Bupati Tegaskan Tak Ada Paham Radikal

Bupati Tegaskan Tak Ada Paham Radikal

Guru Sekolah Sebut Tidak Ada Perilaku Siswa yang Aneh SUMBER - Bupati Drs H Sunjaya Purwadisastra MM MSi membantah jika ada dua SMA di Kabupaten Cirebon yang terindikasi paham radikal. Setelah dilakukan pengecekan oleh Dinas Pendidikan, paham radikal tidak terbukti ada di sekolah-sekolah Kabupaten Cirebon. “Begitu dicek kepala dinas, itu (paham radikal, red) tidak terjadi dan tidak ada. Kadis melaporkan pada saya, ternyata sudah dicek kalau itu tidak terbukti dan hanya isu,” tegasnya usai melakukan uji coba teleconference di ruang rapat bupati, kemarin (11/5). Menurutnya, hal tersebut merupakan kabar burung. Meski demikian, bupati meminta masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan. Tidak hanya pihak sekolah, namun seluruh elemen masyarakat diminta untuk bisa terus mengawasi perkembangan anak-anaknya. “Saya mengimbau agar sekolah selalu mengawasi anak didiknya. Juga para orang tua, harus mencermati dan mengecek keberadaan anak-anaknya. Karena anak didik ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi juga orang tua murid,” tukasnya. Sunjaya pun berharap ke depan, tidak lagi muncul isu-isu tentang paham radikalisme di Kabupaten Cirebon. Pemerintah Kabupaten Cirebon sendiri selalu berupaya mendeteksi secara awal tentang keberadaan paham radikal. “Insya Allah tidak terjadi untuk siswa yang masuk ISIS atau Islam radikal. Ini hanya letupan-letupan saja, dan mudah-mudahan Kabupaten Cirebon bisa menjadi lebih kondusif,” lanjutnya. Sementara itu, koran ini mencoba mendatangi sekolah yang diduga terindikasi paham radikal. Saat mencoba mengonfirmasikan, pihak sekolah yang diwakili wakasek, membantah jika terdapat siswa di sekolahnya yang mulai berperilaku aneh seperti menolak pelajaran sejarah atau upacara bendera. Hingga saat ini diakuinya tidak ada keluhan dari guru-guru sejarah, ataupun guru lainnya. “Selama ini tidak pernah ada keluhan dari guru sejarah atau guru lain. Kalau pun ada siswa yang terindikasi paham radikal, biasanya kan sifatnya aneh, tapi ini semua baik-baik saja. Tidak ada yang menolak pelajaran IPS atau yang lainnya,” tukasnya. Diberitakan sebelumnya, GP Anshor Kabupaten Cirebon mencatat sedikitnya dua sekolah di Kabupaten Cirebon terindikasi paham radikal. Hal itu dibuktikan dengan adanya siswa yang mulai menolak pelajaran IPS, khususnya sejarah dan tidak mengakui bendera merah putih sebagai simbol negara. (kmg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: