Harus Ada Gerakan Kota Cirebon Bersih

Harus Ada Gerakan Kota Cirebon Bersih

Untuk Kembali Merebut Adipura KESAMBI - Lepasnya Adipura pada tahun ini, ikut disesalkan mantan pejabat Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Cirebon, Drs Sabar Simamora MH. Menurut dia, sebenarnya pengolahan sampah tidak begitu substansial karena masih ada item-item penilaian yang lainnya. “Tidak bisa dijadikan alasan kegagalan adipura karena penanganan sampah yang masih konvensional, kan masih ada item-item yang lain. Daerah lain yang pengelolaan sampahnya masih konvensional bisa dapat Adipura,” ujarnya kepada Radar, Minggu (29/3). Sabar menandaskan, bagai­ma­na­pun Kota Cirebon ha­rus bisa membenahi dan mem­berdayakan potensi dan sumber daya manusia yang ada. Kegagalan masuk da­lam nominasi Adipura, harus menjadi tanggung jawab bersama. Ia menilai ada per­bedaan kinerja antara tim adi­pura dulu dengan saat ini. “Dulu itu kalau mau ada peni­laian kita gerak semua, dari mulai tim pengawas, tim peman­tau, dan tim kebersihan melibatkan seluruh komponen masya­­rakat. Dari mulai RW, Kelu­rahan hingga Kecamatan. Kalau sekarang hanya wacana di atas kertas saja, tidak ada gera­kannya,” tandas mantan Ke­pa­la Satpol PP Kota Cirebon itu. Dijelaskan dia, untuk meraih kesuksesan tidak bisa digapai sendiri-sendiri. Oleh karena itu, dia pun mendukung agar digalakkan kembali gerakan kebersihan di Kota Cirebon. Hal ini bisa menjadi salah satu cara agar Kota Cirebon meraih Adipura. Seperti halnya di masa saat dirinya di DKP dulu, dengan meraih 5 kali Adipura dan 2 Adipuran Kencana. “Solusinya harus ada aksi dari pemimpin, entah itu dari Walikota, Camat, Lurah, Ketua RW sama-sama bergerak, supaya masyarakat termotivasi,” ujar salah seorang kepercayaan mantan Walikota Khumaedi ini. Sekretaris Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Cirebon, R Henda SH MH menyampaikan kegagalan ini menjadi tanggung jawab bersama. Pasalnya, dalam persiapan penilaian Adipura ini telah dibentuk satu tim bersama SKPD lainnya. “Memang ada beberapa titik penilaian yang perlu dievaluasi, kita masih kurang dalam pengolahan sampah di TPS yang masih tercampur antara organik dan anorganik. Pengadaan Bank Sampah di masyarakat dan juga pengolahan sampah di TPA,” ujarnya. Untuk itu, pihaknya menar­get­kan agar pada tahun ini, masing-masing kelurahan ada satu RW yang sudah menerapkan zero waste dan menerapkan 3 R, yakni Reduce, Reuse dan Recycle. “Kita akan menggandeng Kantor Lingkungan Hidup agar menekankan untuk sosialisasi kepada warga agar mereka termotivasi melakukan 3 R,” terangnya. Diakuinya, pengelolaan sampah di TPA masih menggu­nakan sistem konvensional, dengan mengubur dan menutup sampah. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi bau yang ditimbulkan. Di samping juga melakukan penanaman pohon. Disinggung apakah akan ada pembenahan dalam pengolahan sampah di TPA Kopiluhur, Henda menyebut pihaknya memilih untuk membenahi pengolahan di tingkat masyarakat. “Sekarang kita fokus untuk mengajak masyarakat menera­pkan zero waste dan 3 R. Karena partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan, dan ini yang harus digalakan kembali,” terangnya. Senada, Kepala Bidang Kebersihan, Drs Jajang Jaya Suganda menyebutkan pola pikir masyarakat dalam mengelola sampah harus diubah. (jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: