Assad Terima Proposal Liga Arab

Assad Terima Proposal Liga Arab

\"\"Soal Pengiriman Pengamat ke Syria DAMASKUS– Ultimatum dan ancaman sanksi Liga Arab terhadap Syria ternyata berhasil melunakkan rezim Presiden Bashar al-Assad. Bertepatan dengan berakhirnya batas waktu ultimatum kedua Liga Arab pada Minggu lalu (4/12), Syria memberikan jawaban. Kemarin (5/12), Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Syria melaporkan bahwa Assad akhirnya menyepakati proposal Liga Arab. Rezim Assad mengizinkan Liga Arab untuk mengirimkan tim pengamat ke negerinya. “Menteri Luar Negeri Walid Muallem merespons proposal Liga Arab dengan positif dan melayangkan surat jawaban pada Sekjen Nabil Elaraby pada Minggu malam (4/12),” terang Jubir Kemenlu Syria Jihad Makdissi dalam jumpa pers kemarin. Dia berharap perubahan sikap rezim Assad itu bisa menghindarkan Syria dari ancaman sanksi ekonomi dan diplomatik 22 negara anggota Liga Arab. Dalam pesan tertulisnya, ungkap Makdissi, Muallem mencantumkan sejumlah revisi kecil atas proposal Liga Arab tersebut. Tetapi, dia yakin amandemen yang diajukan Syria itu tidak mengubah esensi proposal. “Kami juga mendesak Liga Arab agar penandatanganan proposal itu dilakukan di Damaskus, bukan di Kairo (markas Liga Arab di Mesir),” ungkapnya. Sejauh ini, Liga Arab belum mereaksi surat jawaban yang dilayangkan Muallem seiring berakhirnya deadline ultimatum itu. Ancaman Liga Arab untuk menjatuhkan sanksi ekonomi dan diplomatik serta membekukan seluruh aset Syria di negara-negara anggota juga belum dicabut. Termasuk, rencana untuk mengurangi jumlah penerbangan dari dan menuju Syria per 15 Desember mendatang. Kendati demikian, reaksi positif Syria terhadap proposal Liga Arab tersebut menunjukkan adanya itikad baik dari rezim Assad untuk mengakhiri krisis politik yang sudah berlangsung selama delapan bulan terakhir itu. Menurut Komisi HAM PBB, konflik antara pemerintah dengan kubu oposisi dan pembangkang di Syria sudah merenggut sekitar 4.600 nyawa. Padahal, sampai sekarang konflik masih terus berlangsung. Bersamaan dengan keluarnya pernyataan Kemenlu Syria soal proposal Liga Arab, Damaskus juga mengumumkan soal latihan perang yang baru saja dilakukan militernya. Latihan perang yang digelar akhir pekan lalu itu, konon, sengaja diadakan rezim Assad sebagai ajang pamer atau unjuk kekuatan. Meski ditekan berbagai pihak, presiden 46 tahun itu berusaha menunjukkan kepada dunia bahwa dia masih berkuasa. Kemarin media Syria melaporkan bahwa latihan perang itu berjalan lancar dan sukses. Selain personel angkatan darat, pasukan udara pun terlibat dalam latihan militer tersebut. “Latihan itu sengaja dirancang semirip mungkin dengan perang sungguhan. Bahkan, beberapa rudal juga diujicobakan,” tulis media pemerintah Syria kemarin. Namun, dalam pernyataannya, Makdissi mengatakan bahwa latihan perang itu merupakan bagian dari aktivitas rutin militer Syria. “Latihan dan manuver itu adalah latihan rutin dan sudah kami rancang beberapa waktu sebelum batas waktu ultimatum Liga Arab berakhir,” terangnya. Hanya, dalam latihan perang pekan lalu itu, militer Syria menambahkan uji coba rudal. “Latihan perang sekaligus uji coba rudal itu dilakukan untuk menguji kemampuan dan kesiapan militer Syria dalam menghadapi agresi dari pihak luar,” lapor stasiun televisi pemerintah kemarin. Media tersebut menambahkan, hasil latihan perang pekan lalu menunjukkan bahwa militer dan sistem rudal Syria sangat siap menghadapi serangan dari manapun. Oktober lalu, Assad sempat melontarkan ancaman pada negara-negara Timur Tengah terkait campur tangan dalam konflik di Syria. “Jika Barat terus mengintervensi Syria, seluruh Timur Tengah akan membara dan berubah menjadi puluhan Afghanistan,” ancamnya. Seperti Iraq, Syria juga memiliki rudal Scuds yang bisa dengan mudah menghancurkan Israel. (AFP/AP/hep/dwi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: