KUNINGAN – Dari 14 anak penderita HIV/AIDS di Kabupaten Kuningan, satu anak dikhitan di RSUD 45 Kuningan

KUNINGAN – Dari 14 anak penderita HIV/AIDS di Kabupaten Kuningan, satu anak dikhitan di RSUD 45 Kuningan

KUNINGAN - Dari 14 anak penderita HIV/AIDS di Kabupaten Kuningan, satu anak dikhitan di RSUD 45 Kuningan, Senin (2/2). Anak itu berinisial FS. Proses khitan dikawal penuh oleh aksi kepedulian para aktivis gerakan masyarakat peduli HIV/AIDS yang tergabung dalam Rumah Rampakpolah Kuningan. Ada juga PKBI, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), Manajer Kasus CST Klinik Adelweis RSUD 45, Konselor pendamping, camat Sindang Agung dan tokoh masyarakat peduli FS. FS dikhitan pukul 16.00 oleh dokter bedah RSUD 45. Tindakan langka mengkhitan anak yang diketahui positif HIV/AIDS tersebut berproses terbuka. Hampir semua orang yang hadir menyayangi anak berusia 6 tahun itu. Usai dikhitan, Firdaus dibanjiri pemandangan senyum bahagia. Ucapan selamat mengalir. Tidak sedikit dari mereka, bahkan mencium, memeluk dan memotivasi FS. FS benar-benar dibahagiakan. Pulang dari RSUD 45, dia diarak naik delman. Ratusan orang mengiringinya. Hingga sesampainya di rumah, banyak warga memberi sumbangan. Mulai makanan jamuan, uang, dan lain-lain. Datang juga bantuan dari para guru sekolahnya berupa 10 dus mi instan, plus uang dari Rumah Sakit Kuningan Medical Centre, Asda II Nana Sugiana, pengurus PKBI, serta swadaya masyarakat untuk syukuran khitan. Yang tidak kalah membuat FS sangat bahagia, impiannya untuk memiliki tab terwujud dari hadiah Rumah Rampakpolah. Ditambah perlengkapan kebutuhan FS, termasuk perlengkapan sekolah. “Kami semua bangga, bahagia, terharu. Ini kali pertama kami melakukan gerakan nyata penanggulangan HIV/AIDS dengan mengkhitan anak ODHA (orang dengan HIV/AIDS),” ungkap Koordinator Rumah Rampakpolah Kuningan, Sri Laelasari. Sri berharap, aksi kepedulian tersebut tidak berhenti sampai di situ. Apalagi, masih ada 13 anak ODHA lain  yang akan terus membutuhkan uluran tangan dari para relawan yang peduli. Tentu agar para anak ODHA terus bersemangat untuk bertahan hidup. “Kami (Rumah Rampakpolah, red) juga terus akan membuat gerakan gugah rasa untuk penanggulangan HIV/AIDS,” ucap Sri. Sri berharap besar pemerintah daerah memiliki kepedulian terhadap para ODHA di Kabupaten Kuningan. Sebab, hasil temuannya di lapangan, anak-anak ODHA kebanyakan berasal dari keluarga tidak mampu. Sebab itu pula, dia mengajak semua relawan peduli ODHA untuk terus meningkatkan sosialisasi tentang HIV/AIDS. Sehingga ke depan, tidak terjadi lagi diskriminasi dan stigma untuk ODHA. (tat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: