Pertemuan Klub dan Kemenpora Deadlock

Pertemuan Klub dan Kemenpora Deadlock

 Kompetisi Idealnya Baru Bisa Diputar   Juni Mendatang JAKARTA  - Harapan pencinta sepak bola Indonesia untuk menyaksikan tim kebanggaan mereka di Indonesia Super Legue (ISL) kembali pupus. Itu setelah pertemuan antara PT Liga Indonesia serta klub-klub ISL bersama pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) di Kantor Kemenpora, Senayan Jakarta, tadi malam (27/4) berakhir deadlock. Penyebabnya adalah, 18 klub yang datang bersama PT LI tersebut enggan mengikuti permintaan Kemenpora yang menginginkan kompetisi berjalan di bawah Tim Transisi PSSI melainkan harus di bawah PT Liga Indonesia. \" Itu pun Pak Menteri harus lebih dulu mencabut surat keputusan pembekuan terhadap PSSI,\" kata Rocky Bebena, Sekretaris Umum Persipura. Menurut dia, karena bila PSSI yang saat ini berada di bawah kendali Ketua Umum yang baru La Nyalla Mattalitti itu tetap masih dibekukan, maka secara otomatis semau aktivitas sepak bola juga tidak bisa diakui oleh AFC (Asian Football Confederation) dan FIFA (Federasi Sepak Bola Internasional. “Padahal,  keinginan semua klub adalah harus bermain di kompetisi resmi yang diakui oleh semua federasi,\" tegasnya. General Manajer Pusamania Borneo FC Aidil Fitri mengatakan bahwa, sejatinya pertemuan tersebut bisa menghasilkan sebuah keputusan yang strategis bagi perkembangan sepak bola tanah air. Hanya saja, semua berubah setelah Menpora Imam Nahrawi berpamitan untuk meninggalkan ruangan pertemuan sebelum adanya kesimpulan. “Itu yang membuat semua perwakilan klub berpikir ulang, karena posisi pak menteri adalah pengambil keputusan. Dan, tentu kami tidak mau rapat hanya dengan para deputi saja, kalau mau rapat, ya harus di pimpin oleh Pak Menteri dong, \" kata Aidil. \"Intinya pertemuan hari ini deadlock,\" teriak pria berbadan subur itu sesaat keluar dari ruangan rapat. Sebelumnya, Imam Nahrawi mengatakan bahwa dia memang harus meninggalkan ruang rapat yang berlangsung sejak pukul 16.45 WIB itu lebih cepat.  Dengan alasan, dia sedang memiliki tugas pemerintahan di Manado, dan jadwal penerbangannya sudah mepet.  \"Tapi, tadi sudah saya sarankan ke PT Liga agar kompetisi harus bisa digelar secepatnya,\" ujarnya. Sementara itu Chief Executive Oficer (CEO) PT Liga Indonesia Joko Driyono membenarkan instruksi dari Imam Nahrawi tersebut. Hanya saja, dia tidak langsung mengiyakan permintaan sang menteri itu. Dengan alasan mereka harus rundingkan kembali dengan anggota Executive Committe PSSI. Rencananya, Joko akan mengadukan permintaan Menpora ke Exco PSSI tersebut pada 2 Mei mendatang. “Semoga ada keputusan di tanggal itu, karena mereka (Exco PSSI, red) juga memilik pertimbangan yang harus kami dengarkan,\" harap Joko.\" “Tapi, tidak mudah juga untuk memutuskan jadwal kompetisi bisa digelar secepatnya juga, karena kami juga harus mempertimbangkan jadwal dan agenda timnas secara terperinci dan cermat,\" lanjut pria yang juga mantan Sekjen PSSI ini. Joko lantas menjelaskan, kalaupun kompetisi digelar, idealnya dilakukan pada pertengahan Juni. Karena, kalau digelar bulan Mei, itu pun tidak akan efektif karena harus terpotong dengan agenda training center Timnas U-23 sepanjang Mei. Tidak hanya itu, jadwal pertandingan Timnas U-23 di SEA Games Singapura yang akan berlangsung mulai awal Juni mendatang. Dalam pertemuan tersebut, total 18 klub ISL hadir, termasuk Persebaya Surabaya dan Arema Cronous yang selama ini menjadi penyebab utama PSSI dibekukan. Humas Menpora Gatot S Dewa Broto mengatakan bahwa dua tim tersebut memang sengaja diundang karena telah menunjukan tanda-tanda rekonsiliasi untuk menyudahi dualisme di internal klub masing-masing.  (dik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: