Mati Lampu Warnai Pra-UN Online

Mati Lampu Warnai Pra-UN Online

Cemas Terulang, SMKN 1 Anjatan Surati PLN ANJATAN– Mati lampu sempat mewarnai pelaksanaan simulasi Ujian Nasional (UN) dengan sistem Computer Based Test (CBT) di SMK Negeri 1 Anjatan. Tak mau kejadian berulang saat hari H pelaksanaan, panitia UN online melayangkan surat kepada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan Jaringan (APJ) Cirebon dan Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) Haurgeulis. “Sudah dilayangkan dan didatangi juga untuk memas­tikan surat telah sampai dan PT PLN diharpkan turut mendukung pelaksanaan UN agar tidak terjadi gangguan listrik. Kalau jaringan internet, sudah diuji coba dan insya Allah aman,” kata Kepala SMKN 1 Anjatan, Drs H Ece Rachmat Rustanda MMPar, kepada Radar disela simulasi UN Onlien terakhir, Sabtu (11/4). Kesiapan jaringan lis­trik, lanjut dia, sangat mem­pengaruhi jalannya ujian yang dimulai, Senin-Kamis (13-16/4). Sebab soal-soal UN online disalurkan lewat jaringan internet melalui perangkat komputer, be­gitupun siswa dalam men­jawab ujian langsung via jaringan internet. Bila jaringan listrik dan internet terganggu, tentu  akan menjadi persoalan serius bagi siswa. “Satu kelemahan yang dimiliki oleh sistem UN online adalah ketergantungannya dengan listrik. Tanpa adanya listrik UN online ini tak akan bisa dilakukan. Apalagi sekolah kami tidak ada genset. Bayangkan saja ketika ditengah pelaksanaan ujian listriknya mati. Semua PC akan mati, konsentrasi siswa pasti terganggu,” bebernya. Meski demikian, pihaknya telah mempersiapkan serangkaian antisipasi untuk menghindari aliran listrik yang sewaktu-waktu bisa mati. Pertama dengan setting recovery yang memungkinkan komputer  menyimpan secara berkala hasil isian siswa. Sehingga, bila terjadi sesuatu terutama mati listrik, siswa tak perlu mengulang dari awal. “Kita telah melakukan uji coba untuk kendala ini dan berhasil. Namun, sebisa mungkin jangan sampai terjadi kendala teknis yang menghambat pelaksanaan UN online. Bila keadaan tak mampu ditanggulangi, terpaksa peserta mengikuti UN dengan soal dan lembar jawaban UN secara manual menggunakan kertas,” katanya. Ece menambahkan, SMKN 1 Anjatan merupakan salah satu sekolah yang ditunjuk untuk pilot project UN CBT di Kabupaten Indramayu. Untuk persiapan bisa dikatakan 100 persen. Seperti diketahui, sebanyak 237 calon peserta UN online dari jurusan multimedia, broadcasting, akomodasi per­hotelan, kesehatan, farmasi dan teknik kendaraan ringan telah mengikuti serangkaian uji coba. Mulai dari simulasi yang dilakukan dua kali dan praktek langsung ketika pra-UN. Untuk kelancaran pelak­sanaan UN online ini, SMKN 1 Anjatan sudah mempersiapkan empat ruangan dengan jumlah 79 unit komputer/ laptop atau 1/3 dari jumlah peserta. Sedangkan untuk antisipasi gangguan jaringan komputer dan internet, disiapkan proxtor. Dalam pelaksanaannya nanti, setiap hari ada tiga sesi dengan durasi waktu masing-masing 120 menit. Sesi pertama dimulai pada pukul 07.30 hingga 09.30 WIB. Sementara sesi kedua akan dimulai pada pukul 10.30 hingga 12.30 dan sesi ketiga pukul 14.00 hingga pukul 16.00. Pada hari pertama, siswa akan mengerjakan soal bahasa Indonesia. Pada hari kedua, ketiga dan keempat, mata pelajaran yang diujikan berturut-turut yakni, ma­tematika, bahasa Inggris dan teori kejuruan pada hari terakhir. “Saya yakin anak didik kami telah familiar dengan komputer dan internet. Sehingga tidak perlu khawatir lagi dengan ujian online,” ucapnya. Penerapan UN Online di SMKN 1 Anjatan, tambah dia, berdasarkan Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 017/H/EP/2015 tanggal 20 Maret 2015 dan sudah dilakukan verifikasi oleh Dirjen Pendidikan dan Kebudayaan atas sarana dan prasarana yang dimiliki. Kriterianya dengan mem­perhatikan beberapa hal, diantaranya adalah situasi dan kondisi daerah. Khusus bagi sekolah yang terakreditasi A, memiliki ketersediaan fasilitas jaringan internet yang memadai, kelengkapan komputer disekolah, asu­pan listrik, dan kesiapan se­kolah itu sendiri untuk melak­sanakan UN online. (kho/adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: