Tembok Pertama Juara Bertahan

Tembok Pertama Juara Bertahan

JAKARTA -  Perjalanan panjang  M88 Aspac  Jakarta untuk mempertahankan tahta jaura liga basket kasta tertinggi tanah air,  dimulai.  Namun jalan yang  ditempuh tidaklah mudah. Tim polesan Rastafari Horongbala tersebut akan dihadang oleh Garuda Kukar Bandung dalam laga big match hari pertama IndiHome NBL Indonesia Championship Series 2015, di Hall Basket Senayan, hari ini (2/5). Di atas kertas, Aspac memang lebih diunggulkan. Back -to-back Champion NBL Indonesia itu tidak hanya memiliki tradisi yang baik di babak playoff dengan selalu memenangi laga perdana. Namun tim asal Ibukota tersebut juga memiliki skuad yang lebih merata. Namun berbeda dari musim sebelumnya, lawan yang dihadapi oleh Aspac musim ini bukanlah tim yang mudah ditaklukkan, begitu saja  yakni Garuda. Jika lengah sedikit saja, bukan tidak mungkin  Xaverius Prawiro dkk akan tersungkur. Hal ini pula yang diwaspadai oleh Ebrahim Enguio \" Biboy \" Lopez. Karakter tim Garuda yang memiliki gaya defense ngotot di tiap gamenya,membuat timnya harus berkerja ekstra keras untuk bisa merebut kemenangan. Apalagi Faruda juga mengalami grafik permainan yang meningkat. ”Mereka tim yang sangat  sulit dikalahkan. Jika ingin menangn, tidak hanya fisik mental kami juga harus lebih kuat daripada mereka. Satu hal yang pasti, jika kami ingin menang maka harus  memenangi rebound. Jadi saya akan bantu big man kami, untuk memenangi rebound,\" ujar Biboy, kemarin (2/5). Lebih spesifik lagi, asisten pelatih Aspac,Antonius Joko Endratmo mengatakan bahwa offensive rebound dari tim asal Bandung itu yang harus ditekan, untuk menghidari timnya dari situasi second chance point . Terlebih dari statistik musim regular, Garuda merupakan menduduki peringkat tiga terbaik dalam hal offensive rebound (405). “Selain itu kontribusi pemain bench mereka juga meningkat. Jadi tidak boleh ada defense longgar, siapapun pemainnya kami harus memperlakukannya sama, semua harus tight defense,\"  ujar  coach Joko. Di sisi lain, pelatih Garuda Tjetjep Firmansyah, sadar bahwa timnya berada dalam posisi yang tidak diunggulkan. Namun dirinya beharap nama besar dan status Aspac sebagai jaura bertahan dua kali beruntun tidak membuat anak asuhnya silau dan ciut nyali.  Baginya mental tetap memainkan peranan penting pada laga-laga di babak championship series. “Saya sudah bilang ke anak-anak bahwa tidak ada sesuatu yang tidak bisa, selama kita berusaha. Sebab dalam pertandingan seperti ini, menang kalah itu ada di bagaimana cara berpikir.  Jadi tetap mental itu yang penting,\" ujar coach Tjetjep. Namun mantan pelatih timnas basket SEA Games Myanmar 2013 itu, tidak memungkiri bahwa dibutuhkan usaha yang lebih untuk membawa pulang kemenangan.  Sebab Aspac dijejali dengan shooter-shooter yang telah matang. “Tapi apakah dengan itu kami menyerah? kan nggak juga. Mental eksekusi anak-anak harus kuat, karena sebagus apapun strateginya kalau mental tidak ada disana, juga percuma,\" ungkapnya. Tetapi dirinya tetap mengingatkan agar anak asuhnya tampil disiplin dan mampu mengimbangi permainan cepat Aspac, terutama menghindari kecolongan poin dari situasi-situasi fast break. (mid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: