Puluhan Balita Terserang Gizi Buruk

Puluhan Balita Terserang Gizi Buruk

Butuh Penaganan Pemerintah Segera TENGAHTANI – Diperkirakan 30 anak usia bayi lima tahun (balita) di Desa Kemlaka Gede, Kecamatan Tengahtani mengalami gizi buruk. Hal tersebut disampaikan kuwu setempat, Adi Ruslani saat menerima kunjungan anggota DPRD Kabupaten Cirebon dapil I, pasca kegiatan musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) di Kantor Kecamatan Tengahtani, Rabu (25/2). Menurut Adi, data tersebut berdasarkan hasil laporan dari kader posyandu dan PKK Desa Kemlaka Gede, Kecamatan Tengahtani. Sementara, balita lainnya masih diambang batas normal. “Pada saat musrenbang memang kita sebut hanya 4 anak. Tapi setelah ada laporan dari kader, ternyata ada sekitar 30 anak balita (yang bergizi buruk, red),” tuturnya. Adi menyebutkan, penyebab dari banyaknya balita bergizi buruk, karena kegiatan orang tua yang sibuk mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan hajat hidup. Mengingat rata-rata mereka hidup di bawah garis kemiskinan, sehingga perawatan terhadap perkembangan anak tidak menjadi prioritas. “Mereka sibuk berjibaku mencari penghasilan demi memenuhi kebutuhan hidup. Makanya perawatan kepada bayi menjadi berkurang,” jelasnya. Kemudian, rata-rata pekerjaan kepala keluarga di sini adalah buruh serabutan. Entah sebagai buruh tani, buruh pabrik karung atau pekerjaan informal lainnya dengan pendapatan per hari tidak lebih dari Rp50 ribu. “Ya mungkin buat makan sehari-hari hanya segitu-gitunya,” katanya. Meski demikian, Adi membeberkan, jika pemerintah desa sudah berusaha untuk membantu pemenuhan gizi anak-anak balita melalui sejumlah kegiatan posyandu. Kader posyandu senantiasa memberikan penyuluhan dan sosialisasi kepada warga akan pentingnya pemenuhan gizi kepada balita. Tapi karena kesadaran masyarakat masih belum optimal, terkadang jatah makanan tambahan tidak diambil. Atau ada anak yang diberi asupan makanan tambahan tapi tidak mau. Yang makan pun hanya ibunya. “Kita sudah alokasikan dana sebesar Rp1,8 juta per tahun untuk penemuhan makanan tambahan pada kegiatan posyandu. Begitu juga dengan kegiatan PKK, anggaran sebesar Rp11 juta kami alokasikan demi mewujudkan masyarakat Kemlaka Gede bebas gizi buruk,” terangnya. Pihaknya meyakini, kondisi gizi buruk di wilayahnya sudah diketahui dinas terkait. Karena setiap kegiatan posyandu melibatkan puskesmas dan tenaga medis lainnya. “Ya mudah-mudahan dengan dikunjungi anggota dewan, ada respons yang cukup sigap dari dinas terkait,” imbuhnya. Sementara salah satu anggota DPRD Kabupaten Cirebon dapil I, Supirman SH mengatakan, terkejut dengan laporan gizi buruk dari masyarakat Kecamatan Tengahtani pada saat musrenbang kemarin. Karena itu, bersama ketujuh anggota dewan lainnya didampingi tim dari badan pembentukan peraturan daerah (bapperda) dan pemerintah kecamatan Tengahtani, terpanggil untuk melihat langsung kondisi balita tersebut. Berdasarkan hasil kunjungan bersama tim ke salah satu rumah warga di RT 04/04 Desa Kemlaka Gede, Kecamatan Tengahtani, kasus balita gizi buruk harus segera ditangani. “Mereka ini generasi muda, kalau sejak kecilnya saja mereka tidak mendapat gizi yang cukup, bagaimana nanti,” kata Supirman. Supirman dananggota dewan lainnya meminta kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon untuk segera turun langsung menangani masalah gizi buruk. “Beri mereka bantuan makanan tambahan yang cukup, jangan sampai ketika kami kunjungan lagi, persediaan tidak ada,” tegasnya. Supirman pun meminta Pemerintah Kecamatan Tengahtani untuk mencari data ke desa lainnya terkait gizi buruk. Data tersebut untuk penanganan dini kasus penderita gizi buruk. “Kami tidak mau ada lagi cerita-cerita tentang gizi buruk di wilayah Kabupaten Cirebon, apalagi Kecamatan Tengahtani lokasinya dekat dengan Kota Cirebon, ” terangnya. Dalam kunjungan tersebut, para anggota DPRD Kabupaten Cirebon asal dapil I yang terdiri dari H Tarmidi SE, Nova Fikrotushofiyah Lc, Carila Rohandi SE, H Khanafi SH, H Mulus Trisla Ageng SE, Tarseni dan Supirman SH mengunjungi dua rumah yang diduga mengalami gizi buruk. Salah satu balita yang dikunjungi adalah Gufron (3), yang terletak di Blok Weringin RT 03 RW 05. Guforn diduga memiliki gizi buruk. Namun setelah ditanyakan langsung, ternyata karena faktor penyakit langka. Kemudian tim juga mengunjungi balita Aliyudin Subhan (2), di RT 04/04 Desa Kemlaka Gede. Secara kasap mata, tempat tinggal Aliyudin bersama orang tuanya, Sunadi (33) dan Sri Nani (30) memang memprihatinkan. Rumah yang ditinggali minim fentilasi udara. Sementara pekerjaan Sunadi hanya buruh pabrik karung yang berpenghasilan antara Rp30 ribu sampai Rp50 ribu per harinya. (jun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: