Owi/Butet Antiklimaks
Indonesia Gagal Total di All England 2015 JAKARTA - Tradisi Indonesia minimal membawa pulang satu gelar dari superseries premier All England sejak 2012 lalu terputus. Kemarin (8/3) di Barclaycard Arena Birmingham, satu-satunya asa Merah Putih di partai puncak, yakni ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dipaksa menyerah dari Zhang Nan/Zhao Yunlei 10-21,10-21. Kekalahan kemarin sekaligus memupus harapan Owi/Butet, sapaan Tontowi Ahamd/Liliyana Natsir, untuk mencatat quattrick atau juara empat kali beruntun. Sebelumnya di turnamen bulu tangkis tertua ini, Owi/Butet selalu menggondol mahkota sejak 2012 lalu. Kini rekor kalah menang Owi/Butet dengan Nan/Yunlei semakin inferior. Dari 12 kali bertemu, Nan/Yunlei unggul tujuh kali. Sebelum kemarin, Owi/Butet kalah di final ganda campuran Asian Games XVII/2014 dengan skor 16-21,14-21. Usai pertandingan, Butet mengakui jika puncak penampilannya justru di babak semifinal Sabtu (7/3) lalu atau ketika menang 21-17,21-11 atas Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen. Dalam laga kemarin, Owi/Butet terseret ritme dan permainan yang dijalankan Nan/Yunlei. \"Di game pertama kami banyak melakukan kesalahan. Terlalu mudah bagi lawan untuk memperoleh poin. Jadi, lawan di atas angin terus. Lawan mainnya rapi. Sedang kami terlalu terburu-buru,\" tutur Butet dalam surat elektronik kemarin. Dalam pertandingan kemarin, di game pertama Owi/Butet tampak tak bisa mengimbangi permainan Nan/Yunlei. Bahkan Owi/Butet sempat tertinggal 1-8 dari Nan/Yunlei. Momentum merebut game kedua bagi Owi/Butet sebenarnya terbuka. Owi/Butet sempat memepet skor 6-7 dengan Nan/Yunlei. Bukannya mengejar, Owi/Butet malah tercecer kembali dan kalah. \"Saya pribadi banyak tertekan dalam permainan hari ini (kemarin,red.). Permainan saya tidak keluar secara maksimal. Banyak eror sendiri. Akan banyak evaluasi ke depannya,\" sebut Owi. Di sisi lain, Kabid Binpres PP PBSI Rexy Mainaky menuturkan akan menunggu laporan pelatih untuk melakukan evaluasi All England. Apalagi All England ini adalah satu dari lima patok parameter sukses PP PBSI tahun ini. \"Saya lihat hari ini (kemarin,red.) pasangan Tiongkok tidak banyak mengadu bola di depan net. Mereka lebih fokus memberikan tekanan kepada Owi. Bisa dilihat sendiri, Owi banyak melakukan kesalahan sendiri,\" tulis Rexy dalam pesan singkat. Selain itu program latihan muscle endurance yang digeber untuk persiapan All England akan dievaluasi lagi. Rexy mengatakan program ini akan terus ditingkatkan menjelang tampilnya Indonesia di ajang Piala Sudirman Mei mendatang. (dra)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: