Jawa Pos Koran dengan Pembaca Terbanyak

Jawa Pos Koran dengan Pembaca Terbanyak

JAKARTA- Lembaga riset asal Australia, Roy Morgan menetapkan Jawa Pos (Radar Cirebon Group) sebagai koran terbaik nasional sepanjang tahun 2014. Dalam riset yang dilakukan Roy Morgan, Jawa Pos setiap hari dibaca rata-rata 1,4 juta orang sehingga mampu mengalahkan tiga koran besar pesaing terdekatnya. “Untuk kategori Newspaper of The Year Indonesia kali ini saya melihat persaingan yang sangat ketat antara beberapa media besar, seperti halnya persaingan di industri otomotif dan lainnya. Perbedaan angkanya bahkan sangat tipis. Ada empat nominator yang paling besar yaitu Jawa Pos, Kompas, Poskota, dan Suara Merdeka. Tapi pemenangnya adalah Jawa Pos,” ujar Debnath Guharoy, Regional Direktur Asia Pasific Roy Morgan di Graha CIMB Niaga kemarin (15/4). Direktur Roy Morgan Research Irawati Soekirman mengatakan bahwa penentuan pemenang kategori Newspaper Of The Year 2014 berdasarkan jumlah pembaca atau readership. Dia mengakui beberapa koleganya terkejut mengetahui Jawa Pos yang menang. “Jawa Pos walaupun gedenya di Jawa Timur tapi jumlah pembacanya gede banget,” ungkapnya. Dari sisi penyebaran, koran Jawa Pos memiliki pembaca yang lebih loyal karena selain masuk di kota-kota besar, koran Jawa Pos juga menyasar desa-desa terpencil. Ira menilai, penyebaran Jawa Pos yang hanya terpusat di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali terbukti tidak menjadi alasan kuat jumlah pembacanya akan lebih kecil dibanding koran yang penyebarannya merata di seluruh Indonesia. “Hitungan kami readership Jawa Pos jumlahnya sekitar 1,4 juta, sementara Kompas 1,2 juta. Bedanya hanya sekitar 200 ribu pembaca saja. Tidak terlalu besar tapi angka itu cukup besar buat media-media kecil lainnya,” kata dia. Ira melanjutkan, angka 1,4 juta pembaca adalah jumlah total jumlah pembaca rata-rata sepanjang tahun 2014 lalu. Untuk mendapatkan angka itu, Roy Morgan memberikan questioner kepada lebih dari 26 ribu responden yang ada di Indonesia. “Kami survei di provinsi-provinsi besar saja, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi. Tapi kita tidak melakukan survei ke daerah-daerah yang terlalu timur ya,” tambahnya. Setiap responden tersebut diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam questioner. Salah satunya mengenai koran apa yang mereka baca. Dari hasil itu kemudian diolah memakai metode tertentu plus pembobotan sehingga ditemukan angka yang mendekati kenyataan. “Ini metode yang fair, bukan oplah yang kita hitung tapi jumlah pembacanya. Karena setiap satu lembar koran itu bisa dibaca 4-5 orang,” jelasya. (wir/kim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: