Anda Mampu? Jangan Beli Beras di OP
Hari Ini Mulai Dijual Beras Murah di Dua Lokasi di Kota Cirebon CIREBON- Pemkot Cirebon dan Bulog Sub Divre Cirebon mulai menggelar operasi pasar (OP) khusus beras di dua lokasi, Jumat (27/2). Dalam rapat koordinasi terakhir, kemarin (26/2), diputuskan operasi pasar khusus dengan sasaran masyarakat menengah ke bawah ini bakal digelar selama tiga hari, yakni hari Jumat (27/2), Sabtu (28/2), dan Senin (2/3). Operasi pasar beras sendiri bakal digelar di kantor kelurahan di lima titik kecamatan di Kota Cirebon. Kepala Disperindagkop UMKM Kota Cirebon, Drs H Agus Mulyadi MSi, mengatakan, rencana operasi ini sudah sesuai kesepakatan saat rapat koordinasi terakhir yang dilakukan kemarin. Dikatakan, operasi pasar kali ini tidak mengambil lokasi di dekat pasar. Hal ini berubah, setelah pada rapat sebelumnya pihaknya mengusulkan diadakan operasi pasar beras di 15 titik yang lokasinya berdekatan dengan masyarakat dan pasar. Pria yang akrab disapa Agusmul ini optimistis operasi pasar ini bisa menekan harga beras di pasar. “Kita akan terus evaluasi efektivitasnya, apakah nanti setelah itu ada operasi pasar tambahan atau tidak, nanti sambil jalan kita evaluasi. Ya pokoknya ini kita lakukan sampai harga beras turun,” ujarnya. Operasi pasar dilakukan untuk bisa mengintervensi harga beras melalui operasi pasar beras yang dilakukan tersebut. “Sasaran operasi pasar beras murah ini untuk masyarakat menengah ke bawah,” ujar Agus. Oleh karenanya, pihaknya akan mengawasi kegiatan ini agar berjalan efektif. Disebutkan dia, operasi pasar beras ini tidak melibatkan pedagang pasar. Operasi pasar ini akan digelar oleh satgas operasi pasar dari Bulog dan dibantu oleh tim dari Pemkot Cirebon. Kepala Bulog Sub Divre Cirebon, Miftahul Ulum menyebutkan pihaknya sudah menyiapkan sebanyak 2 ton beras setiap harinya selama operasi pasar berlangsung. Perihal masalah kualitas beras medium apakah akan laku terjual, Miftahul lebih menyerahkan kepada masyarakat. “Ya apakah laku atau tidak, kita serahkan ke masyarakat,” ucapnya. Dalam operasi pasar itu, Bulog menjual beras kualitas medium dengan harga Rp7.400/kg. Kalau di pasaran, harga beras dengan kualitas demikian bisa mencapai Rp9.000 hingga Rp10.000. Operasi pasar bakal digelar mulai pagi hari. Menurut Miftahul, saat ini baru Pemkot Cirebon yang sudah pasti menggelar operasi pasar. “Saat ini memang baru Pemkot Cirebon yang sudah mengajukan untuk operasi pasar, sementara dari Pemkab Kuningan kita baru menggelar rapat, belum membahas hal teknis,” ujarnya. Selain menggelar operasi pasar, pemerintah juga akan secepatnya menyalurkan beras untuk warga miskin (raskin). Miftahul Ulum menyebutkan pihaknya akan berupaya secepat mungkin untuk menyalurkan raskin, paling lambat akhir bulan Februari. “Sehingga dengan adanya penyaluran raskin dan juga ditambah dengan operasi pasar ini, bisa benar-benar menekan harga beras,” ujarnya. Sementara itu, harga beras di sejumlah pasar Kota Cirebon masih tetap tinggi. Kepala Pasar Jagasatru, Sugandi, mengatakan harga beras saat ini di pasar jagasatru masih berada di kisaran harga Rp11.000 hingga Rp12.000/kg. “Saat ini masih tinggi harganya, kenaikan harga beras sudah cukup lama dari awal Februari,” ungkapnya. Terkait akan diadakanya operasi pasar beras, ia pun menyambut positif. Pasalnya dengan harga beras yang cukup tinggi banyak masyarakat yang mengeluhkannya. Di samping itu, ia berharap operasi pasar ini bisa menekan harga beras yang saat ini hargaanya masih melambung. HARGA GABAH TEMBUS REKOR Sementara itu, naiknya harga beras di pasaran yang mengakibatkan menyusutnya stok gabah di tingkat petani. Akibat langkanya stok gabah tersebut, harga gabah di tingkat petani mencapai rekor tertinggi dalam penjualanya, hingga mencapai angka Rp630 ribu per kuintal. Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka, Drs H Wawan Suwandi MP melalui Kabid Tanaman Pangan Drs Taham menuturkan dari hasil pantauan di tingkat petani penggarap maupun pemilik lahan sudah tidak ada lagi yang mempunyai stok gabah di gudang. Kalaupun ada, kata dia, mesti ditebus dengan harga tinggi. Informasi terakhir per pekan ini, harga gabah menembus level Rp620 ribu per kuintal. Bahkan, pada pekan sebelumnya harga gabah mencapai angka Rp630 ribu per kuintal. Selain itu, para petani yang masih memiliki stok gabah itu merupakan hasil panen masa tanam ketiga bagi yang lahan pertaniannya masih dapat memproduksi padi. Itupun, sudah distok lama di gudang. “Minggu-minggu kemarin harga jual gabah menembus rekor Rp630 ribu (per kuintal). Karena saking langkanya stok gabah di tingkatan petani penggaran maupun petani pemilik lahan. Minggu sekarang turun sedikit di Rp620 ribu (per kuintal), karena memang mulai ada sebagian kecil petani yang sudah memanen padinya,” kata Taham, kemarin (26/2). Menurutnya, harga jual normal gabah pada waktu di luar masa penen raya adalah sedikit di atas Rp500 ribu hingga Rp550 ribu. Tergantung pada jenis apa gabah yang dihasilkan dari tanaman padi varietas jenis asalnya. Namun pada saat panen raya saat stok gabah sedang melimpah kadangkala harganya menyentuh di bawah Rp500 ribu. Dia menjelaskan, stok dan harga gabah diperkirakan akan terjadi dalam 20 hari ke depan. Sesuai dengan prediksi pihaknya, paling cepat dua minggu ke depan atau 20 hari ke depan akan ada panen raya hasil masa tanam pertama di musim penghujan tahun ini. Tapi pengaruhnya ke harga beras apakah akan ikut turun dan kembali normal, pihaknya tidak bisa memastikan. Sementar itu, kelompok tani Sumur Setum Blok Leuweung Bata, Desa Karangsambung, Kecamatan Kadipaten, Emon, mengatakan saat ini bisa dibilang sedang memasuki masa paceklik. Semua anggota poktan tersebut pun dipastikan sudah tidak ada lagi yang punya stok gabah untuk digiling jadi beras. “Seluruh anggota kami sudah tidak punya stok gabah, padahal kalau sekarang ada yang punya stok, bisa dijual mahal kan lumayan. Sekarang sih jangankan menyetok gabah, beras buat kebutuhan dapur para petani saja harus beli di warung dengan harga yang mahal. Ini saking tidak adanya persediaan gabah yang bisa digiling,” keluhnya. Dia berharap tanaman padi kelompoknya bisa segera dipanen dan hasilnya maksimal dalam dua pekan atau 20 hari ke depan agar para petani tidak ikut sengsara terbawa dampak kenaikan harga beras. Walaupun dari hasil pengamatannya, kondisi cuaca yang kurang bersahabat akhir-akhir ini berpotensi menyebabkan kurang maksimalnya hasil produksi padi. (jml/azs)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: