Cuaca Ekstrem, Hingga Mei Tembus 586 Kasus

Cuaca Ekstrem, Hingga Mei Tembus 586 Kasus

CIREBON - Masyarakat Kabupaten Cirebon dimbau untuk mewaspadai cuaca ekstrem. Karena kasus demam berdarah di Kabupaten Cirebon meningkat tajam jika dibandingkan tahun sebelumnya. Kepala Seksi P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Nanang Ruhyana mengatakan, hingga 15 Mei 2015, peristiwa demam berdarah dangue (DBD) di Kabupaten Cirebon tercatat 586 kasus. Angka ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang hanya 857 kasus selama satu tahun. “Tahun ini, hingga Mei sudah tercatat 586 kasus, dengan kasus meninggal 26 orang, dan ini menjadi perhatian kami,” ujarnya saat ditemui di kantor Dinas Kesehatan, kemarin (19/5). Nanang memprediksi, tingginya kasus DBD di tahun 2015 disebabkan cuaca yang tidak menentu. Cuaca panas dan hujan yang tidak menentu ini membuat jentik nyamuk demam berdarah dengan mudah berkembang. Tidak hanya itu, cuaca ekstrem ini juga membuat daya tahan tubuh masyarakat menurun. “Penyebarannya jadi lebih mudah karena jentik dengan mudah hidup. Beberapa hari terik, lalu hujan,” lanjutnya. Selain itu, tidak dilakukannya fogging fokus penyebaran jentik nyamuk pada akhir tahun 2014 lalu kemungkinan menjadi salah satu penyebab tingginya virus demam berdarah. “Biasanya dilakukan fogging fokus sebelum masa penularan di sekitar November dan Desember. Tapi tahun lalu tidak digelar,” tuturnya. Nanang pun meminta masyarakat untuk tidak menganggap remeh demam yang menyerang anggota keluarganya. Mengingat, kasus meninggal karena demam berdarah kebanyakan disebabkan karena keterlambatan keluarga memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan terdekat. “Kebanyakan setelah demam turun, masyarakat menganggap bahwa penyakitnya sudah sembuh. Padahal siklus penyakit demam berdarah seperti pelana kuda. Setelah demam turun, tidak lama akan tinggi lagi,” tuturnya. Mengenai wilayah endemik, sedikitnya ada 5 kecamatan di Kabupaten Cirebon yang menjadi fokus perhatian dalam penanganan DBD. Kelima kecamatan itu adalah Kecamatan Ciledug, Palimanan, Mundu, Plumbon dan Kedawung. Untuk menekan peredaran penyakit demam berdarah ini, Nanang pun meminta masyarakat untuk kembali menggalakan 3M plus yakni menguras, menutup, mengubur dan memberantas (3M) sarang nyamuk. “Karena 3M plus ini adalah cara yang paling ampuh untuk menekan peredaran penyakit demam berdarah. Sehingga ini yang masih harus digalakkan. Kalau fogging itu hanya membunuh nyamuk dewasa, sementara jentik nyamuknya masih hidup dan bisa berkembang,” tukasnya. (Kmg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: