Lebih Garang
LIVERPOOL- Liverpool selangkah lagi bakal melewati ujian pertamanya di musim ini. The Reds -sebutan Liverpool- berpeluang lolos dari babak kualifikasi Europa League dengan melewati hadangan klub Makedonia FK Rabotnicki. Berbekal kemenangan 2-0 di Makedonia sepekan lalu (29/7), Liverpool praktis hanya butuh seri untuk melenggang ke babak playoff. Kalah, asalkan tidak dengan margin dua gol atau lebih, Liverpool tetap melaju. Masalahnya, kalah, sepertinya, bakal sulit terjadi di Anfield. Alasannya bukan hanya karena tim besutan Roy Hodgson itu akan berlaga di depan publiknya sendiri. Melainkan karena Hodgson sudah leluasa memainkan pilar utama The Reds yang berlaga di pentas Piala Dunia lalu. Sebut saja kapten tim Steven Gerrard, Glen Johnson, Jamie Carragher, Joe Cole, Dirk Kuyt, hingga kiper Pepe Reina. Di pertemuan pertama, nama-nama itu tidak dibawa ke Makedonia. Jika Gerrard cs dimainkan, daya ledak Liverpool tentu bakal lebih greng dan dahsyat. Logikanya, dengan materi pemain kelas dua saja Liverpool bisa menang dua gol tanpa balas di kandang lawan. Apalagi dengan materi pemain kelas satu. “Saya pikir kami merasa lebih rileks setelah kemenangan di pertemuan pertama,” kata Jamie Carragher, defender Liverpool, sebagaimana dilansir di Liverpool TV. “Seperti apa skuad yang akan dimainkan Liverpool tentu bergantung kepada pelatih. Saya memang belum dalam kondisi fisik seratus persen fit, tapi saya selalu merasa seratus persen apabila sudah berada di lapangan,” tambah pemain yang membela tim utama Liverpool sejak usia 18 tahun itu. Carragher merasa dirinya bukan lagi pemain yang merasa harus mendapat tempat sebagai pemain utama. Selain usianya yang semakin senja (32 tahun), skuad yang dimiliki Liverpool musim ini memang memungkinkan persaingan kompetitif antarpemain. “Pemain muda yang kami miliki semakin berkembang dan telah membuktikannya dalam laga di Makedonia. Sedangkan pemain baru yang didatangkan musim ini bagus-bagus,” tutur pemain yang menyandang status home-grown player di regulasi baru Premier League musim ini. Dari kubu lawan, Rabotnicki menganggap laga di Anfield tak ubahnya laga formalitas. Mengejar defisit dua gol, apalagi membalikkannya, tak ubahnya mission impossible. Meski begitu, pelatih Rabotnicki Zoran Stratev meminta pemainnya memberikan yang terbaik. “Kami memang gagal menyulitkan Liverpool pekan lalu. Para pendukung kami memang layak kecewa. Namun, kami punya kesempatan mencobanya lagi meski lebih sulit,” terang Stratev di Daily Mirror. Sementara itu, dari Nyon, Swiss, dikabarkab bahwa UEFA telah menerjunkan tim khusus untuk melakukan investigasi terkait rasisme yang dilakukan fans Rabotnicki di pertemuan pertama lalu. Kala itu, fans Rabotnicki menunjukkan gesture atau gerakan tubuh mirip monyet dengan sasaran dua pemain Liverpool yang berkulit hitam, masing-masing David Ngog dan David Amoo. Ngog sendiri adalah pencetak dua gol kemenangan Liverpool di pertemuan pertama. (dns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: