktu itu mengaku kaget mendengar keterangan tersebut. Namun karena belum mengetahui soal pertambangan pasir, dia berjanji akan mendalaminya. “Kami belum bisa menyampaikan penilaian secara umum. Nanti kita akan lihat faktanya dulu. Yang jelas informasi ini bisa dijadikan bagian dari masukan kita di Komisi III. Kita akan terus lengkapi informasinya dan dijadikan bahan kajian,” kata Ujang waktu itu. Kalau informasi tersebut benar, menurutnya luar biasa sehingga perlu kajian dan mendiskusikannya dengan Pemkab Kuningan. Sebab sepengetahuannya dari APBD 2015 yang baru disahkan, rencana PAD dari sektor galian pasir mencapai sekitar Rp5,8 miliar. Lain halnya kalau per hari mencapai 3.000 rit maka PAD yang bisa diperoleh mestinya jauh lebih besar. “Kalau benar faktanya per hari 3.000 rit atau 3.000 dumtruk, maka bisa didapatkan retribusi Rp60 juta per hari. Karena besaran retribusi yang dibebankan per dumtruk itu Rp20 ribu. Per bulan berarti Rp1,8 miliar. Lantas kalau satu tahun, jadinya Rp21,6 miliar. Sungguh angka yang luar biasa,” kata Ujang. Dari informasi yang belum akurat tersebut, pihaknya akan mencoba untuk menghimpun informasi lebih faktual kelak. Baik itu dari masyarakat, pihak ketiga maupun dari aparatur pemerintahan. Disamping itu, pihaknya pun akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap upaya reklamasi yang selama ini dilaksanakan. “Sejauh ini kami mendapatkan laporan dari DSDAP bahwa lokasi galian di wilayah timur itu mencapai 17 titik. Kalau memang pejabat DSDAP menyebutkan 13 titik seperti yang dimuat di media, berarti ada empat yang sudah tidak aktif lagi,” ungkapnya. Sebelumnya, Kepala DSDAP, H Amiruddin MSi menyebutkan, lokasi galian pasir di wilayah timur awalnya sebanyak 20 titik. Namun dari 20 titik tersebut, ada beberapa yang sudah tidak aktif, sehingga tinggal 13 titik. (ded)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: