Klub Tak Ikut Kompetisi Disanksi
Kemenpora Segera Gulirkan Liga Indonesia yang Dihentikan PSSI SURABAYA - Kemenpora terus menyetel dengan kencang persiapan untuk menggeber kembali kompetisi Liga Indonesia yang dihentikan oleh Anggota Komite Eksekutif PSSI pada 2 Mei lalu. Salah satunya dengan membuat roadmap serta blueprint. Sebagaimana diketahui sebelumnya, Menpora Imam Nahrawi, setelah membentuk tim transisi, sebenarnya sudah berusaha untuk menggandeng PT Liga Indonesia sebagai operator liga agar bersedia bekerjasama dalam memutar roda kompetisi. Namun, keengganan yang diperlihatkan oleh organisasi pimpinan Joko Driyono dalam bergandengan tangan bersama Kemenpora, dengan alasan PT LI merupakan produk dari PSSI yang dibekukan, serta tidak mungkin memutar kompetisi dalam waktu cepat, membuat tim transisi dihadapkan pada pilihan untuk segera mencari operator liga baru. Masalah lain timbul disaat klub-klub dengan kompak menyatakan tidak bisa mengikuti kompetisi yang dibentuk Kemenpora dengan alasan bahwa mereka ragu kompetisi itu akan diakui oleh FIFA. Selain itu, mereka mempertanyakan mengenai perangkat pertandingan seperti wasit, maupun pengawas pertandingan yang semuanya diambil dari PSSI. Imam pun menanggapi argumentasi dari klub kontestan Ligina itu dengan sedikit satir. \"Silahkan saja kalau nggak mau ikut pemerintah. Nggak apa-apa. Memangnya hidup di dunia mana. Fasilitas yang punya juga pemerintah,\" ujarnya ketika mengikuti jalan sehat yang berlangsung di Parkir Timur Plaza Surabaya kemarin pagi (10/5) tersebut. Dirinya menyatakan, kekhawatiran klub-klub bahwa nantinya kompetisi itu tidak akan diakui oleh induk sepakbola dunia tersebut sangatlah berlebihan. \"Sebab, sepertinya kami dikira tidak paham dengan statuta FIFA. Padahal kami paham sekali akan hal itu,\" tutur menteri asal Bangkalan, Madura itu. Bahkan, Imam mengaku sudah sering kali berkirim surat dengan organisasi pimpinan Sepp Blatter dalam menjelaskan kondisi terkini sepakbola tanah air. \"Namun, nampaknya mereka sedang berkonsentrasi dalam menggelar kongres luar biasa. Jadi suasana politiknya sedang panas,\" imbuhnya. Bapak tujuh anak itu melanjutkan, dirinya mempersilahkan kepada klub jika memang bersikukuh untuk tidak ikut kompetisi dibawah Kemenpora. \"Sanksi yang akan dijatuhkan juga masih belum dipikirkan. Sebab, itu merupakan wewenang dari tim transisi,\" ucapnya. Namun, Imam memastikan bahwa pemerintah tidak perlu khawatir dengan beberapa orang yang berpikiran sempit dengan solusi yang ditawarkan oleh Kemenpora dalam memperbaiki sepakbola nasional. \"Masih banyak klub usia muda seperti SSB (Sekolah Sepak Bola) yang masih bisa kami arahkan dan kami persiapkan dalam membentuk timnas Indonesia yang kompetitif,\" tuturnya. Lebih lanjut, politikus dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berusia 41 tahun itu mengatakan terus mengintensifkan rancangan roadmap dan blueprint terkait dengan mekanisme kompetisi. Dirinya ingin supaya kompetisi bisa berjalan secara terarah terukur. Termasuk, dengan memperhitungkan berbagai agenda pertandingan internasional yang mesti dijalani oleh timnas Garuda. Sesuatu yang menjadi pokok keberatan PT LI. \"FIFA sendiri setelah membaca rancangan yang kami ajukan akan sangat berterima kasih karena membantu mekanisme tata kelola dan yang penting, sudah sesuai dengan Statuta FIFA serta tidak terlepas dari hukum positif yang ada di negeri ini,\" tandasnya. (apu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: