3.000 Ton Batu Hambat Pencarian

3.000 Ton Batu Hambat Pencarian

Baru Berhasil Angkat Ekskavator, Basarnas pun Meminta Maaf ke Keluarga Korban CIREBON- Tak mudah menca­ri lima korban yang masih tertim­bun longsoran bebatuan di Gunung Kuda. Hingga kema­rin (27/4), tim gabungan yang melakukan pencarian tak berhasil me­nemukan para korban yang tertim­bun sejak Minggu (26/4). Sekitar 3.000 ton longsoran bebatuan di Gunung Kuda menjadi hambatan bagi tim untuk melakukan pencarian. Hujan deras yang mengguyur sepanjang siang kemarin membuat proses evakuasi dihentikan pada pukul 15.15. Tim Basarnas memutuskan melanjutkan proses evakuasi hari ini. “Kalau dipaksakan malam juga kami tidak berani karena membahayakan. Besok (hari ini, red) kita akan lanjutkan,” ujar Kepala Kantor Basarnas Jawa Barat, Anggit M Satoto. Anggit mengatakan, pencarian korban dihentikan karena ketidakpastian cuaca. Usai hujan reda pun, pencarian tidak dilanjutkan lantaran khawatir longsor susulan terjadi. Hingga kemarin, tim Basarnas baru berhasil mengevakuasi bangkai ekskavator yang ringsek akibat tertimbun bebatuan. Pengangkatan bangkai ekskavator itu diakui Anggit menjadi salah satu tahapan yang harus dilalui. Karena selama ini bangkai ekskavator menutupi akses jalan untuk melakukan evakuasi korban. “Hari ini (kemarin, red) memang kita baru evakuasi beko sekaligus membuka jalan untuk evakuasi selanjutkan. Target kita mudah-mudahan besok bisa kita temukan korban,” ujar dia. Selain cuaca, Anggit mengatakan minimnya kendaraan berat juga membuat proses evakuasi berjalan lambat. Pasalnya hanya ada 3 ekskavator yang dioperasikan untuk mengangkat sekitar 3.000 ton longsoran Gunung Kuda. “Sebenarnya ada 5 alat berat, 4 beko dan 1 breaker. Tapi 1 beko dalam kondisi rusak, sehingga yang dioperasikan hanya 3 beko. Sementara breaker tidak sering kita gunakan karena menimbulkan getaran. Sehingga dikhawatirkan bila digunakan akan menimbulkan longsor susulan,” lanjutnya. Melihat kondisi saat ini, Anggit mengatakan Gunung Kuda memang sudah dalam kondisi rawan longsor. Mengingat kecuraman sudah mencapai 70 derajat dengan kondisi pondasi bawah sudah digali. Ditanya kemungkinan kondisi korban yang tertimbun, Anggit mengatakan dari kondisi longsoran yang ada, kecil kemungkinan korban bisa selamat. “Melihat kondisi seperti ini, kami memohon maaf pada keluarga korban, karena kecil kemungkinannya korban dalam kondisi selamat,” tuturnya. Tim Basarnas sendiri akan terus berupaya untuk bisa menemukan lima petugas yang tertimbun reruntuhan longsor Gunung Kuda itu. Biasanya, untuk mengangkat longsoran saja dibutuhkan waktu sekitar satu pekan. “Kita berharap ada alat berat tambahan, sehingga proses evakuasi bisa cepat selesai dan korban bisa ditemukan,” tukasnya. Sementara itu, para pekerja tambang batu alam yang tewas tertimbun belum terdaftar sebagai peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan. Pasalnya setelah dilakukan investigasi, para pekerja tambang itu tidak didaftarkan dalam BPJS Ketenagakerjaan. “Padahal ini termasuk dalam kategori kecelakaan kerja dan ahli waris seyogyanya mendapatkan santunan 48 kali gaji. Namun ternyata tempat korban bekerja tidak mendaftarkannya ke BPJS Ketenagakerjaan,” ujar Kepala Bidang Pemasaran BPJS Ketenagakerjaan Cirebon, Uus Supriyadi, Senin (26/4). Sesuai dengan UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penye­leng­gara Jaminan Sosial, setiap pemberi kerja/perusa­haan wajib mendaftarkan tena­ga kerjanya pada BPJS Ketenaga­kerjaan yang meliputi pro­gram Jaminan Kematian (JKM), Ja­minan Hari Tua (JHT) dan Ja­minan Kecelakaan Kerja (JKK). Menurut Uus, selama ini masih banyak pemberi kerja atau perusahaan yang enggan mendaftarkan tenaga kerjanya pada Program BPJS Ketenagakerjaan. Padahal program ini sangat membantu perusahaan ketika para pekerjanya mengalami risiko sosial, seperti kecelakaan kerja, kematian, maupun ketika pekerja kehilangan pekerjaannya. “Kami tentu mengimbau perusahaan yang belum mendaftarkan tenaga kerjanya, untuk segera didaftarkan ke BPJS Ketenagakerjaan. Dengan terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan, karyawan akan tenang dalam bekerja,” imbuh Uus. Seperti diberitakan, tambang batu alam di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, longsor hari Minggu (26/4) sekitar pukul 11.00. Akibatnya, dua orang meninggal dunia dan lima lainnya masih dalam proses pencarian. Tidak hanya korban jiwa, reruntuhan longsor juga menimbun sejumlah alat berat seperti beko dan dump truck. Saat longsor, 10 orang diketahui sedang berada di area itu. Tapi tiga di antaranya berhasil menyelamatkan diri, sedangkan tujuh orang lainnya tertimbun reruntuhan yang menerjang dari ketinggian 70 meter tersebut. Sejauh ini baru jasad Tabroni (usia diperkirakan 40 tahun) warga Kabupaten Indramayu, dan Maheni (30) warga Palimanan, Kabupaten Cirebon, yang sudah ditemukan. Sementara para korban yang masih hilang, antara lain anggota Polsek Klangenan, Brigadir Samsul Anwar (40), Edi (40) salah satu operator beko, kemudian Rehan (20) dan Edo (30) warga Cikalahang, Kabupaten Cirebon, dan seorang lagi diduga bernama Masani. (kmg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: