Akamigas Seminarkan Persoalan Migas Nasional
INDRAMAYU- Akademi Minyak dan Gas (Akamigas) Balongan mengadakan Grand Seminar Nasional Reamigas 2015, Minggu (31/5) di Gedung PGRI, Jl MT Haryono, Indramayu. Seminar yang dihadiri oleh puluhan mahasiswa dan mahasiswi Akamigas Balongan, juga dihadiri Direktur Akamigas Balongan Drs Nahdudin Islami M Si dan para pemateri yang ahli di bidang Migas diantaranya Ir Eri Wahyu Nugroho MT, Bambang Haskara ST, Ir Edi Sartono dan Ir Uus Supriatna MSi. Direktur Akamigas Balongan, Drs Nahdudin Islami mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi seminar yang dilaksanakan BEM, LPM, MPPM dan kepada seluruh mahasiswa yang ikut berkontribusi besar terhadap Akamigas. “Selaku direktur Akamigas Balongan memberikan apresiasi yang sangat tinggi. Apalagi dengan tema yang sangat bagus yaitu Conserving Energy With Innovative Mindset. Dengan diselenggarakannya seminar ini setidaknya bisa menambah wawasan para seluruh mahasiswa,” ujar Nahdudin, kepada Radar. Salah satu pemateri, Ir Edi Sartono mengungkapkan, dalam seminar nasional Reamigas 2015 ada empat tujuan pokok diantaranya memberitahukan sekitar perkembangan energi nasional di Indonesia, menyadarkan pentingnya melesterikan pentingnya energi sebagai salah satu sumber kehidupan masyarakat, mengajarkan peserta cara memanfaatkan sumber daya energi yang ada secara optimal dengan tidak bergantung pada sumber daya energi tertentu dan memberikan kepada peserta mengenai isu krisis energi yang dihadapi Indonesia dan upaya penenggulangannya. “Untuk itu sangat diperlukan perubahan pola pikir mengenai pengelolahan energi. Kebutuhan energi dipenuhi dengan energi fosil memerlukan banyak subsidi, sementara energi terbarukan baru sebagai alternatif. Sumber energi terbarukan yang tidak termanfaatkan adalah menyia-nyiakan karunia Tuhan,” beber kepala Sub Direktorat Penyiapan Program pemanfaatan Energi Direktorat Konservasi Energi tersebut. Edi menambahkan, kondisi dan target bauran energi primer nasional untuk tahun 2013 EBT (Energi Baru dan Terbarukan) masih belum optimal. Sampai saat ini baru dimanfaatkan sekitar lima persen saja, sedangkan gas alam 18 persen, batu bara 31 persen dan minyak bumi 46 persen. Kondisi saat ini berdasarkan Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2014. Dan untuk target pada tahun 2025 sesuai dengan kebijakan energi nasional PP 79/2014 yakni, mengurangi penggunaan energi gas alam sebanyak 22 persen, batu bara 30 persen dan miyak bumi 25 persen. (oni)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: