Seriusi Pembibitan Ternak Nasional

Seriusi Pembibitan Ternak Nasional

Konsentrasi di Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali JAKARTA-Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan perbaikan pembibitan ternak nasional. Salah satu upayanya yakni, melalui penguatan kelembagaan pembibitan ternak. ”Kami terus berkomitmen untuk mengembangkan pembibitan ternak sapi potong di Indonesia,” ungkap Direktur Jenderal (Dirjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Syukur Iwantoro di Jakarta, Selasa (10/3). Dia menambahkan, terdapat 10 instansi pelaksana bidang perbibitan yang terdiri dari tujuh Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Pakan Ternak (BPTUHPT), dua Balai Inseminasi Buatan (BIB) dan satu Balai Embrio Ternak (BET) yang di bawah langsung koordinator Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan. BPTUHPT bertugas untuk memproduksi ternak bibit sebar bagi para stakeholder baik Balai Pembibitan daerah, swasta, dan masyarakat yang bergerak di bidang pembibitan ternak serta mengembangkan pembenihan Hijauan Pakan Ternak. BIB bertugas memproduksi semen beku untuk efisiensi dan efektifitas kebuntingan. Sedangkan BET bertugas untuk memproduksi embrio ternak untuk meningkatkan kelahiran ternak dengan kualitas unggul. ”Ke-10 balai bidang perbibitan tersebar di Indonesia mulai Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali,” ungkap Syukur. Salah satu BPTUHPT di Sumatera yakni, BPTUHPT Padang Mengatas di Sumatera Barat. BPTUHPT Padang Mangatas turut berkontribusi dalam menggenjot produksi bibit sapi unggul di Indonesia. Terletak di kaki Gunung Sago, lokasi BPTUHPT Padang Mengatas amat strategis sebagai Balai Pembibitan yang bertugas menghasilkan bibit ternak sapi potong unggul. Didirikan pertama kali oleh pemerintah Hindia Belanda pada 1916 untuk pengembangan ternak kuda, bangunan kantor BPTUHPT masih menyisakan sisa-sisa sejarah kolonial. Bangunan berarsitektur Belanda ini masih berdiri kokoh. BPTUHPT Padang Mengatas pernah mencapai masa keemasannya pada 1955, peternakan ini merupakan stasiun peternakan yang terbesar di Asia Tenggara, dimana ternak yang dipelihara adalah ternak kuda, sapi, kambing, dan ayam. Namun pergolakan politik 1958-1961 dengan terjadinya peristiwa PRRI, Balai perbibitan ini menjadi basis utama pertahanan PRRI, sehingga rusak berat. Barulah setelah peristiwa itu berlalu, BPTUHPT Padang Mangatas kembali ditata ulang. Kepala BPTUHPT Padang Mangatas Sugi Sugiono menjelaskan, BPTUHPT Padang Mangatas merupakan Balai Pembibitan ternak sapi potong berbasis padang penggembalaan seluas 280 hektare (ha) dengan jumlah populasi 935 ekor pada Maret 2015. ”BPTUHPT yang memiliki panorama menakjubkan ini jauh dari kesan peternakan konvensional. Bayangan mengenai peternakan yang bau kotoran sapi, berantakan, sapi-sapi yang diikat dalam kandang beserta rumput-rumput yang berceceran, akan sirna seketika begitu menjejakkan kaki di BPTUHPT ini,” ujarnya. Di sisi lain, untuk mendukung pembibitan ternak nasional, BPTUHPT Padang Mangatas juga memberikan bimbingan teknis untuk penanganan masalah reproduksi dan teknologi pembenihan pakan ternak kepada pemda, swasta, dan masyarakat di seluruh Indonesia. Salah satu kelompok peternak sapi potong binaan BPTUHPT Padang Mangatas yaitu, Kelompok Ganto Perak di Padang Mangatas. Ketua kelompok peternak Ganto Perak, Joni Akmal mengatakan, peternak yang semula mengalami kesulitan, terutama pada masalah reproduksi, penyediaan bibit pakan, dan pengawasan terhadap penyakit menjadi lebih terbantu dengan adanya pembinaan dari UPT perbibitan ini. (adn/rko)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: