Mengajar Harus Dengan Hati

Mengajar Harus Dengan Hati

KUNINGAN – Guru yang baik adalah guru yang mampu melihat potensi anak dari sisi yang berbeda. Guru yang baik pun harus mampu mendengar dan mengajar dengan hati. Itulah yang diungkapkan seorang pakar pendidikan anak dari UPI Bandung, Dr H Mubiar Agustin MPd pada saat mengisi seminar nasional pendidikan dasar di Gedung Sanggariang, baru-baru ini. Mubiar menjadi pemateri utama dalam seminar nasional yang diselenggarakan STKIP Muhammadiyah Kuningan. Sedikitnya 700 peserta hadir baik dari kalangan mahasiswa PAUD dan PGSD, maupun dari kalangan umum, tenaga pendidik dan pengamat pendidikan. Dia membawakan materi bertema Menjadi Pendidik yang Menarik dan Menyenangkan. Bukan hanya sekadar teoritis, Mubiar juga dalam menyampaikan materinya dikemas secara menarik dan menyenangkan. Apa yang disampaikan, langsung dipraktekkan dalam materi yang disampaikannya itu. Tak heran jika ratusan peserta tidak merasa bosan atas pemaparan Mubiar. Bahkan, gelak tawa menghiasi penyampaian materi tersebut saking menariknya. “Guru yang baik adalah guru yang mampu melihat potensi anak dari sisi yang berbeda. Terkadang kita melupakan bahwa setiap anak memiliki potensi yang berbeda. Kemudian yang harus diingat, seorang guru harus mampu mendengar dan mengajar dengan hati,” ungkap Mubiar di hadapan ratusan peserta. Dalam kesempatan itu, Mubiar juga menyebutkan kunci mengajar. Menurut dia, seorang guru harus mampu melakukan lima hal. Diantaranya Talk (berbicara), Sing (menyanyi), Read (membaca), Write (menulis) dan Play (bermain). Lima hal ini, imbuhnya, yang akan membuat suasana belajar mengajar menjadi menarik dan menyenangkan. Sebelumnya, tampil Ketua STKIP Muhammadiyah Kuningan, Kasdar Al Ade Saputra MA. Selain menyampaikan sambutan, dia juga menjadi keynote speaker dalam seminar tersebut. Dalam kesempatan itu, petinggi perguruan tinggi yang masih berusia muda itu menyampaikan materi Menjadi Guru yang Unggul dan Berdaya Saing. “Menjadi calon guru yang unggul harus diawali ketika menjadi mahasiswa dengan rajin membaca. Membaca merupakan jendela membuka pengetahuan dan informasi. Guru yang unggul pun harus mampu membentuk karakter diri yang mampu menjadi teladan bagi siswanya,” ungkap Kasdar. Disamping penyampaian materi, terdapat rangkaian lain dalam seminar nasional tersebut. Diantaranya, penampilan tim kesenian Geger Setra STKIP Muhammadiyah yang mampu memukau ratusan peserta. Dilaksanakan pula pemberian PGSD/PAUD Supporting Award bagi mahasiswa berprestasi semester 2, 4, 6 dan 8. Kemudian, pentas kreativitas mahasiswa baik dalam bentuk nyanyian lagu, karate maupun pencak silat. Bahkan panitia juga mengadakan rujak party yang membuat suasana lebih akrab membaur. Ketua Prodi PGSD, Dudung Abdu Salam MPd didampingi sekretarisnya, Ariyanto MPd mengatakan, problem mendasar yang dihadapi dunia pendidikan sekarang ini adalah peningkatan kualitas pendidikan yang sesuai stake holder. Terutama tuntutan lulusan yang punya keterampilan di bidangnya masing-masing. “Kegiatan yang pokok dan mendasar terfokus kepada proses belajar dan mengajar. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang kondusif tidak terlepas dari pemberdayaan dari seluruh konponen-komponen pembelajaran, yaitu guru, murid, tujuan sarana, lingkungan, metode dan evaluasi,” ucapnya. Sistem pembelajaran yang dikembangkan dewasa ini, lanjutnya, adalah pembelajaran terpusat pada siswa  (children centeris). Pusat pembelajaran yang terpusat kepada siswa merubah peran guru dari sebagai sumber informasi menjadi fasilitator dan mediator. Perubahan tersebut mempunyai konsekuensi logis terhadap tugas guru dalam mengajar. “Antara lain, penguasaan materi yang dituangkan dalam pengembangan bahan ajar, pengembangan materi sesuai dengan tuntutan masyarakat, dan penguasaan metode pembelajaran yang lebih komprehenship,” sebutnya. Model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, menurut Dudung, merupakan sebuah keniscayaan bagi semua guru ataupun mahasiswa yang memiliki keinginan menjadi guru. Sebab hal ini dapat menunjang terhadap penciptaan suasana pembelajaran yang kondusif. Selama ini pembelajaran terkesan hanya mengembangkan penguasaan materi, di sisi lain mengesampingkan metode pembelajaran, sehingga terkesan proses pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah dan diskusi. “Akibat dari kurangnya metode pembelajaran yang kurang akomodatif siswa menjadi pasif, jenuh dan tidak fokus kepada materi. Oleh karena itu program studi PGSD STKIP Muhammadiyah Kuningan bermaksud mengadakan kegiatan seminar pendidikan dasar bagi mahasiswa dan umum dalam rangka penguatan wawasan mahasiswa terhadap penguasaan konsep pembelajaran,” kata Dudung. (ded)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: