Tiba-tiba Uang Rp2 M Itu Habis
KUNINGAN - Lika-liku pelaku pengabdi agama dan negara di sejumlah desa menarik untuk diketahui publik. Salah satunya dialami Ustad Muhammad Salman dari Desa Dukuhdalem Kecamatan Japara. Dia tak merasa disokong pemerintah, padahal pengabdiannya untuk generasi penerus bangsa. Salman tergolong pria yang ingin mendarmabaktikan dirinya untuk mendidik generasi penerus. Di lingkungan tempat tinggalnya, dia mengaplikasikan ilmu agama dengan mengajari anak-anak mengaji. Pengabdian tersebut mulai dirintisnya sejak 2004 silam. Hingga kini, berdiri TPA dan DTA. “Karena belum ada tempat, saya jadikan rumah sebagai tempat mengajar. Dalam menjalankan tugas ini, saya dibantu oleh istri saya. Hingga akhirnya kami pun mendapatkan izin resmi dari Kemenag pada tahun 2008,” tutur Salman kepada Radar, kemarin (14/5). Lambat laun, dari murid yang hanya 20 anak, terus mengalami penambahan. Saat ini murid yang ikut belajar di lembaga pendidikannya itu mencapai 70 anak. Salman berpikir untuk membangun ruang kelas agar proses kegiatan belajar mengajar berjalan lancar. Begitu pula musala, diyakini sangat menunjang proses KBM serta untuk keperluan ibadah masyarakat. “Kami coba bangun di samping rumah. Saya coba mencari donatur yang ikhlas. Alhamdulillah pemondasian bisa dilakukan. Namun jujur saja, dana untuk pembangunannya jauh dari cukup,” ucapnya. Selama bertahun-tahun menjalani proses pengabdian umat, Salman enggan untuk meminta bantuan dari pemerintah. Dia terpengaruh oleh cerita orang-orang yang mengatakan, pengajuan permohonan bantuan ke pemerintah berbelit-belit. Namun lantaran dana yang dibutuhkan begitu besar, dirinya mencoba untuk mengajukan ke pemda. “Saya coba ajukan proposal ke pemda setahun lalu. Tapi ternyata sama sekali tidak direspons. Hingga delapan bulan kemudian saya coba tanyakan. Karena mau ngasih ataupun tidak, mestinya ada jawaban,” ungkapnya. Diceritakan, Salman mendatangi pemda sekali dan mendatangi kediaman pejabat yang mengurusi hal itu dua kali. Hingga akhirnya dia memberanikan diri untuk menemui Bupati Hj Utje Ch Suganda secara langsung. “Waktu itu saya bersyukur karena ibu bupati sangat merespons. Bahkan keluar rekomendasi kepada Bagian Kesra Setda untuk memberikan bantuan. Setelah itu Pak Toto Toharudin selaku kabag kesra mengatakan, TPA kami memang perlu dibantu. Dia juga menyebutkan ada alokasi dana Rp2 miliar untuk bantuan keagamaan,” sebut Salman. Namun setelah ditunggu beberapa bulan, kucuran bantuan tetap saja tidak turun. Bahkan setelah pihaknya mencoba mengkonfirmasi, muncul keterangan terbaru bahwa uangnya sudah habis. “Saya tidak habis pikir, kenapa kok urusan dengan birokrasi itu seperti ini. Padahal saya berpikir ini untuk kepentingan ummat dan kepentingan negara. Saya mencoba membantu pemerintah dalam pembangunan masyarakat Kuningan dengan visi agamis. Saya juga mencoba membantu pemerintah dalam membentengi generasi penerus agar tidak terjerumus narkoba, jadi PSK, apalagi jadi pemimpin korup setelah dewasa nanti,” paparnya. Kabag Kesra Setda, Drs H Toto Toharudin MPd saat hendak dikonfirmasi, ponselnya tidak aktif. (ded)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: